Literapedia
Oktober 2015
“Manusia baru
dari Reruntuhan”
Seratus tahun
terakhir baru ada 14 perempuan yang menyabet nobel sastra. Tahun 2015 ini seorang perempuan berkebangsaan
Belarusia disematkan gelar tersebut. Namanya Svetlana Alexievich. Usianya tepat
67 tahun. Dalam buku-bukunya, perempuan ini adalah sebuah kesaksian besar
tentang sebuah penggalan sejarah peradaban dan ketidakberadaban yang bersumber
dari perang dan keruntuhan kemanusiaan. Karya non-fiksinya memperlihatkan
secara jelas penderitaan dan keberanian hidup. Pada tahun 2005 Alexievich juga
memenangkan hadiah bergengsi “Book Critics Cyrcle Award” .
Beberapa karya
tulisnya di antaranya adalah War’s Unwomanly Face (1988) yang memotret korban
pasca perang dunia II dengan menarasikan ratusan perempuan dari desa dan kota
serta pemukiman yang terdampak perang. Buku berikutnya adalah Voice from
Chernobyl: The Oral History of Nuclear Disaster (1986) yang menjelaskan
bagaimana senjata nuklir meluluhlantakkan Chernobyl pada tahun 1986. Ketiga,
adalah bukunya yang diberikannya judul Zinky Boys: Soviet Voice from the
afghanistan war (1992) dimana dalam buku ini dilukiskan drama kemanusiaan yaitu
perang antara Soviet dengan Afghanistan. Semua kisah ini adalah suara-suara
kemanusiaan universal—betapa perang itu sangat pedih dan menyakitkan. Suara-suara
berbasis fakta lapangan ini telah menjadi suara yang gaungnya sangat kuat
(polyphonic). Sebagai perempuan, Alexievich ini sangat penting peran
humanismenya.
Hal ini diperlihatkan dengan bukunya yang diterbitkan ke dalam
beragam bahasa.
Menurut sara Danius
dari Swedich Acedemy, Alexievich berhasil membuat genre baru dalam bidang
sastra yang berbeda dengan meanstream
cara penulisan jurnalistik. Peraih nobel sastra perempuan ke-14 ini
menghabiskan 5-10 tahun untuk mewawancarai korban perang, manusia desa yang
ditemui di berbagai sudut bagian ext-teritori Uni Soviet. Ia memberikan gambar
mengenai identitas yang hilang, bagaimana orang merasa asing di negerinya
sendiri, bagaimana situasi mencekam di saat dan setelah perang. Semua berhasil
dihidangkan kepada pembaca. Pramudya adalah orang yang bisa menyamai talenta
penelisikan dan ketekunan mengelola beragam sumber sejarah (oral history) ke
dalam bentuk kemasan sastra yang membangkitkan ingatan dan kepedulian.
“saya butuh waktu
yang lama untuk menulis buku, dari 5-10
tahun. Dengan hadiah nobel sastra ini, saya bisa membeli kebebasan. Kebebasan untuk
menulis buku.” Ini adalah kata-kata yang sangat kuat dari Svetlana Alexievich untuk
memberikan energi bagi pembaca untuk mengabadikan sejarah secara tertulis
dengan nilai-nilai kejujuran intelektual dan integritas sebagai penulis. Menulis itu harus dimulai dari rasa keadilan. Keadilan
yang disemai sejak dalam pikiran. Demikian literapedia edisi kali ini. Semoga manfaat
[DE].
No comments:
Post a Comment