“tinta
sederhana ini akan kuisi dengan kalimat-kalimat sejati sebagai perlawanan
terhadap penindasan di negeri ini”.(Hanapi).
“Jihad Konstitusi”
Hijau itu
berkumandang,
Arah bangsa
telah dijalankan
Tauhid dan
syariat ia arahkan sebagai landasan,
Ketika
undang-undang menjajah
Ia berjuang di
tengah sistem kapitalisme,
Fisabilillah
adalah kalimat yang disegani,
Seluruh nyawa
pasti rela
Demi lurusnya
“kiblat bangsa”
Nyawapun mereka
korbankan,
Akhirnya Tauhid
menggetarkan peradaban,
Kalian Para
Mujahid Modern, Para Mujahid Tanggu,
Kesucian gerak,
nurani yang bersih, tindakan ikhlas
Hati para
Syuhada islam.
Rabu, 6 Mei-2015
“Mengenang
Mahatma Gandhi”
By: Hanapi
Kau pahlawan
sejati, kau ajarkan sebuah perjuangan tanpa kekerasaan
Kaum buat para
imperium itu, bertekut lutut dihadapan rakyat suci
Ia tak berani
melawanmu, hatimu tulus, ucapanmu lembut
Tapi jiwaku
bergemetar hebat ketika mengenal sosokmu
Engkau pahlawan
dari India, ajaranmu hidup dan sangat relevan untuk zaman
Bukanku dustakan
Al-Qur’an dan Sunnah
Aku memujimu,
dengan alasan yang filsofis
Engkau memahami
agama dengan baik, ajaranmu seperti Rasulullah
Menegakkan
kebenaran dengan kelembutan,
Gandhi namamu,
Gandhi, engkau Mahatma Gandhi.
Senin, 27
April-2015
“Literasi
Rakyat”
By: Hanapi
Gelombang ini
tak bisa dibendung
Ia berdiri atas
ketulusan dan kondisi negeri yang memprihatinkan
Gerakannya
menyinari pelosok-pelosok negeri
Para perjuangnya
adalah kesatria langit yang turun ke muka bumi
Gelombang ini
sangat kuat, ia berdiri ditengah-tengah arus kemiskinan intelektual bangsa
Ia hidupkan
semangat untuk khasanah intelektual bangsa ini
Literasi,
literasi rakyat memang dibutuhkan,
Demi tegaknya
keadilan yang telah lama terbungkam
Cahaya-cahaya
itu, perlahan menembus gelapnya dunia rakyat
Gerakan literasi
rakyat, membangun semangat dan keadilan
Berkat
keikhlasan dan semangat api yang membara
Negara
berkembang bisa menjadi Negara maju
Gerakan ini
bukan gerakan sosial berdasarkan kepentingan
Ia berdasarkan
nurani rakyat, ia berdasarkan ketulusan para kaum cerdik-pandai
Hidup rakyat,
hidup rakyat, hidup keadilan dan hak di Negeri Pertiwi.
Selasa, 28
April-2015
“Ibu Kartini”
Hanapi
Sejarah tak pernah lupa pada Ibu yang terhormat ini
Sejarah tak pernah lupa pada Ibu yang terhormat ini
Ia
juangkan badan dan raga demi hak-hak yang hilang lama
Tetesan
tinta tulisan-tulisan indah telah mencatat bukti bahwa ia kesatria
Surat-surat
perjuangan kaum wanita
Zaman telah berkembang namun
harumnya tak hilang
Perjuangannya penuh nilai luhur yang
sekarang mulai gersang
Ia tetap teguh walau hidup dalam
sistem Patriarki
Hak adalah yang dipunyai setiap
orang, jika ia dirampas maka Ibu pasti membelanya
Keberaniannya
telah menggoreskan catatan emas tinta sejarah bangsa
Kini
namanya tak asing ditelinga para pemuda bangsa
Ia ibu,
ibu kebanggan negeri, negeri yang penuh penindasan
Ia di
zaman ketika krisis-krisis kehidupan
Kaum wanita dilecehkan, kaum wanita
dibelenggu oleh kepentingan penguasa
Ibu Kartini datang bagaikan air
hujan ditengah padang pasir
Ia memperjuangkan kesetaraan gender
Memperjuangkan agar wanita menjadi
wanita yang terhormat
Ibu
adalah tempat lahirnya para pemimpin hebat
Ia
banyak mengajarkan arti hakikat kehidupan yang nyata
Semangatnya
mengalahkan kerasnya petir halilintar
Ibu
Kartini engkau adalah Pahlawan Sejati negeri bumi rakyat ini.
“Merpati Yang Terluka”
aku
akan terbang setinggi-tingginya
melesat
bagaikan kekuatan Illahi
kuat
dan tahan diriku demi keadilan dan kemanusian
ku
pilih sebuah wadah tempat katanya cendikiwan ber-Akhlak dan moral islam
burung-burung hitam terbang dengan
temannya
ia melesat mendekati merpati putih
yang suci
tapi merpati dengan siagap dan
gagahnya ia tetap tak gentar
ia tetap pada tujuan dan pilihannya
ia
bingung ketika elang-elang hitam itu adalah elang-elang putih
ia
terguncang ketika kebaikan berubah menjadi kejahatan demi kekuasaan itu
sendi
yang bernilaikan keesaan Tuhan dilupakan oleh elang-elang putih
telah
berubah menjadi elang-elang hitam penggores lukanya
kecepatan elang itu merebas
sayapnya
ia diserang dari segala sudut sisi
namun berkat Karunia Illahi ia
mampu lepas dalam jeratan-jeratan elang-elang hina itu
kini ia telah memutuskan
mengembalikan kedaulatannya sebagai merpati sakti.
“Di dalam Puisi
ini ada iman, di dalam iman ada darah perjuangan, di dalam perjuangan ini ada
hakikat kebahagian rakyat”.(Hanapi)
No comments:
Post a Comment