Mahasiswa UMY, Tinggal di Jogja
Peradaban adalah bukti bahwa suatu
tempat pernah ditempati oleh orang-orang yang memiliki tujuan yang sama untuk
membangun kekuatan dan kesejahteraan, di dalam peradaban ada penduduk dengan
jenis gender yang berbeda seperti laki-laki dan perempuan, peradaban yang maju
tidak lepas dari peran perempuan dalam membangun peradabannya, di zaman
jahiliyah perempuan dianggap rendah derajatnya terbukti dengan banyak penolakan
terhadap lahirnya anak perempuan, setiap zaman mempengaruhi kondisi perempuan,
dalam kondisi masyarakat yang jahiliyah perempuan hanya seseorang yang lemah,
aliran feminisme yang merupakan aliran untuk memperjuangkan hak-hak perempuan
baik dalam berbagai bidang seperti bidang politik, pekerjaan, ekonomi dan sosial,
Feminisme adalah perjuangan untuk mengakhiri penindasan terhadap perempuan[1],
sebenarnya perjuangan untuk mengakhiri penindasan terhadap perempuan telah
dilakukan oleh pemimpin terbaik dunia yakni Rasulullah yang membawa agama islam
tanpa perbedaan sedikitpun, dalam ajaran islam tidak ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan, islam datang menghapus berbagai sistem kasta yang ada,
masyarakat yang struktur sosialnya feodal menuju masyarakat yang strukturnya
islami, di zaman kejayaan islam pada masa Rasulullah dan Para Sahabat perempuan
memainkan peran dan fungsi yang begitu penting, seperti contohnya Hafsyah anak
Umar bin Khatab yang mendapatkan kepercayaan untuk mengumpulkan tulisan
Al-Qur’an dengan berbagai pelepah kurma, daun kurma dan lainnya, yang tidak
kalah lagi anak Abu Bakar Shiddiq yakni Aisyah yang menguasai ilmu Hadist dan
Fiqih yang banyak dijadikan sumber untuk membuat kitab Hadist, Aisyahpun
mengajarkan ilmunya kepada masyarakat sehingga cahaya Tauhid hidup pada
zamannya, Istri-istri Rasulullah adalah perempuan yang hebat yang bisa mengatur
rumah tangga dan bisa memberikan kontribusi untuk umatnya.
Aliran Feminisme berkembang dengan
pesat dengan berbagai tuntutan yang dengan terbuktinya, kekuatan-kekuatan yang
muncul setiap waktu menunjukkan bahwa tiap waktu tuntutan perempuan semakin
berbeda dengan terbuktinya adanya “Gelombang-gelombang Feminisme” gelombang ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi budaya dan ideologi yang dianut oleh masyarakat
suatu Negara, Perjuangan kaum perempuan dalam menuntut haknya banyak
bertentangan dengan nilai-nilai islam seperti pada tahun 1970 di inggris aliran
feminisme kanan dan kiri bersatu, mereka menuntut yaitu: Pertama, Persamaan
Upah, Kedua, Persamaan pendidikan, Ketiga, Kesempatan Kerja, Keempat, Penitipan
Anak Gratis 24 Jam, Kelima, Alat kontrasepsi gratis, Keenam, Aborsi sesuai
kebutuhan.[2]
Tuntutan ini menunjukkan bahwa perjuangan terhadap hak tidak memperhatikan
nilai yang hakiki yakni nilai Tuhan, Feminisme yang berkembang di Negara yang
penduduknya banyak mayoritas bukan muslim.
maka tuntutannya banyak
bertentangan dengan islam hal ini disebabkan ideologi, budaya masyarakat yang
berbeda, tuntutan tentang Aborsi sesuai kebutuhan bukan hanya tuntutan yang
enam diatas bahkan ada “tuntutan hubungan sejenis antara perempuan”, kebebasan menunjukkan nilai kebenaran yang baik
dilupakan oleh masyarakatnya, perjuangan akan tuntutan hak-hak perempuan harus
sesuai dengan syariat islam itulah Feminisme Syariat yang berjuang atas
kebaikan bersama, Perempuan memiliki peran yang penting dalam islam karena
perempuan berperan dalam melahirkan Mujahid-Mujahid dan Syuhada peradaban
islam, di dalam islam perempuan harus memiliki pemahaman agama yang baik dan
cerdas dalam intelektual karena secara sosiologi anak mendapat pendidikan
pertama kali dari lembaga keluarga, disana terjadi proses transfer nilai
kemanusian sehingga karakter anak bisa terbentuk, islampun tidak melarang
perempuan untuk bekerja, selama ia mampu menjalankan tugasnya secara bersamaan,
yang menjadi permasalahan di abad modern adalah perempuan menuntut haknya namun
melepaskan tanggungjawabnya yang begitu penting dalam melahirkan pemimpin
terbaik yang adil, “mampu menegakkan syariat tanpa melanggar syariat”. Tuntutan
yang tidak bertanggungjawab dan tidak rasional seperti penitipan anak gratis 24
jam juga menunjukkan tuntutan hanya sebatas pemenuhan hak tanpa mengerti
hakikat fungsi sebagai perempuan, pentingnya Feminisme Syariat sebagai wujud
membangun kesetaraan gender yang benar-benar terwujud nyata tanpa kontraversi.
No comments:
Post a Comment