Wednesday, July 29, 2015

Apa kata tentang RBK?

Cerita saja. Literasi itu menarik Perkenalan dengan Literasi


Hafidz Afandi
Dua atau tiga bulan, lalu saya bertemu dengan Cak David Efendi, salah satu mantan pentolan IPM yg kini jadi akademisi di UMY, beliau mengenalkan saya dengan gerakan literasi yang dirintisnya dan kawan-kawan, bernama Rumah Baca Komunitas
sebuah komunitas yang menarik, di dalam komunitas ini mereka mencintai buku dan ilmu di dalamnya dengan sangat mesra, di grup wa-nya hampir tak pernah absen setiap hari merekomendasikan bacaan-bacaan bermutu, Saya baru beberapa kali berkesempatan kesana, menarik semuanya serba sederhana tetapi penuh makna, obrolan-obrolan dalam setiap perjumpaan bukan sekedar beradu pengetahuan, melainkan hampir semua berusaha mengkontruksi dirinya masing-masing dengan buku,
ada keunikan-keunikan yang saya sendiri tak pahami dari kultur yang sedang dibangun komunitas ini, Dan, mungkin mudah untuk mereplikasi semangatnya tapi pasti berat mereplikasi prosesnya. Di mulai dari kecintaanya pada buku, teman-teman RBK beranjak untuk berbagi, bahkan berbagi harta yang paling dicintainya, yaitu "BUKU". Kutu buku, RBK lebih dari itu?
Saya, jadi ingat dulu sejak sma banyak kawan-kawan di PII yang gila buku, aku pun hampir sama, sejak sma dulu selalu bergelut dengan setumpuk buku-buku, di masa kuliah sama, rela, rela tak punya apa-apa asal masih sanggup beli buku, dengan perjuangan berat untuk dapat buku rasanya sayang kalau sampai hilang, ini bak harta terakhir saya, toch tetap saja dari berdus-dus kira2 hampir separonya melayang terutama saat di bawa ke acara basic training HMI, pasti melayang hampir separo.... tak ikhlas rasanya, tapi ya bagaimana lagi.
DI RBK, sebaliknya sejak awal si para empunya buku mewakafkan aset pribadinya untuk komunitas. ntah, jangan bayangkan sistemnya secanggih perpustakaan kampus. yang ada sistem demokrasi, pilih sendiri, catat sendiri bawa sendirim, kembalikan sendiri, aneh....! padahal di perpus betapa ribetnya pinjam buku belum denda yang membayangi kalau telat, saat pernah ku tanya, "kok bisa sebegitu mudahnya?", teman-teman menjawab, "kita belajar percaya dan melatih kejujuran saja, pembaca buku, penggila buku pasti orang pintar, seharusnya beretika", jadi malu dengan prinsip kami dulu yang niru-niru gus dur"orang bodo itu yang mau pinjemin buku, tapi lebih bodo lagi orang yang dipinjemi buku malah balikin,"
ada juga sharing bang dollah namanya, aktivis gerakan turun tangan ini berbagi via wa saat dia habis kumpul dengan anak-anak gerakan literasi lainya dia bilang (karena sudah ke hapus jd izin pake bahasa saya) "saya sebenarnya punya cita-cita merubah bangsa ini dengan dirikan partai yang revolusioner, ngapai hanya main-main dengan anak-anak yang sekedar pengen bagi-bagi buku.... tapi setelah bertemu dan sharing dengan penggiat literasi agaknya saya jadi berfikir, perubahan harus dimulai dari buku, biarkan anak-anak baca buku dari awal, hingga mereka lahir menjadi generasi yang sadar, tak mungkin cita-cita dirikan partai revolusioner tanpa generasi yang revolusioner, dan tak mungkin ada generasi revolusioner tanpa dimulai dari buku"
Nasib perpustakaan pertama ku Alangkah indahnya, saya jadi teringat pula dengan sosok pembimbing kami saat remaja di tegal, pak Ratmana Sutjiningrat yang saat itu selalu konsen dengan dunia buku, sastra dan pendidikan, beliaulah yang mendukung remaja masjid angkatan mas dan mbak ku dulu buat perpustakaan masjid yang menarik, isinya tak cuma quran dan fikih, tapi novel dan buku-buku pemikiran sampai komik, dari hasan al banna, sayyid qutub, yusuf qardhawi, ali syariati, ayatullah khomenei, iqbal, hingga marx, pram, anton chekov, sayang, seiring dengan semakin sepuhnya beliau saat aku beranjak remaja ia "lemari perpustakaan itu" sudah tinggal sisa-sisa, dan saat aku kuliah syukur ia masih digudang masjid, Tidak dibakar atau di loak.... semoga jd jariyah beliau yg terus mengalir di diri kami yang sempat menikmatinya, "alm. SN. Ratmana"
semoga gerakan literasi tumbuh berkembang dimana pun manusia indonesia ada, sehingga kelak kita bisa berharap punya satu generasi baru yang berkesadaran, #optimis...! #terima_kash_RBK yang Mengggugah kesadaran (entah kenapa tiba-tiba menulis ini panjang lebar daripada bebal edit proposal, itung-itung nebus dosa dan menghibur diri)

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK