"Saya punya pengalaman
menarik dengan uang dua puluh ribu rupiah. Selasa lalu (5 Juni 2012), saya
pulang dari Bali. Saat perjalanan pulang dari bandara, driver saya mengisi
bahan bakar di pom bensin dan kesempatan itu saya gunakan belanja di Indomaret.
Saya membeli panganan kecil dan minuman untuk disantap di perjalanan.
Saat saya hendak melakukan
pembayaran, seorang anak remaja bertanya pada kasir, “Mbak, buku ini berapa
harganya?” Dengan cepat petugas itu menjawab, “Dua puluh ribu rupiah.” Anak
remaja itu berkata lagi, “Boleh gak buku ini disimpan jangan dijual, saya akan
kumpulkan uang, nanti kalau sudah punya uang saya beli bukunya.” Petugas itu
menggelengkan kepalanya.
Tanpa berpikir panjang saya
langsung berkata, “Dik, ambil saja bukunya, saya yang bayarin.” Anak itu
terdiam menatap saya tanpa berkata apapun. Maka saya tegaskan lagi, “Bawa
pulang bukunya, itu hadiah dari saya.” Anak remaja itu kemudian menghampiri
saya, menjabat tangan saya, mencium tangan saya berulang-ulang. Tangan saya
basah oleh tetesan air matanya.
Diapun berkata lirih, “Terima
kasih, om. Saya senang membaca buku yang bagus. Saya sering beli buku di tempat
ini.” Sembari menahan air mata haru yang hendak keluar dari mata, saya
tersenyum menatap remaja itu. Saya segera menuju mobil dan membiarkan air mata
keluar membasahi pipi. Saya hanya bisa bergumam, “Oh, betapa banyak anak yang
ingin maju dan berkembang tapi terkendala karena tak punya uang.”
Dua puluh ribu ternyata mampu
membahagiakan seorang anak remaja yang senang membaca. Dua puluh ribu ternyata
juga bisa membuat mata saya berkaca-kaca. Air mata yang meleleh dari mata saya
adalah perpaduan antara rasa haru, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu.
Mari belanjakan dua puluh ribu rupiah untuk hal-hal yang bermakna…
No comments:
Post a Comment