Oleh : Ramadi Zulhafdi (Pegiat RBK)
Sebuah perjalanan yang panjang membutuhkan waktu
untuk berfikir sejenak tentang langkah-langkah yang seharusnya dilakukan.
Hal-hal tersebut memberikan sebuah pemikiran bagaimana seharusnya berimajinasi
atas sebuah langkah yang akan diterapkan kedepan. Dalam konteks mencari sebuah
jati diri, seseorang dapat dikatakan berhasil apabila ia mampu melewati
rintangan yang menjadi titik balik atau berputar arah atau melawan arus dari
sesuatu yang tidak dilakukan menjadi sebuah kewajiban yang bisa menuntut demi
sebuah kebaikan dan perbaikan di dalam dirinya. Dari sudut pandang berbeda
bahwa passion adalah sebuah ciptaan
maha karya manusia yang telah ia temukan didalam hidupnya dalam mencari arti
hidup sebenarnya. Menemukan the character
of identity merupakan sebuah proses
yang amat pandang dalam mengenal diri sendiri. Sebuah kemampuan apabila
seseorang telah mengetahui keahliannya di bidang tertentu bisa dikategorikan
bahwa seseorang tersebut telah menemukan passion itu sendiri.
Manusia
terdiri dari berbagai macam bangsa, bahasa, agama, suku, daerah, dan lain
sebagainya sehingga menimbulkan keanekaragaman dalam menjalin kehidupan social
dan interaksi social sesama umat manusia. Manusia memiliki sebuah akal yang
berfungsi sebagai penuntun mencari sebuah solusi yang lebih baik didalam
hidupnya. Manusia juga memerlukan bantuan orang lain dalam menjalankan roda
kehidupan sebagai makhluk social, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri
dan melakukan kegiatan sendiri karena manusia pada hakikatnya manusia memiliki
kemampuan yang terbatas dalam segi apapun itu. Apabila kita melihat dari sudut
pandang idealis bahwa manusia dikenal juga sebagai civil society yang hidup berkelompok, bekerja sama, berorganisasi,
dan saling tolong-menolong.
Namun yang terlihat justru terbalik dengan yang
seharusnya dilakukan, realitasnya masyarakat sekarang yang khususnya
diperkotaan lebih menganut paham individualisme dan hal tersebut berdampak
sampai ke perdesaaan. Hal ini menandakan bahwa pemahaman seperti ini sangat
membahayakan apabila telah sampai kepada generasi-generasi berikutnya.
Dalam pandangan yang saya bayangkan bahwa, generasi
sekarang merupakan penentu dari generasi-generasi selanjutnya. Apa yang kita
pikirkan sekarang harusnya bisa ditransmisikan bagi keselamatan generasi selanjutnya.
Manusia dalam dirinya memiliki akal serta indera yang dapat bersinergi untuk
menciptakan segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahwa saya
mengetahui pemikiran manusia bersifat utopis yang tidak pernah terbayangkan
sebelumnya. Pertanyaan sekarang, seberapa lamakah manusia bisa bertahan lama
dalam melanjutkan hidup baik dalam memikirkan dirinya sendiri maupun generasi
dimasa depan?
Pada konteks sekarang telah banyak berkembang
teknologi yang bertujuan untuk mengeksploitasi sumber daya alam baik diatas
permukaan tanah maupun didalam permukaan tanah. Dilandasi dengan pemikiran
manusia yang utopis dan absurd membuat mereka selalu ingin mencari tahu apakah
masih tersisa sumber-sumber kekayaan alam yang ada di setiap daerah, Negara,
atau di seluruh penjuru dunia. Manusia serakah seperti ini sebut saja sebagai
penganut paham capitalis, imperialis, atau kolonialis.
Dalam pandangan saya, mereka telah keluar dari
jalur yang disebut dengan kebersamaan dalam artian saling memberi satu sama
lainnya. Bahkan mereka telah melupakan diri sendiri demi menyembah sebuah benda
mati yang secara materil akan terus berkurang dan hilang. Setelah ini semua
berakhir, apa yang bisa dilihat dan dipakai atau digunakan oleh generasi
selanjutnya? Tidakkah orang-orang seperti itu memikirkan dampak yang sangat
beresiko bagi penghancuran alam semesta.
Kecanggihan teknologi yang dibawa oleh era modern
dan era globalisasi ini, membuat bumi yang kita tinggali ini, apabila ia
menjadi seorang manusia maka ia tidak tahan bahwa kuman yang tinggal didalam
tubuhnya telah menggerogitinya seperti disiksa perlahan-lahan hingga mati dalam
keputusasaan dan menyesal. Sangat tragis apabila kita melihat bumi yang di
analogikan dalam konteks manusia, sebuah kuman yang hinggap didalam tubuh yang
secara perlahan telah menghabiskan bagian tubuhnya satu persatu dan pada
akhirnya akan jatuh dalam keadaan yang mengenaskan.
No comments:
Post a Comment