Oleh AlHafiz
Atsari, Pegiat RBK
Kemarin tepatnya hari
jum'at 11 September 2015, Rumah Baca Komunitas (RBK) kembali lagi mengadakan
kegiatan dejure yaitu bedah buku yg berjudul "Revolusi Pancasila" yang diadakan di Padepokan Rumah Baca Komunitas. Poster sebenarnya sudah lama beredar di socmed sehingga sudah banyak pegiat yang tahu. Namun demikian, cukup subtansial apa yang diobrolkan di sore itu.
Di awal diskusi sudah
muncul pertanyaan menarik yg terdapat di cover depan buku tersebut "apakah
kita biarkan bangsa ini hancur atau bangkit bertempur?". Ini adalah
pertanyaan Penulis terhadap seluruh elemen masyarakat Indonesia.
Yudi Latif merasa bangsa
ini sedang mengalami degradasi kepercayaan terhadap Ideologi bangsa yakni
PANCASILA. "Kita" seluruh elemen bangsa Indonesia mengetahui
Pancasila namun dalam praktik kehidupan sehari-hari hanya memahami sebagai
slogan belaka. Kita mengikuti upacara bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan
hanya sebagai seremonial belaka. Banyak sarjana-sarjana yg hanya tahu namanya
(Pancasila) namun tidak memahami makna yg terkandung di dalamnya sehingga
mereka bangga dengan ideologi-ideologi besar dunia yg sampai saat ini belum
mampu menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa. Kita melihat para sarjana luar
negeri maupun dalam negeri dengan bangga menganggap bahwa ideologi-ideologi
besar (Liberalisme, Sosialisme, dsb) mampu menyelesaikan persoalan bangsa
sehingga yg terjadi kita hampir melupakan sejarah bangsa bahwa kita punya
falsafah bangsa yg luar biasa yg keluar dari pemikiran-pemikiran pendiri
bangsa. Kita juga melihat dalam birokrasi pemerintahan kita bahwa Pancasila
sebagai pedoman norma saja bukan sebagai motor penggerak roda bangsa. Kritik
ini mungkin lebih ditujukan bagi generasi muda Indonesia karena mereka lah yang
akan memimpin dan membawa bangsa ini "bangkit atau masuk dalam museum
sejarah".
Inilah yg menjadi kritik
Yudi Latif, ia menginginkan generasi muda melakukan aksi-aksi nyata bukan hanya
pandai mengkritik saja. Generasi muda harus turut andil dalam menyelesaikan
persoalan bangsa yg terjadi di sekitarnya bukan hanya menunggu pemerintah untuk
melakukannya yg disebut Yudi Latif sebagai "Patriotisme Progresif atau
nyata". Sehingga seluruh elemen bangsa bisa melakukan hal-hal kecil dan
sederhana untuk kebaikan bersama.
Mungkin hanya ini
pesan-pesan moral yg bisa saya dapatkan dari bedah buku ini.
Marilah kita bangkit dan
berdiri di negeri sendiri
Menyelesaikan persoalan
yang tak pernah berhenti
Bukan hanya bangga terhadap
ideologi sendiri
Namun beraksi untuk
mengabdi pada negeri
Sebagai wujud nyata bagi
bumi pertiwi
No comments:
Post a Comment