Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

Thursday, December 17, 2015

Anarkisme: Suatu Pengantar

David Efendi

Di Saat Negara membredel buku, membaca buku terlarang ITU adalah tindakan anarkis.
Di Saat Negara menyalurkan tafsir kebenaran lewat TV Negara, tindakan matikan TV adalah tindakan anarkis.
i: Ketika meminjam buku di perpustakaan banyak syarat, lalu tindakan Anak anak muda meminjamkan buku tanpa syarat, Maka aksi INI adalah ....adalah....neo-anarkisme.
Ketika Iran melarang Perempuan nonton bola di stadion, lalu Perempuan memakai kaos bintang pemain bola dunia adalah Bentuk anarkisme. 
Ketika Negara banyak mengatur kehidupan masyarakat, lalu seseorang Pura Pura Tak tahu dan Pura Pura bodoh Maka INI dikenAl- dengan saminisme. Bentuk orisinal dari anarkisme produksi bangsa sendiri
Jika mekanisme pasar sbg sistem pengatur kebutuhan ekonomi (pelembagaan),, Maka masak Dari hasil tanaman sendiri adalah tindakan revolusioner sekaligus anarkis.

Permufakatan Baik



David Efendi, pegiat RBK

Melihat kegelapan di sekitar kita membuat kekuatan positif melemah. Tak banyak membantu memperbaiki keadaan jikalau terlalu banyak kebusukan politik ekonomi merasuk dalam pikiran kita. Permufakatan jahat ITU nyata sebagaimana nyatanya iblis dalam kehidupan kita. Namun demikian, kita perlu bangun kepercayaaan di hati Dan pikiran, meminjam kata-kata Bu Sri Wahyaningsih, pendiri salam, bahwa "masih banyak orang Baik di sekitar kita."
Siapakah orang Baik?tahukah kita siapa orang Baik? Dalam suatu hadis jika tak salah disebutkan bahwa sebaik Baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Orang Baik ITU keberadaannya tak mengancam siapa pun, keberadaannya justru memperkuat orang lain. Saya kita orang Baik ITU adalah manusia yang bisa menghargai dirinya, Dan orang lain. Memberikan atau mengorbankan suatu kebahagiaan untuk banyak orang. Saya setiap diri, punya subyektifitas mendefinisikan orang Baik sesuai pengetahuan Dan pengalaman insani.
Ada juga kutipan Bagus yang dipilih oleh seorang pegiat RBK, Arya Dwiyoga:
“Urip kang utama, mateni kang sempurna”. Artinya Selama hidup kita melakukan perbuatan baik maka kita akan menemukan kebahagiaan di kehidupan selanjutnya." Hal ini ingatkan saya pada slogan kedaulatan rakyat yang jika tak salah itu dari ajaran Ki ageng Surya mentaram: migunanin tumraping liyan. Ajaran lain falsafah jawa adalah bahwa "urip iku urup" (hidup yg menghidupkan) memberikan manfaat/pencerahan.
Tugas kita sebagai pegiat komunitas atau sebagai individu, adalah mematikan agar kuantitas orang Baik tak berkurang jumlahnya dengan cara melibatkan diri kita dalam persekongkolan orang Baik. Kualitas pun perlu ditingkatkan, dilipatgandakan Dan dibesarkan.
Dalam pengalaman kognitif Dan interaktif saya dengan dunia, bisa digambarkan bagaimana spiritualitas menyumbang makna di dalam hubungan antar manusia yang sifatnya filosofis: bersekongkollah kalian dalam melakukan kebajikan Dan kebaikan Dan jangan bersekongkol dalam melakukan kekerasan. Saya kira ini ayat yang jadi landasan berkomunitas. Persekongkolan atau permukatan jahat yang dilakukan secara sistematis, masif, Dan terorganisir akan mudah mengalahkan permukatan Baik. Logika sebaliknya, berlaku pula. Maka, wahai orang Baik sejagat raya rawatlah kebaikan Dan atau bersatulah untuk adakan sebanyak mungkin permukatan Baik.
: Tahukah kamu APA Dan bagaimana permukatan Baik ITU? Permukatan Baik ITU pantasnya dilakukan oleh orang Baik Dan yang dibicarakan ihwal kebaikan atau kemaslahatan. Salah satu tolok ukur permukatan Baik lainnya adalah bahwa etika, nurani, Dan pikiran yang adil di dalam membicarakan rencana. Permufakatan baik ITU bicara do right thing instead of do things right--bukan hanya secara legal formal dibolehkan tetapi harus dipastikan dengan akal jernih bahwa apa yang dilakukan ITU adalah amal kebaikan. Ini tidak mengarah pada satu jenis ajaran agama. Ada nilai nilai kebaikan universal yang bisa diformulasikan serta dapat dilakukan. 
Suatu permukatan Baik dapat dilakukan dengan Baik apabila di dalam proses ada oenghargaan atau apresiasi, terbuka, manusiawi, adil, memberikan nilai yang sama pada semua orang yang punya pendapat (bisa beragam) serta berorientasi pada kepentingan yang membutuhkan. Bukan kepentingan peserta permufakatan. Ini adalah karakter Dan semacam GBHN dalam penyelenggaraan "kongres orang Baik" dalam diri komunitas. Tidak absolute, ini terus berdinamika untuk menemukan makna.
Kebaikan yang terbaik adalah bentuk kebaikan yang sudah dilakukan. Kebaikan tak cukup dibicarakan atau dituliskan barangkali, ada namanya praksis amal Baik yang terus menerus diperjuangkan sebagai unfinished destiny sebagai manusia dengan segala keterbatasannya. 
Selamat bermufakat di dalam kebaikan. Semoga Damai untuk hati semua pegiat, dan semoga kita terus berusaha untuk adil sejak dalam pikiran.

