Saya pertama-tama harus menyatakan sebuah
ungkapan yang pantas untuk dua orang anak muda ini. Rifki S dan Mascu--saya tak
melebih-lebihkan, dengan segala yang bisa dikerjakan mencoba mendalami dan
mengalami gerakan literasi. Itu tentu tidak bisa dibilang susah atau sederhana,
lebih tepatnya bemakna.
Perpustakaan yang dirintis sejak awal tahun
2014, seringkali didefinisikan sebagai sebuah pencarian makna. Kami bertemu
dengan orang-orang baru setiap minggu. Kami bertemu dengan berbagai macam
pengalaman baru. Dan yang lebih penting,
kami bertemu makna sederhana tentang arti "daya tahan" hidup.
Setiap minggu pagi mengangkat
berkadus-kardus buku, membawa tikar, dan gorengan serta sebotol air mineral
yang diisi dari kontrakan rbk adalah hal yang repetitif tetapi reflektif. Itu kami
jalankan sebagai bentuk dialektika untuk mengalami daya tahan itu.
Pagi ini, kami buka rbk on the street pukul
7, "kalian buka agak siangan ya?" Tanya Teh Ocha. "Ya begitu
teh. hehe" Jawab Mascu. Rifki yang tengan membaca Bumi Manusia menimpali
dengan senyum saja. Tampaknya mereka tak bermaksud untuk menjelaskan mengapa
"kesiangan". Sebabnya sederhana, "kesiangan" adalah sisi
humoritas dari rots. Itu semacam kontradiksi yang sebenarnya klasik, sehingga
bermakna ganda. Tak absolut.
ROTS kali ini kami bertemu dengan
pengunjung baru. Awalnya tak tau kalau buku di rots bebas dipinjam tanpa syarat
apapun. Kecuali permintaan kami agar judul buku ditnggal sebagai
"kenang-kenangan". Itu untuk memastikan setiap buku paling tidak
telah bertemu dengan orang tua asuh baru. Tujuan rots disitu.
setiap minggu kami menguji sesuatu.
Memperjuangkan sesuatu. Tak penting orang menilainya dengan kerangka tertentu,
karena sebagaimana daya tahan hidup, apa yang diperjuangkan manusia tak selalu
berdaya dalam pragmatisnya teks serta godaan yang mungkin dihadirkannya.
No comments:
Post a Comment