Oleh: Hanapi
Orang-orang pergi la-lu lantang, pergi dengan kesibukannya
sendiri, baju dengan segala khiasan menempel dibadan semua manusia, pergi
dengan jarak yang jauh. Panas dan hangatnya kota membuat tetesan keringat jatuh dari
kehing ke bumi, kehormatan modern berbeda dengan kehormatan dalam pandangan
Agama Tuhan,
“Allah tidak memandang rupa dan bentuk kalian melainkan hati
kalian”,
berisik suara dijalanan, mobil berkeliaran pergi sesuai
tujuannya, dunia yang fana dicintai orang banyak, jalan yang indah dan sulit
dunia ditinggalkan demi kehidupan yang hina ini, jalan-jalan yang macet, pohon
yang mulai hilang disetiap kota, di kota Jakarta.
Anak ini duduk diam menunggu bus untuk menuju kejalannya,
seorang pengusaha dengan baju yang rapi bernama Pak Kartinius menghampiriNya,
pandangan senyum keluar dari seorang Bapak, Ia duduk bersama Anak kecil itu,
tangan mengulurkan kebaikan, awan terlintas, indahnya lautan langit yang biru,
senyuman keluar dari bibir yang belum mengenal kerasnya dunia dan kehidupan,
Bapak Kartiniuspun dijemput oleh sopirnya,
“Tangan diatas lebih
baik dari pada dibawah”,
Pak Kartinius selalu menerapkan nasehat dalam islam, baik
dari Rasulullah dan ulama terkemuka, dengan derasnya matahari yang bersinar,
bumi yang mulai kiamat dan runtuh oleh kerusakan para kapitalis, ter-sisalah
orang yang takwa sebagai cinta Tuhan kepada alam ini.
Mobil hitam yang ber-merek menuju kantor yang megah, gedung
yang tinggi, kaca yang anti peluru, sekeliling yang sejahtera tak seperti
tempat biasanya, pusat kota yang banyak pinggiran yang pucat.
Kantor Pak Kartinius yang megah, selalu menjaga sekitarnya
dengan memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar, dari kalangan yang kurang
mampu sampai yang membutuhkan pertolongan, bangunan yang menjulang tinggi bukan
monster raksasa yang harus ditakuti, ladang uang yang berkeliaran, sesekali
digunakan untuk kebaikan sesama manusia baik muslim maupun non-muslim.
Mobil hitam itu
disambut dengan para karyawan kantor, dengan senyuman keluarlah seorang pemilik
perusahaan yakni Pak Kartinius, ramah dalam tindakan dan sikap membuat para
karyawan merasakan bahwa Ia pemilik perusahaan yang berbeda dikantor-kantor
lain yang sombong dan kaku serta kapitalis, berbagai macam hadiah dikeluarkan
dari mobil bukan untuk sedekah melainkan hadiah.
Rasulullah lebih suka menerima Hadiah dari pada yang
berbentu sedekah, jika sedekah maka Ia akan memberikaNya kepada orang lain,
kalau hadiah baru diterima Rasulullah, hadiah itu sangat banyak, karyawan yang
menonton berlari membantun untuk mengeluarkannya, heran dan perasaan aneh
menyelimuti manusia yang terbiasa bersikap acuh tak acuh, kedatangan seorang
pemilik perusahaan ini memang berbeda tingkahnya, dipanggilnya seorang karyawan
pembersih oleh Pak Kartinius, putih yang berlipat mengulur ke arah karyawanNya,
sipu dan mau serta ucapan bersyukur dalam tindakan dilakukan oleh KaryawanNya,
Pak Karti hanya bilang jangan berlebihan dalam menyikapinya, sudah kewajiban
muslim saling memberi dan tolong menology, gunakan uang itu dijalan yang baik
sesuai kebutuhanmu. Karyawan tadi hanya menjawab Ya.
Hari yang aneh tanpa
hujan, hadiah berkumpul untuk semua karyawan, bermacam-macam omongan yang
menjadi pembiacaraan ada yang tak tahu siapa yang keluar dari mobil, ada yang
heran dengan kebaikanNya.
Pak Kartinius tidak langsung kantor, Ia memanggil semua
karyawan untuk mengikutiNya, ntah bingung, rok mini bergantung ditubuh mereka,
wanita yang menunjukkan keseksian berjalan dengan riang gembira, hadiah
meluluhkan hati mereka, mata Pak Karti hanya tunduk dan bibir yang berucap Istigfar, perusahaan yang
telah maju dan terkenal diberbagai kalangan tak mampu menerapkan islam dalam
hati dan pikiran Pak Karti selalu bertanya-tanya, perusahaan yang Ia tinggalkan
kepada seorang yang dipercaya untuk mengurusnya belum mengarahkan pada sistem
perusahaan yang memegang nilai sesuai di Negara ini, wanita dan karyawan hanya
heran, melihat langkah kaki Pak Karti menuju bangunan putih, sepi, kubah yang
indah melintasi cahaya kelangit tak seindah lagi dengan islam dalam kehidupan
manusia, Ia berjalan masuk ke Masjid, para karyawan hanya heran melihat tingkah
pemilik Perusahaaan ini, bukan pesta yang di adakan malah sholat yang
diajakNya, tak berani menolak para karyawanpun masuk, wanita yang tak memakai
rok panjang mulai bingung, muknah diambil dan dibagikan, untunglah Masjid itu
banyak muknahnya, yang tak biasa sholat akhirnya sholat, yang tak pernah menyentuh
muknah akhirnya menyentuh muknah, senyuman terlintas suci dan berseri dengan
wajah indah dimuka Pak Kartinius, lantunan Adzan Ia lantunkan sendiri, para
karyawan laki-laki dan perempuan pergi berwudhu, indahnya kebersamaan dalam
nuansa islami, lantunan Tauhid menggetarkan relunghati yang mati menjadi cerah.