Revolusi Dari dalam

pegiat RBK

"Jika mekanisme pasar sbg sistem pengatur kebutuhan ekonomi (pelembagaan),, Maka memasak Dari hasil tanaman sendiri adalah tindakan revolusioner sekaligus amalan positif dari anarkisme."
Masu lalu pernah mewariskan bentuk bentuk transformasi sosial politik secara fisik Dan berdarah.
Penggalan dari banyak sejarah bangsa mengkisahkan revolusi fisik yang tak murah biayanya. Menghasilkan frustasi Dan kebencian lahir Dan bathin. Sebagai contoh, Peristiwa komunis Dan Militer yang membonceng Islam, Dendam Dan proses rekonsiliasinya tak cukup 7 dekade lamanya. Ternyata, konsekuensi dari revolusi kekuatan fisik sangatlah berat. Untold story-nya tak semua terungkap.
Paragraf pembuka di atas sebenarnya sy ingin menutup kesempatan pembaca untuk bertanya, "apakah revolusi fisik ITU tak layak dilakukan?" Atau "apakah revolusi fisik tak boleh terjadi dalam sejarah?". Ada alasan sejarah yang tak gampang dimengerti mengapa perang menjadi cara menciptakan negara bangsa. Aku bukan ahli sejarah, tak bisa begitu cukup mengerti.
Kita bergerak lebih cepat ke zaman modern dimanan kolonialisme, imperealisme, Dan kapitalisme berubah wujud menjadi soft atau menjadi "friendly-enemy" yang merasuk ke ke dalaman pikiran Dan habitus kolektif kekinian. Musuh musuh tak terlihat, kawan Dan kawan sebagai thesis anti thesis tak begitu ada demarkasi. Bisa benar kata Sukarno, walau ada musuh kekuatan asing, musuh terberat adalah Dari sesama anak bangsa. Musuh yang dekat dengan memori kolektif kita, sebagai bagian Dari kebudayaan bangsa.
Semakin gak jelas juga tulisan ini. Pembaca bertanya. Bagaimana kita melawan musuh tak terlihat? Bagaimana kita meracuni kapitalisme? Bagaimana kita membunuhnya sementara ia bersemayam dalam diri kita, keluarga, teman melalui gaya hidup konsumtifnya? Kita akan harakiri? Jika setan iblis yang invisible dalam diri bisa dilawan, kapitalisme ITU pun demikian cara melawannya. Mantra pejinak iblis barangkali bisa diramu untuk meracuni kapitalisme, atau setidaknya membuatnya pingsan beberapa saat.
Ketika di luar rumah begitu pekat polusi kapitalisme barangkali ritual jamaah ke masjid, melakukan yoga, menjadi samin, membaca buku, dolanan traditional, menanam, memasak, menggunakan obat warisan nenek moyang, menjadi sholeh secara sosial, DSB adalah cara cara bertahan yang bisa menjanjikan harapan. Hanya barangkali. Di luar dunia bukan milik kita, di dalam jangan sampai dijajah oleh tayangan TV. Menjadi asketis, atau altruist bisa saja pilihan paling gampang dilakukan. APA akan ada revolusi yg mematikan ketidakadilan struktur ekonomi? Bisa jadi. Tak ada jawaban lebih hebat Dari ungkapan: jangan sepelekan tindakan tindakan kecil. 
Pelajaran dari alam membantu menjelaskan. Pertama, air menetes yang dapat melubangi batu sebesar gajah. Itu luar biasa. Kedua, panas dan Magma di dalam gunung bisa menghancurkan APA saja yang dilewatinya. Begitu pula analoginya, cara kerja revolusi Dari dalam. Jangan pernah sepelekan kekuatan kecil yang berdaya tahan seperti magma. Inilah yang diproklamirkan Sabagai revolusi Dari dalam. Revolusi Dari kesadaran diri bahwa hanya langkah langkah perlawanan kecil yang tegar, berani, berdaya tahan dan cerdik yang akan memenangkan pertempuran secara damai (non violence act of resistance).
Hancurlah keserakahan. Itu harus jadi doa setiap pribadi. Panjang umur APA APA yang bisa membunuh kapitalisme.

