Hingga tahun 2012,
minat baca Indonesia tergolong masih rendah. Data Badan Pusat Statistik
menyebutkan, hanya 18,94 persen penduduk Indonesia di atas usia 10 tahun yang
mengakses informasi dengan membaca. Angka ini terpaut jauh dibandingkan dengan
akses informasi melalu televise yang mencapai 90,27 persen. Hal yang paling
disayangkan adalah minimnya aktifitas membaca ini mayoritas terjadi di kalangan
pelajar atau usia produktif.
Data statistik
pengunjung perpusnas tahun 2011 menunjukkan jumlah pengunjung perpustakaan
hanya sekitar 38.100 orang sepanjang tahun. Dari jumlah tersebut 2.221
pengunjung saja yang berasal dari kalangan pelajar. Jumlah ini sangat sedikit dibandingkan
jumlah pelajar keseluruhan di Indonesia.
Ironis, karena
sebenarnya manfaat membaca tak terhitung banyaknya. Di antaranya adalah
menumbuhkan rasa ingin tahu, meningkatkan daya imajinasi dan kreatifitas,
belajar menganalisis masalah, menyusun logika, dan mengambil keputusan dengan
bijak. Manfaat ini telah disadari oleh banyak Negara maju sehingga mendorong
kebiasaan membaca pada anak-anak agar kemudian hari mampu bersaing di pasar
global.
Perubahan besar berawal
dari langkah-langkah kecil untuk menciptakan gerakan cinta membaca di
Indonesia, tidak ada cara lain selain memulai pergerakan dari diri sendir
dengan menjalin kerja sama dengan pihak luar. Seperti yang dilakukan oleh Badan
Perpustakaan Dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Provinsi Jawa Barat yang
mengoperasikan tiga perpustakaan keliling untuk melayani sekitar 7 juta orang
di Bandung Raya.
Sementara itu, pada 27
September 2012, Singapore Internatioanl Foundation (SIF) meresmikan armada perpustakaan
keliling yang beroperasi di Bandung, yaitu Words on Wheels (WOW), rencananya,
WOW akan mengunjungi 15 sekolah di Bandung dan menjangkau sekitar 4.000 siswa
dari berbagai latar belakang ekonomi dan social. WOW Bandung menyediakan
sekitar 1.000 buku berbahasa Inggris dan Indonesia yang disertai dengan akses
internet dan fasilitas multimedia.
Selain menyediakan
akses buku-buku bacaan, WOW Bandung bekerja sama dengan Unit Relawan Khusus
dari National Library Board (NLB).
Programnya antara lain mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
Manajemen Perpustakaan Bapusipda dalam melayani warga kota Bandung. Semoga saja
aksi ini turut mengobarkan semangat komunitas lokal untuk lebih berpartisipasi
dalam peningkatan minat baca masyarakat.
Sumber : Koran Kompas, 08 Oktober 2012. disalin oleh RBK 15 Januari 2013.
No comments:
Post a Comment