Rubrik Angkringan Literasi edisi 1/Agustus/2015
Agam Primadi
Apa yg menggerakkan kalian ? Dapat apa kalian dari komunitas itu ? Tanya Yanto.
Mendengar
pertanyaan itu, Pozan hening lalu berlari menuju parkiran motor UMY
dengan cepat tanpa memperdulikan jawaban apa yg akan disampaikan kepada
Yanto. Sesampainya di parkiran, dia langsung menghidupkan motornya
meninggalkan kerumunan orang yg sedang asyik berdiskusi ngalor ngidul.
Diperjalanan
pulang menuju asrama, Pozan dihantui pertanyaan Yanto, focusnya sedikit
terganggu dan hampir menabrak mobil yg sedang di parkir disisi jalan.
Pertanyaan itu tidak hanya menganggu focus, tapi juga hampir merenggut
nyawanya. .
Ah siaaal, gerutu Pozan dalam hati.
Kali ini dia sedikit berhati hati dalam mengendarai motornya. Alon alon
waton klakon, pepatah jawa yg tepat menggambarkan apa yg sedang ada di
pikirannya saat itu.
Sesampainya di asrama,
Pozan langsung menjatuhkan badanya di atas kasur, lalu menyalakan TV dan
kipas angin. Dia pun menjatuhkan pilihannya pada salah satu chanel yg
menayangkan Film bergenre cinta dengan kolaborasi pendidikan. Anak muda
sekarang menyebutnya FTV. Romantisnya skanerio Ftv siang itu ternyata
tidak serta merta menghilangkan ingatannya pada pertanyaan Yanto tadi,
pertanyaan itu seakan akan menghantui pikirannya. .
Seketika
batinnya berucap menjawab pertanyaan Yanto, memang tidak ada yg kami
dapatkan dari komunitas itu, kami juga tidak mengharapkan jabatan
tinggi, kami sadar komunitas itu bukan alat untuk mendapatkan kekuasaan
tinggi. Tapi ada satu panggilan jiwa yang menggerakkan kaki kami utk
berjalan digaris revolusi. Buta huruf, sedikitnya bahan bacaan, dan kaum
marjinal yg tidak mendapatkan akses buku adalah tanggung jawab kita
semua waras. Generasi generasi terkontaminasi modernisasi, degradasi
pola pemikiran semakin menjadi jadi. Itulah kenapa kami hadir ditengah
tengah masyarakat. Ini semua kami lakukan karena budaya literasi adalah
budaya menolak lupa.
Karena dengan membaca
maka kita akan tahu segala bentuk penindasan, secara itu pula memiliki
insiatif untuk melawannya. Dengan membaca kita akan tahu kehidupan yg
hidup dengan sebenar benarnya keadilan.
Menjadi orang tua asuh buku adalah sesuatu yang menyenangkan Yanto. Kau harus tau itu, semoga kau tidak buta.
Bagi saya pribadi, perjuangan
gerakan literasi adalah perjuangan menolak lupa. Untuk itu kita harus
mengingat dan memperjuangkannya guna menjaga kewarasan
No comments:
Post a Comment