Kemajuan suatu bangsa tanpa
disadari terletak dari kegiatan “menulis”. Banyak bangsa-bangsa yang telah
punah dan tidak dikenali tentang kemajuannya hingga saat ini. Hal tersebut
dikarenakan tidak adanya literatur-literatur yang ditemukan. Kemajuaan ilmu pengetahuan
dan teknologi sendiri tidak terlepas dari kegiatan menulis. Kegiatan
penghimpunan suatu ide dengan menulis akan melahirkan suatu karya yang akan
terus dihimpun, dibaca, diaplikasikan serta dikoreksi oleh para penurusnya.
Seseorang yang gemar menulis, dan
membuat suatu karya yang berbentuk tulisan (seperti buku) ibarat manusia yang
berumur panjang bahkan abadi hidupnya. Hal ini dapat kita buktikan dengan
adanya para pengarang-pengarang buku yang ratusan tahun telah berlalu hidupnya,
akan tetap masih dikenal dan harum namanya hingga sekarang. Sebut saja
ilmuan-ilmuan Islamseperti Imam Syafi’i, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam
as-Suyuti dan masih banyak lagi. Mereka senantiasa menjadi tauladan, dengan
ide-ide dan tulisannya yang selalu dipakai dan dipraktikan sampai saat ini.
Islam sendiri memaknai kegiatan
“tulis-menulis” sebagai media yang sangat urgen dalam kehidupan manusia.
Urgensitas kegiatan tersebut tercermin dalam wahyu yang pertama kali diturunkan
kepada utusan-Nya Muhammad saw.
“Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang Menciptakan,. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar(manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidakdiketahuinya”. (Al-Alaq 1-5)
Pada ayat tersebut sangat jelas
bahwa keberadaan Islam yang risalahnya dibawa oleh nabi Muhammadsaw, mengajak
agar manusia selalu membaca dan menulis. Ayat keempat yaitu “yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam (الذي
علم بالقبم)”atau dapat diartikan pula dengan ”Dia (Allah) mengajarkan dengan
pena(tulisan)”, memberikan
arti bahwa Allah SWT saja mempraktikannya dengan mengajarkan manusia kegiatan
menulis sebagai sarana transefer ilmu dan pengetahuaan. Dari sini, dapat
disimpulkan bahwa salah satu pesan yang pertama dari risalah Islam ialah
menyuruh manusia agar senantiasa “menulis”.
Kalau dalam sebuah hadis
disebutkan “kebersihan adalah sebagian dari iman”, maka kita harus yakin
pula kalau menulis juga merupakan bagian dari iman. Sebab menulis
menyebabkan orang tahu kalau ada hadis yang mengatakan demikian. Andai
menulis tidak ada, atau andai apa yang dikatakan Nabi saw.tidak tertulis,
mungkin sabda-sabdanya kini akan hilang ditelan zaman. Menulislah yang
menyelamatkannya, maka menulis itu sebagai dari pada iman.
Di samping hal tersebut menulis
merupakan saran dakwah yang bernilai ibadah Jariyah (pahalanya akan
terus mengalir kepada penulis). Konsep ini dijanjikan Nabidengan sabdanya yang
artinya antara lain “Barang siapa yang mengajak suatu kebaikan,maka ia akan
mendapatkan sepuluh kali kebaikan orang yang mengajarkannya”.
Hasil sebuah penelitian di
Amerika yang dilakukan oleh seorang Psikolog yaitu Dr.Pennebaker menemukan
berbagai manfaat menulis antara lain; Pertama menulis menjernihkan pikiran. Saat
kita mengalami masalah yang berat dan rumit, menuliskan semua masalah kita
ternyata berdampak positif untuk menjernihkan pikiran kita sehingga akan lebih
memudahkan dalam menyelesaikan masalah. Kedua, menulis dapat mengatasi trauma.
Dengan menuliskan trauma yang pernah kita alami, kita akan lebih mudah
mengelola trauma kita sehingga kita bisa mengatasi trauma tersebut. Mereka yang
tidak menuliskan traumanya lebih rentan dan tidak sembuh dari trauma tersebut. Ketiga, Menulis akan
membantu mendapatkan dan mengingat informasi. Belajar dengan menulis akan
membuat ingatan kita jauh lebih tajam, sebagaimana pepatah “ilmu pengetahuan
itu ibarat sebuah binatang buruan dan tulisan adalah pengikatnya, maka ikatlah ilmu pengetahuan tersebut
dengan tulisan (menulis)”, menulis juga dapat membuat syaraf otak kita
lebih aktif sehingga kita bisa lebih mengingat pelajaran yangkita pelajari. Keempat, menulis membantu
memecahkan masalah. Menulis masalah yang kita hadapi akan membuat kita fokus
terhadap masalah itu dan tidak hanya memikirkannya. Memikirkan masalah saja
akan membuat pikiran dan otak kita kemana-mana. Dan ini yang membuat kita
merasa lebih tertekan. Dengan demikian kita juga akan dengan lebih mudah
mencari solusinya. Oleh karena itu marilah kita mulai membudayakan kegiatan “menulis” sebagai investasi pribadi dan masa
depan.
*tulisan pernah dimuat di Bernas Jogja, 01/08/2013
No comments:
Post a Comment