Agam
Primadi
(Pegiat
Rumah Baca Komunitas)
Gerakan membaca merupakan suatu gerakan
yang harus dipelopori oleh siapa saja dan lebih dari satu, sebagai visi
pencerdasan bangsa maka negara pun tidak boleh absen dari dari gerakan ini.
Secara histori, gerakan ini berdiri bersamaan dengan peringatan hari pendidikan
nasional yaitu pada tanggal 2 mei 2012.
Gerakan Iqro bermula dipelopori organisasi pelajar di Yogyakarta IRM/IPM
beberap tahun silam kemudian dilanjutkan dengan nama Rumah Baca Komunitas.
Komunitas ini muncul berangkat dari keprihatinan atas betapa miskinnya bahan
bacaan masyarakat, dan tidak meratanya distribusi buku, semakin ke daerah
tertinggal buku semakin mahal, dan semakin jarang ditemui. Ini mengakibatkan
terjadinya kesenjangan pengetahuan di negeri ini sehingga apa yang disebut
Taufik Ismail sebagai "Tragedi Nol Baca" harus kita akhiri (baca:RBK)
"Semesta mendukung"
Kata "Semesta Mendukung"
sebenarnya adalah sebuah bentuk apresiasi terhadap pertolongan alam yang
mendukung gerakan ini berjalan hingga berusia kurang lebih empat tahun. Adalah
David Efendi, kami biasa memanggilnya dengan sebutan Cak David. dari mulut lulusan Amerika tersebut kata itu
pertama terlisan dengan sangat sederhana tapi penuh dengan makna. Lalu kemudian
kanda Fauzan Anwar Sandiah mencoba menangkap dan menguraikan terhadap saya apa
tafsir dari kata "semesta mendukung". Dia memaparkan dengan santai,
"saya menangkap makna dari kata semesta mendukung yang dilontarkan cak
David adalah pada intinya apabila kita berbuat baik dan memiliki niat baik.
Alam dengan senang hati pasti mendukung, alam pada konteks ini diganti dengan
kata "Semesta".
Pemaparan tersebut mengingatkan saya
pada suatu perkataan bijak "siapa yang menabur angin, maka dia akan menuai
badai", bila kita kaji lebih lanjut, ini adalah suatu penjabaran dari
hukum sebab akibat yang bisa diartikan apabila kita ingin mendapatkan akibat
hasil yang baik, kita harus berbuat sebab yang baik. Sebaliknya apabila
perbuatan kita buruk atau telah melakukan sebab yang buruk akibatnya tentu akan
buruk juga.
Kemudian perkataan bijak tadi diperkuat
dengan Firman Allag SWT dalam Surah Al-Isra (17):(7) :
" jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu
sendiri"
Ada
beberapa fenomena rill yang saya potret dengan sengaja, mungkin juga ini
sebagai bukti nyata alam mencintai komunitas ini.
Pertama, Akses
jalan yang diperbaiki
Hijrahnya
Rumah Baca Komunitas dari jalan parangteritis menuju kalibedog bukan tanpa
alasan, tapi mungkin alasan itu tidak begitu penting untuk dipaparkan secara
detail. Setiba saya di Rumah Baca Komunitas, ada semacam kekhawatiran untuk
rumah tinggal yang baru jendela ilmu (buku) yang beralamatkan dusun Sidorejo,
kalibedog. Kekhawatiran tersebut mengingat akses jalan menuju Rumah Baca sangat
memprihatinkan, penuh lobang dan sangat jauh dari sentuhan tangan pemerintah.
Namun optimisme para pegiat yang menguatkan fondasi gerakan ini tidak mudah
goyah. Dua bulan kemudian, entah siapa yang menggerakkan, tiba-tiba para warga
Rt 08 berbondong-bondong datang untuk bergotong-royong memperbaiki jalan
tersebut, tak jelas berapa jumlah warga yang terlibat, taksiran saya ada
sekitar belasan warga yang bersama dengan para pegiat memperbaiki akses jalan
tersebut. Alhasil sekarang akses jalan menuju rumah baca komunitas tersebut
mulus dan rapi. lobang yang dulu menganga, seketika menghilang oleh timbunan
semen yang bercampur dengan pasir.
Kedua, Revitalisasi Pinggiran Alun
Alun Selatan
RBK on the
street yang familiar dengan sebutan perpustakaan jalanan adalah salah satu
program Rumah Baca Komunitas. Program ini sebagai bentuk komitmen Rumah Baca
Komunitas yang konsen terhadap isu-isu literasi di Indonesia. Bertempat di
Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Kegiatan ini biasanya dimulai pada pukul 06.30
pagi sampai dengan pukul 11.00 WIb. Sejak direalisasinya kegaiatan ini pada
pertengahan 2013 lalu, berbagai problem ringan datang silih berganti. Misalnya,
ketika lapak hendak dibuka, debu dan rumput yang tumbuh dengan subur
menjadi pekerjaan rumah yang harus di atasi terlebih dahulu guna menciptakan
suasana nyaman para pengunjung yang menghampiri lapak baca perpustakaan
jalanan. Namun problem itu ternyata
tidak berjalan lama, tiba-tiba Dinas Pekerjaan Umun memasang papan kontrak
pertanda pekerjaan akan dilaksanakan secepat mungkin. Kabar akan di
percantiknya pinggiran alun alun membuat haru sebagaian pegiat yang setia
melawan kantuk setiap pagi demi membuka lapak baca, Artinya, persoalan rumput
dan debu akan teratasi.
Ketiga,
Kehadiran manusia lain di Rumah Baca Komunitas (KKN 06 UMY)
Saya ingat betul waktu pertama kali
bergabung dengan Rumah Baca Komunitas, komunitas ini berdiri dengan tidak
banyak orang, namun penuh dengan gagasan yang inovatif. Seiring waktu berjalan dengan sangat cepat,
satu persatu orang datang untuk kemudian bersedia dengan senang hati tanpa
pamrih menjadi relawan Rumah Baca Komunitas. Tidak hanya itu, moment yang sangat
menyenangkan adalah pada awal bulan september yang lalu, kemunculan anggota
kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN 06) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang
berjumlah 18 orang memberikan warna tersendiri untuk kecerian di rumahnya
manusia. Ada semacam kegembiraan di raut wajah beberapa pendiri Rumah Baca
Komunitas, Ahmad Sarkawi, Fauzan Anwar Sandiah, David Efendi, dan Sakir
misalnya. Hadirnya manusia baru
dirumahnya manusia menyelipkan seuntai kegembiraan bercampur haru diraut wajah
para laki-laki ini. Saya berkhusnuzon, mungkin inilah kemenangan kaum literasi
yang absolut yang di tunggu-tunggu sejak lama oleh pendiri Rumah Baca
Komunitas.
No comments:
Post a Comment