Mahasiswa, Pegiat RBK
Intelektual adalah “kaum cerdik
pandai atau orang orang terpelajar”[1],
di dalam kehidupan setiap Negara dan bangsa banyak kaum intelektual yang
terkenal dengan kecerdasannya, kaum intelektual ini diharapkan mampu membuat
bangsa dan Negara menjadi maju bahkan menjadi bangsa dan Negara yang disegani
dunia, setiap tahun banyak lulusan dari universitas dalam Negeri maupun luar Negeri, banyaknya lahirnya
para intelektual ini merupakan harapan berjuta-juta, milyaran, triliunan serta
masyarakat dunia sekalipun berharap agar kaum intelektual ini sebagai pembela
rakyat, sebagai orang yang siap mati demi kepentingan rakyat bukan untuk menjajah
masyarakat di dunia, di era globalisasi ini yang merupakan era dimana
terjadinya persaingan antar Negara sehingga eksistensi kaum intelektual sangat
diperlukan untuk membuat bangsanya tetap dipandang oleh masyarakat dunia
sebagai bangsa yang memiliki generasi intelektual yang berkemajuan agar masa
depan bangsa bisa dilanjutkan yang pada akhirnya generasi kepemimpinan tidak
akan mati ataupun tenggelam di bangsa ini terutama indonesia, sejarah telah
mencatat munculnya kaum intelektual pada masa penjajahan pada tahun 1908
sebagai bukti bahwa eksistensi intelektual sangat penting dalam melawan
“Imperium Asing” di indonesia.
Pada saat indonesia dijajah belanda
berbagai perlawanan dilakukan oleh kaum intelektual bersama rakyat, kaum ini
rela kehilangan kebahagiannya, nyawanya demi kemerdekaan bangsanya, ia berani
berdiri digarda terdepan untuk menghadapi penjajahan belanda dengan berbagai
cara yang sangat kreatif, innovatif, seperti contohnya mendirikan perkumpalan
cendikiawan, mendirikan perkumpalan organisasi partai politik, pendidikan,
perdangan dan agama, perjuangan ini tercatat dengan jelas dalam literatur sejarah
indonesia baik dari segi ketokohan yang menceritakan kehebatan kaum intelektual
indonesia seperti contohnya Muhammad Hatta yang dikenal Bung Hatta adalah kaum
intelektual indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan indonesia di dunia dengan
menghadiri konvensi internasional bersama organisasi yang ia dirikan yang
bernama PI (Perhimpunan indonesia), perjuangannya tidak hanya dikancah internasional,
di negaranya sendiri ia rela dibuang ke digul tempat yang tidak layak untuk pembuangan tetapi
perjuangannya tidak pernah surut, berkat ketekunannya dan kawan-kawan berserta
kaum intelektual lainnya indonesia merdeka pada tahun 1945 secara de fakto
meskipun secara de jure pada tahun 1949, kaum intelektual selalu berkembang
diakibatkan oleh perubahan zaman tetapi iedalisme intelektual makin hari makin
redup sehingga sekarang banyak kaum intelektual yang ahli dalam bidang hukum
sebagai contohnya, mempermainkan hukum dan menjadikan hukum sebagai alat untuk
mencapai kepentingan seperti yang dikatakan seorang ahli “hukum telah dijadikan
alat untuk segala kerakusan”, ini telah menunjukkan bahwa
intelektual yang seharusnya menjadi
pembela rakyat malah menjadi musuh rakyat, ada beberapa faktor penyebab
redupnya idealism intelektual yaitu: Pertama, Gagalnya transfer nilai-norma
yang baik dalam rumah tangga, transfer ini hanya pada tatanan proses tidak
memberikan efek internalisasi yang nyata dalam diri individu sehingga ketika
semakin dewasa ada perbenturan nila-norma idealis dengan nilai ekonomi sehingga
nilai ekonomis lebih diutamakan dari pada idealisme, Kedua, Gagalnya lembaga
pendidikan dalam menyeimbangkan kutub ilmu dan kutub etika yang hakiki sehingga
lembaga pendidikan lebih banyak melahirkan orang hebat tetapi etikanya sangat
minim, ketiga, Globalisasi yang dimana terjadinya benturan budaya setiap bangsa
yang akan berdampak kepada tatanan sosial masyarakat yang berubah, masyarakat
yang biasanya memegang erat nilai-norma sehingga bisa dikatakan menjadi
masyarakat yang idealis tetapi ketika nilai-norma itu redup masyarakat menjadi
pragmatis, pertarungan budaya ini sangat memperihatinkan bukan hanya merusak
tatanan yang ideal namun akan merusak jiwa kebangsaan yang semakin lama akan
redup dalam jiwa bangsa, ketika tatanan sosial telah berubah tetapi masih ada
segelintir orang yang idealis yang sangat teguh mempertahankan prinsipnya maka
ia akan diasingkan dari sekeliling masyarakat bahkan akan dimusuhi oleh
golongan yang merasa terganggu kepentingannya, Keempat, lemahnya Iman dan etika
Tauhid menyebakan idealisme redup bahkan mati, iman adalah aspek keyakinan
sedangkan etika Tauhid dimana kita memperaktekkan nilai-nilai ketuhanan dimuka
bumi ini sebagai fungsi manusia sebagai Khalifatullah untuk menjaga bumi dari
kehancuran dan menghidupkan cahaya agama dalam kehidupan masyarakat bangsa dan
Negara.
No comments:
Post a Comment