Awal April 2015 telah beredar surat 9 Kartini rembang yang ditujukan untuk Jokowi sebagai presiden Indonesia. Di Rumah Baca Komunitas beberapa hari sebelumnya juga telah mengadakan diskusi dan screening film Samin vs Semen di markas RBK. Namun, kami merasa perlu aksi nyata.
surat 9 Kartini itu luar biasa menyentuh nurani kami. Demikian isinya:
Tak berfikir panjang lebar. Pegiat RBK pun melayangkan surat dukungannya ke email gerakan 9 kartini. Bunyinya sebagaimana saya kopi paste di bawah ini:
Kepada 9 Kartini dan untuk semua yang peduli,
surat 9 Kartini itu luar biasa menyentuh nurani kami. Demikian isinya:
Lumantar surat meniko kulo sak sedukur JM-PPK (Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng) Rembang dan Pati bade nyuwun wekdal Bapak Joko Widodo kangge ngrembak bab nasib petani lan keselametan pegunungan Kendeng. (Melalui surat ini kami bersaudara di JM-PPK (Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng) dari Pati dan Rembang mau minta waktu Bapak Joko Widodo untuk membicarakan nasib petani dan keselamatan pegunungan kendeng.)
Kawulo sak sedulur ngertos sanget bileh bapak Joko Widodo sibuk sanget, tapi kulo pitados sanget bilih Bapak Joko Widodo mboten bade nglaleake sedulur tani. Pramilo kulo saksedulur badne nenggo teng istana Jakarta ngantos pak Joko Widodo wonten wekdal kangge nemoni kulo sak sedulur cekap semanten atur kulo mugio dados kawigatosan. (Kami bersaudara mengetahui betul bahwa Bapak Joko Widodo sibuk sekali, tapi kami percaya sekali bahwa Bapak Joko Widodo tidak akan pernah melupakan sedulur tani. Maka dari itu kami mau menunggu di istana negara sampai Bapak Joko Widodo ada waktu buat menemui kami sak sedulur. Cukup sekian kata Kami, semoga mendapat perhatian.)
Matur nuwun. (Terima Kasih)
9 kartini Rembang-Pati (Sukinah, Sakijah, Murwati, Rusmi, Surani, Gunarti, Ngatemi, Giyem, Suyati)
Senin Kliwon, 6 Madilakir 2015
Tak berfikir panjang lebar. Pegiat RBK pun melayangkan surat dukungannya ke email gerakan 9 kartini. Bunyinya sebagaimana saya kopi paste di bawah ini:
Kepada 9 Kartini dan untuk semua yang peduli,
Surat ini kusempatkan kutulis sebagai panggilan rasa kemanusiaan
dan keadilan juga rasa prihatin pada negara yang terus menerus abai pada anak
bangsa dan penghuni sah republik ini. Saya juga merasa negara ini telah
menghinakan akal sehat dan kewarasan kita semua. Polisi dan tentara sering
mempertontonkan kejahatan kepada orang orang biasa dan melindungu kepentinan
kapitalis serakah.
Kami dari sudut kampung di Bantul merasakan kepahitan hidup
saudara di rembang dan pati juga blora, sedulur sikep. Kami di Rumahnya manusia
meninton film dan mendiskusikan serta sebagian kami ikut aliansi mahasiswa
untuk rembang. Kami ingin bangkit rasanya meninju penguasa tetapi kepalan kami
di sini masih seperti meninju langit. Kekuatan ibu ibu 9 kartini memprovokasi
kesadaran kami semua untuk terus menyuarakan yang bisu, melawan secara
simbolik, dan terus mengurus mengutuk dan menghinakan penguasa yang dzalim
denan doa doa kutukan lewat sastra dan tulisan. Setiap bangun tidur, kita
meludah dengan keras sambil mengutuk ketidakwarasan pejabat negara. Kami akan
berada dalam semangat ibu-ibu 9 Kartini.
Kepada negara, kamu juga ingin bersuara. Bagi kami, apa pun yang
dilakukan negara dengan menyakiti rakyat sendiri adalah sebuah kejahatan
mahabesar terhadap kemanusiaan. 40 tahun ke depan bangsa ini akan terpuruk
sehingga muncul generasi baru tanpa dosa sejarah. Apa yang negara lakukan hari
ini hanya mempercepat kehancuran. Lebih baik negara pensiun saja mulai malam
ini jika tak bisa memperbaiki keadaan. Yg bisa Kita bisa lakukan adalah untuk
menahan diri dari kejahatan tangan negara sampai pada pengelola negara yang
baru di 40 tahun yang akan datang. Dan penguasa hari ini tak mungkin bisa memperbaiki
keadaan maka jangan mempercepat kerusakan. 9 kartini adalah manusia luar biasa
kiriman masa depan untuk berpesab bahwa negara ini kekayaan alam ini bukan
milik penguasa tetapi milik manusia yang akan datang. Hentikan pak Jokowi
segala kebohongab atas nama pembangunan, ini hanya tipuan yang maha kejam
Salam perlawanan dari kami
Bantul, 10 April 2015
Pegiat literasi di Kalibedog
@mabacakomunitas
@rumahbacakomunitas
@kejarlahmimpi
No comments:
Post a Comment