Warga Berdaya (part 1)


Sempat tertunda beberapa pekan ingin menulis ihwal "warga berdaya" lantaran kesan saya yang mendalam atas sepak terjang beberapa individu di jogja khususnya Dan di beberapa belahan bumi manusia lainnya. Keberadaan individu yang berani, otonom, Dan melek situasi sekitar ini suatu keniscayaan. Laiknya nabi, setiap zaman diutus untuk melakukan kebajikan Dan mencegah kerusakan.
Eksistensi individu atau komunitas berdaya ITU adalah bagian dari anti thesis atau sintesis dari pertarungan kuasa kapital, hegemoni budaya, Dan juga kekuasaan politik. Situasi praktik kekuasaan akhir akhir ini terus mengalami pembusukan atau fenomena yang disebut Fukuyama dalam buku
terakhirnya sebagai political decay. Warga berdaya yang eksis di ruang sunyi sangat beragam dapat kita temui srperti seniman, musisi, aktifis graffiti, guru, prnulis, pegiat komunitas Dan lain lain. Tidak semua populer yang dijadikan orientasi. Ada beberapa ekspresi warga berdaya yang mendapat tempat lebih di media (TV atau Koran). Tapi, kita haruslah berusaha memberikan kredit yang sama bagi semua orang, terutama berdaya tetapi masih voiceless. Ada prakondisi tertentu yang dapat memicu adrenalin keberanian ( courage).
Istilah "warga berdaya" ini sangatlah menarik apabila kita telusuri padanan kata ini Dan juga filosofi yang mendasarinya. Di dalam ilmu politik Dan pemerintahan kontemporer dikenal juga istilah partisipasi yang hidup di alam demokrasi di mana kekuasaan didasarkan pada kuasa orang banyak atau warga negara. Di dalam mekanisme control Dan pengambilan keputusan diserahkan kepada kehendak umum. Di sinilah citizen power menemukan konteks filosofisnya--kekuasaan di tangan rakyat Dan pelaksanaan kuasanya diwakilkan pada lembaga rakyat (demokratis). Namun demikian, tidak semua orang berkenan untuk diwakili. Beberapa fenomena di kota jogja menunjukkan ada ketidakpuasan terhadap apa yang diperjuangkan DPRD. Soal menjamurnya hotel, misalnya, warga jogja tak berharap pada inisiatif lembaga demokratis bernama DPRD.
Keberadaan individu berdaya adalah bagian tak terpisahkan Dari dinamika perdaban suatu bangsa di mana pun. Sistem politik otoriter atau sistem ekonomi yang eksploitatif kedunya memicu munculnya individu atau kelompok yang berani menggalang perlawanan atau menjadi counter dominasi dengan beragam cara. Dalam buku Crashaw Dan Jackson yang berjudul small act of resistance telah dipotret puluhan kasus perlawanan kecil yang meraih kemenangan gemilang. Sayang sekali, dalam buku Jackson tersebut tak dipotret kemenangan petani majalengka Dan orang samin dalam melawan dominasi kolonial belanda. Bengkel sastra Rendra pun dapat dipotret sebagai komunitas berdaya yang berani bersuara menggalang absolutisme orde baru.
Pada kasus mutakhir, keberhasilan warga berdaya menolak rencana pembangunan hotel di prawirotaman Dan warga miliran menyegel hotel fave serta kontribusi Elanto menghentikan keangkuhan oengendara motor gede (moge) adalah serangkaian ekspresi yang menakjubkan. Tentu, kalau saja Crashow Dan Jackson lihat ini akanlah dimuat dibukunya.
Sedikit berbeda kasus di negara maju. Definisi warga berdaya atau meminjam bahasa David Rothkopf (2012) disebut super citizen ditekankan pada kemampuan basis econominya. Para CEO perusahaan raksasa atau korporat kakap inilah yang menempati kelas warga berdaya. Negara yang membutuhkan orang super kaya untuk menjalankan pemerintahana, bukan sebaliknya. Hal ini pernah diperlihatkan Dari statement seorang CEO Wallmart "...we do not wait for the government to solve the problem." (Rothkopf, 2012:295).
Situasi ini mengantarkan Amerika practically bukan negara demokrasi sebagaimana yang ditulis oleh media barat, tetapi justru mempraktikkan sistem politik poliarchy (Palast, 2010) dimana berlaku adagium the best democracy money can buy.
Dua kasus di atas memperlihatkan perbedaan bagaimana modal warga berdaya. Di negara "dunia ketiga" warga berdaya digerakkan oleh kesadaran, keberanian, daya tahan atau ketegaran, dan kecerdikan sementara di negara maju kekuatan Dan bargaining entitas warga berdaya ditentukan oleh penguasaan basis material (ekonomi, finansial power). Saya kira tulisan ini masih terkait urban literacy campaign untuk merawat Dan menyuburkan kekuatan lokal dalam diri warga berdaya. Selamat pagi, semoga manfaat. 

