Oleh: Hanapi
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMY dan
Pegiat Rumah Baca Komunitas.
“Buku adalah
teman bicara yang tidak mendahuluimu ketika engkau sedang sibuk, tidak akan
memanggilmu ketika engkau sedang bekerja dan tidak memaksakanmu untuk berdandan
untuknya. Buku adalah teman duduk yang tidak menyanjungmu, sahabat yang tidak
membujukmu, kawan yang tidak membosankanmu dan penasehat yang tidak mencari
kesalahanmu”(Ahmad bin Ismail).
Literasi
adalah isu-isu yang selalu dibicarakan akhir ini dengan berbagai presfektif
yang dikemukakan baik oleh para kalangan akademisi, mahasiswa bahkan tingkat
lapisan elit bangsa ini, literasi menjadi sebuah kekuatan yang akhir ini
menunjukkan eksistensinya sebagai kekuatan masyarakat yang maju untuk membangun
budaya bangsa yang lemah dalam budaya membaca meskipun budaya membaca sudah
mulai pesat di kota-kota besar.
kota
Yogyakarta yang dinamakan kota pendidikan ini selalu memiliki kekhasannnya
dalam bidang keilmuan dan budayanya, budaya literasi di indonesia masih cukup
lemah karena tidak meratanya akses terhadap dunia keilmuwan yang disediakan
oleh pemerintah. Gerakan literasi yang muncul ini seperti Rumah Baca Komunitas.
Gerakan literasi di Indonesia merupakan respon terhadap lemahnya peran Negara
dalam memberikan akses terhadap buku, kalau selama ini Negara hanya menyediakan
bacaan yang belum mampu memberikan pencerahan pada lapisan ditingkat masyarakat
desa, budaya membaca tidak disertai dengan politik will dalam kebijakan
pemerintah untuk menunjang agar budaya ini lebih cepat terwujud dengan demikian
kualitas sumber daya manusia Negara semakin meningkat dan memberikan dampak
yang luar biasa untuk perubahan bangsa ke-arah yang lebih baik.
Sekolah
literasi yang merupakan fondasi dasar untuk menanamkan spirit membaca, menulis,
menanam agar dasar ini menjadi kekuatan yang mengakar dalam setiap masyarakat
indonesia yang pada akhirnya akan memberikan manfaat yang sangat besar untuk
membangun Negara ini, Tulisan ini berusaha untuk melihat begaimana sekolah
literasi mampu membangun visi Negara berkemajuan dengan melihat manfaar dari sekolah
literasi dan bagaimana hubungan sekolah literasi dengan sumber daya manusia
serta memberikan nama-nama tokoh-tokoh literasi dalam dunia islam yang sangat
terkenal dengan kualitas keilmuwannya.
Sekolah
literasi yang diadakan oleh Rumah Baca Komunitas beberapa akhir yang lalu
memberikan paradigma yang cukup utuh dalam menjelaskan tentang literasi
walaupun penulis hanya mengikuti sekolah yang kelima tetapi kegiatan yang
dilakukan sangat memberikan manfaat yang besar baik untuk individu maupun
secara kolektif, sekolah literasi ini sangat bermanfaat terutama untuk kalangan
yang ingin mengenal dunia literasi. Ada beberapa manfaat sekolah literasi yang
perlu diadakan di jenjang-jenjang pendidikan dasar agar pembangunan Negara
berkemajuan itu bisa lebih cepat dengan penyadaran bahwa bangsa yang maju
adalah bangsa yang rajin membaca, memunculkan inovasi dan selalu kritis
terhadap pemerintah sehingga terciptanya sebuah Negara yang berkeadilan yang
selama ini banyak kaum radikalis mengkritik dan mengatakan bahwa Negara tidak
adil makanya mereka melakukan kekerasan padahal itu salah seperti yang
dijelaskan oleh Buya Syafie Maarif dengan dalil yang kuat.
Manfaat
sekolah literasi yaitu:
(1)
menyadarkan bahwa membaca adalah hal yang terpenting yang harus dilakukan oleh
manusia
(2) Dengan
membaca pembangunan menjadi warga Negara yang cerdas sekaligus beradap cepat
diwujudkan. seperti yang dikatakan oleh Platon salah satu kebahagian adalah
menjadi warga Negara yang cerdas, baik dan beradab.
(3)
Menyadarkan bahwa budaya membaca harus dibangun oleh siapapun tanpa memandang
pangkat dan kedudukan dalam masyarakat (4) Memberikan gambaran bagaimana
seharusnya fungsi kaum yang tercerahkan di masyarakat
Ada
keyakinan bahwa, Semakin tinggi budaya membaca maka kepedulian sosial semakin
tinggi, kemandirian masyarakat semakin kokoh dan hilangnya budaya yang mengarah
pada kekerasan dalam kehidupan bangsa
Semakin
mencintai lingkungan.
Hal ini
dapat mengacu seperti yang dilakukan oleh Rumah Baca Komunitas yang memiliki
ajaran ekoliterasi tentang harus melestarikan lingkungan dan merawatnya
Dengan
membaca maka tidak akan ada lagi penguasa yang akan bertindak
sewenang-wenangnya.(Manifesto Rumah Baca Komunitas).
Membiasakan
budaya menulis agar mampu menunjukkan bahwa bangsa ini memiliki gagasan yang
cemerlang dengan gagagasan yang cemerlang inilah bangsa ini akan maju tapi
disertai tindakan yang kongkret.
Membangun
jiwa kemanusian yang akan selalu bertindak demi kebaikan bukan demi
materialisme
Kegiatan sekolah
literasi ini sebagai pondasi dasar untuk membangun budaya membaca maka sekolah
literasi ini dalam jangka panjang akan semakin meningkatkan kualitas sumber
daya manusia karena budaya membaca yang mulai bersemi akan semakin membuat
banyak kaum terdidik dan memiliki kesadaran untuk berani bersaing dengan orang
lain, budaya membaca yang tinggi pasti meningkatkan SDM yang tinggi maka sangat
memberikan manfaat yang besar.
Dalam dunia
islam sangat banyak tokoh-tokoh yang sangat mencintai dunia literasi yang
memiliki perpustakaan pribadi yang besar bahkan ada tokoh yang mengatakan buku
jauh lebih berharga dari pada harta, sikap seperti ini menunjukkan kecintaan
terhadap dunia keilmuwan yang sangat tinggi maka penulis akan memperkenalkan
nama-nama tokoh islam yang sangat mencintai dunia literasi dan kaya akan
bukunya serta kualitas intelektual yang tinggi, nama-namanya yakni: Al-Fath bin
Khaqam, Ibnu Khasyab, Jamaluddin Al-Qithi, Muwaffaq bin Muthran ad Dimasqi.
Masih banyak lagi toko-tokoh islam yang kuat budaya literasinya seperti Ibnu
Sina, Al-Farabi, Ibnu Arabi, Ibnu Taimiyah, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad
Abduh, Imam Al-Ghazali, dan lainnya.
No comments:
Post a Comment