Oleh: Hanapi
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
pegiat RBK
“Politik Baleho atau Spanduk yang berlebihan
dibangun dengan kekuatan modal yang tinggi sehingga bisa dikategorikan politik
kaum borjouis sedangkan politik kerakyatan dibangun dengan kekuatan capital
sosial atau modal sosial yang sangat mengarah kepada politik para Nabi”(Hanapi)
Pemilihan umum
adalah moment-moment yang di tunggu oleh masyarakat indonesia terutamanya
masyarakat di Provinsi Jambi, pemilihan umum merupakan salah satu indikator
demokrasi seperti yang dikatakan oleh Afan Ghaffar dan Kacung Marijan dan tokoh
politik lainnya, pemilihan umum ini sangat dipengaruhi oleh budaya politik
masyarakat di daerahnya, budaya politik yang masih rendah di masyarakat jambi
menunjukkan pemilihan umum belum mengarah pada pembangunan politik kesetian,
Menurut Penulis Politik kesetian ini sebuah politik yang mengarahkan pada
perubahan yang lebih baik, kesetian kepada konstitusional, kesetian kepada
kemanusian, kesetian kepada agama, kesetian kepada nilai kemasyarakatan. Kalau
penulis menyinggung terkait budaya politik yang belum matang bisa dilihat dari
aspek masih kuatnya money politik setiap pemilihan umum di Jambi, masih
pragmatisnya masyarakat pada setiap moment pemilihan kepala daerah, Persaingan
Tahun ini sangat kuat bahkan berbagai kalangan banyak mengatakan pertarungan antara
“golongan muda” dan “golongan tua” yang akan menentukan siapa yang akan
menduduki Jabatan Gubernur di daerah ini.
Melihat realitas politik yang
terjadi menunjukkan politik di daerah ini masih banyak dengan menggunakan
politik baleho bukan politik kerakyatan walaupun praktek politik kerakyatan
dilakukan oleh masing-masing calon kepala daerah di Jambi namun sangat minim
jumlahnya, kalaupun itu terjadi maka politik kerakyatan ini bersifat semu atau
sementara, sebagai contohnya ketika ada pemilihan umum baru para penjabat yang
mencalonkan diri mendekati rakyat, politik kerakyatan dalam jangka pendek banyak
diterapkan hal ini sangat merugikan pembangun budaya politik di masyarakat
Jambi, politik baleho ini bisa dilihat dengan jelas oleh masyarakat dengan
banyaknya jumlah spanduk calon-calon kepala daerah, disetiap desa sampai ke
pusat kota. Spanduk kedua pasangan calon Gubernur di jambi Yakni: HBA (Hasan
Basri Agus) dan Zumi Zola mengkhiasi setiap tepi jalan kota dan desa, politik
baleho atau spanduk memang boleh untuk mengenalkan pasangan calon kepada
masyarakat akan tetapi politik baleho yang banyak jumlahnya atau sangat
berlebihan ini sebagai bukti bahwa politik kerakyatan belum di cintai atau
diterapkan oleh para politisi di negeri ini, politik baleho bisa dikategorikan
sebagai politik kaum borjuis karena membutuhkan modal politik yang tinggi
sedangkan politik kerakyatan membutuhkan capital sosial atau modal sosial.
Menurut Penulis faktor yang
menyebabkan lemahnya praktek politik kerakyatan ini yakni: Pertama, Belum
melembaganya partai politik, partai politik yang melembaga akan menjalankan
fungsi-fungsinya dengan baik seperti pendidikan politik, komunikasi politik,
open rektutmen politik, dan fungsi lainnya, belum melembaganya partai politik
ini akan berdampak kepada lemahnya hubungan sosial antara masyarakat dengan
partai yang pada akhirnya menyebabkan terciptanya politik pragmatis, Kedua,
Belum Terciptanya Jiwa Negarawan Sejati, Negarawan Sejati ini pada setiap calon
kepala daerah yang mencalonkan dirinya, jiwa seorang Negarawan akan membangun
politik jangka Panjang dengan menerapkan politik kerakyatan, Ketiga, Belum
Terciptanya masyarakat madaniyah, masyarakat madaniyah adalah masyarakat yang
beradab, memilki daya intelektualisme yang tinggi serta pemikiran yang panjang
untuk kebaikan bersama, masyarakat madaniyah sangat kritis terhadap praktek
politik yang terjadi, Nurcholis Madjid mengatakan kalau demokrasi membutuhkan
sebuah rumah maka rumahnya itu civil society atau masyarakat madaniyah. Kalau
ingin membangun kemajuan daerah maka kita harus menekan jumlah politik baleho
agar modal politik bisa menurun, karena kemudharatan politik beleho sangat
tinggi dan mulai membangun politik kesetian dan politik kerakyatan demi
terciptanya daerah yang berkemajuan.
No comments:
Post a Comment