Tauhid menggetarkan peradaban dunia terutama bangsa
Indonesia, “Jihad Konstitusi” Muhammadiyah berhasil mengubah dan memberikan
kebaikan kepada rakyat Indonesia, deras air, kerasnya hentakan angin membuat
manusia lupa akan TuhanNya, modernisme selalu tak difilter, bukan kebodohan
masyarakat tapi kelalaian para penguasa bangsa ini, “situs dakwah diblokir,
situs gelap atau porno dibiarkan ditonton”, meringis Negara dan jeritan suara
Ibu Pertiwi tak lagi didengar, sholatpun dimulai, Pak Karti memimpin sholat
dengan lantunan indah, tak menggunakan ayat yang panjang namun merdu suaranya
menggoda, membuka kran air yang tertutup, yang karat menjadi mengkilat, yang
berdosa menjadi terhapuskan dosanya, islam datang dengan penuh kelembutan tak
pernah islam hadir dengan pedang untuk menegakkan agama kebenaran di dunia,
masa sulit dihadapi oleh Rasulullah dan Para Sahabat, akhirnya kemenangan yang
umat rasakan, sekarang jumlah umat muslim sangat banyak di indonesia, badai
memang takkan pernah berhenti, cahaya permata tak selamanya berkilau, ditengah
Negara yang mayoritas muslim ini, korupsi dan nepotisme merajalela, hukum tak
memberikan keadilan, persamaan di depan hukum hanya dongeng belaka
Sholatpun selesai. Para karyawan hanya bingung, apalagi yang akan dilakukan
bapak ini sebagai bos kita, kata intan seorang karyawan diperusahaan itu kepada
anggi temannya, sibuk dengan dzikir pak Karti larut dalam keheningan, islam Ia
pegang dengan kebahagian bukan ketertidasan, semua karyawan telah menunggu
diluar, Ia masih sibuk dengan doanya, kasih sayang dan pujian kepada Maha Kuasa
selalu Ia katakana, kesyukuranNya membuat Tuhan memberikan rezeki yang lancar
kepadaNya. Pak Karti keluar dari Masjid, rangga langsung bertanya, mau
kemana lagi kita pak?, pak kartinius menepuk pundak rangga dengan halus, namun
intan berusaha menggoda pak Karti, godaan dan panggilan serta senyuman, intan
berusaha mendekati Pak Karti, wanita yang cantik dan seksi, kalau lelaki lain
melihat tingkahNya langsung jatuh dalam kehinaan dosa kemaksiatan dunia, pak
Karti hanya senyum dan menasehati intan, kamu wanita yang cantik jagalah
kecantikan ini, agar Allah selalu
mencintaimu, dan selalu memberikanmu kebahagian, tutupilah keseksian itu dengan
baju terhormat yang Allah tentukan dalam syariatNya,
mendengar itu wajah Intan marah,
kemerahan diwajahNya layakNya api neraka yang membara, dengan halus Intan
meninggalkan pemilik perusahaan yang terkenal itu, hebat sekali bapak itu tidak
tergoda denganku kata Intan, semua karyawan diajak pak Kartinius untuk makan
bersama, Ia sebagai pemilik perusahaan akan mentraktir para karyawannya hari,
gebuh-gebuh kebahagian melekat pada semua karyawan, seorang yang lama tak ada,
muncul sebagai bintang yang menyinari bumi, masalah kemiskinan Ia selesaikan,
kapitalisme ditolaknya, hukum tak adil dilawanNya, Pak Karti dan semua
karyawannya telah sampai menuju rumah makan, mereka makan dengan sepuasnya,
ketika pak Karti sedang makan, tiba-tiba ada orang yang mengenalinya, orang itu
mendekat, bunga itu mendekat, harumnya tak hilang, seorang penduduk desa yang
merasa kenal dengan pak Kartinius, semua anak karyawanNya merasa heran, kenapa
orang ini bisa mengenal Bossnya pemilik perusahaan yang terkenal.
Wajah yang sederhana serta sikap tawadhu yang terlihat dalam
raut muka pak Karti seorang yang Ia kenal itu menghampiri, ini bapak Karti
kan,? Yang selalu di Masjid di dekat arah menuju desa saya, yang selalu membaca
Al-Qur’an dan Adzan di Masji itu?,
....semua merasa heran
mendengar pertanyaan itu, seorang karyawan bernama intan, malah berfikir tak
mungkin seorang pemilik perusahaan yang kaya raya, sibuk dengan ibadah kepada
Tuhan yang banyak memakan waktu, membuat tak bisa bekerja, wanita ini seperti
telah dirasuki penyakit kehidupan materi dunia, pak Karti menyapa dengan
senyuman bahagia, Ia Bapak, saya yang sering di Masjid.
Mendengar itu, semua karyawan terkejut, SubhanaAllah, bapak
memakai baju yang indah, rupanya bapak seorang pemilik perusahaan ya, saya
mendengar berita ternyata memang ya, kata Seorang Bapak itu, rasa tak percaya
menghinggapi para karyawan, semua terpaku melihat kejadian itu, ini hanya
rezeki Allah bapak, ini hanya titipan semata, ketakwaan yang Allah cintai bukan
materi dunia ini yang akan hancur. Bapak tadi dengan mata berbinar,
merasa bangga. Ia hanya meminta izin untuk pulang kepada pak Kartinius,
tidak lupa, sebuah kebaikan itu berjalan, pak Karti memberikan amplop kepada
Bapak itu sebelum Ia pergi, dengan kata jangan tolak pak, Bapak itu menerimaNya.
Akhirnya bapak itu
pergi dan semuanya merasa terharu.
No comments:
Post a Comment