Oleh: Agam Primadi
Negeri yang aku hinggapi mulai tak ramah.
Orangnya orangya beringas, memangsa satu sama lain.
Mengigit, mengkoyahkan, menelan habis manusia disekitarnya.
Dan orang orang itu aku beri nama mafia.
Penampilannya elegan.
Rambutnya klimis.
Bajunya bermerek.
Retorikanya bak khatib di mimbar masjid.
Tapi dalam tubuhnya berbau busuk.
Busuk sekali,
Seperti bunga bangkai yang ku lihat langsung kemarin sore.
Menyengat hingga pelosok desa.
Mengalahkan fragmentasi getah karet para petani.
Tak sanggup aku menciumnya.
Tak sangup aku melihat lalat itu mulai menghinggapi mulut mungilnya.
Negeriku bukan untuk kau perdagangkan.
Negeriku bukan untuk memperkaya dirimu sendiri.
Wahai engkau para perusak.
Berhentilah sebelum kuasa-Nya yang menghentikan.
Berhentilah sebelum semesta memanggilmu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tulisan Terbaru
Populer
-
”Gerakan Membaca” merupakan suatu gerakan yang harus dipelopori oleh siapa saja dan lebih dari itu, sebagai visi pencerdasan bangsa maka ...
-
Oleh : David Efendi Direktur Rumah Baca Komunitas Anak-anak adalah manusia masa depan, Jika hari ini kutularkan virus mencintai kupu-...
-
Oleh : Iqra Garda Nusantara Sepanjang perjalanan Rumah Baca Komunitas yang belum genap satu tahun sudah banyak berinteraksi dengan b...
No comments:
Post a Comment