(RBK
News, 12/04/2013) Gerakan literasi yang inklusif, melibatkan seluruh elemen
dari masyarakat. Merumuskan langkah yang tepat untuk melakukan itu semua
diperlukan pengkajian dan implementasi yang kokoh.
Kamis,
11 April 2013, Herni Ramdlaningrum, Aktifis Isu Anak dan Gender asal Bogor tersebut menyambangi
Kantor Rumah Baca Komunitas (RBK) di sela-sela waktunya yang padat.
Dalam diskusi
sore yang cukup singkat, Teh Herni, Panggilan akrab Herni Ramdlaningrum
menuturkan pengalamannya mengawal isu Perlindungan Anak pada Konferensi di Bali
(High Level Panel).
“isu
yang kami angkat kemarin di konferensi adalah mengenai betapa pentingnya
keluarga bagi setiap anak”.
Menurut
Teh Herni, anak-anak lebih cenderung mengalami beberapa hambatan saat berada
pada posisi yang jauh dari kehangatan sebuah keluarga.
“Anak
di Panti Asuhan perlu diperhatikan kebutuhan psikisnya”
Teh
Herni menuturkan pada beberapa Negara, peran Panti Asuhan kembali dialihkan
kepada Orang Tua.
“di
Brasil Panti Asuhan dalam tiga tahun sudah tidak difungsikan lagi. karena pemerintah di sana melihat,
anak yang berada dalam asuh orang tua_keluarga (dalam arti yang sebenarnya maupun tersirat) lebih
utama.”
“bagaimanapun
juga keberadaan keluarga adalah sangat penting bagi setiap anak”
No comments:
Post a Comment