Wednesday, December 2, 2015

Masjid Organik



David Efendi

Pegiat literasi di Rumah Baca Komunitas



“...banyak komunitas agama yang ragu dalam memasang sumber-sumber energi terbarukan di tempat ibadah, atau mengambil sikap kuat terkait perubahan iklim.”





Penggalan kalimat di atas merupakan artikel yang dirilis oleh VoA Indonesia sebulan lalu. Ulasan yang berdimensi multi-negara ini hendak mengirimkan pesan bahwa masih lemahnya kontribusi agamawan dan lembaga agama dalam upaya mencari solusi terhadap persoalan-persoalan lingkungan global. Salah satu hal yang paling krusial hari ini adalah mengenai perubahan iklim dan pemasnasan global yang ditandai dengan hadirnya bencana ekologis yang beruntun mulai banjir, gempa bumi, kebakaran hutan, dan kegagalan teknologi nuklir.



Di dalam artikel tersebut, ada apresiasi positif mengenai semakin responsifnya kelompok agama dalam memberikan reaksi terhadap persoalan ekologis walau masih terkesan lamban. Banyak harapan dari masyarakat, kaum agamawan memperkuat peran emansipatif dan preventifnya dalam mengurangi persoalan-persoalan degradasi lingkungan hidup.

Dalam artikel ini, penulis hendak mendiskusikan gagasan dan praktik ideal bagaimana masjid sebagai institusi agama Islam yang mempunyai infrastruktur dan fasilitas memadai untuk melakukan langkah nyata menghadang bencana ekologis. Gerakan islam yang memberikan kontributif terhadap pencegahan bencana lingkungan merupakan gerakan islam progresif yang perlu ditumbuhkembangkan di Indonesia. Hal ini sangat penting karena ‘pra-kondisi’ lingkungan sudah menunggu respon tepat oleh kaum agamawan dan aktifis gerakan islam. Taruhlah misal, persoalan sampah di kota, pendangkalan sungai, pencemaran air, pemborosan air tanah, kerusakan hutan, hilangnya beragam spisies tumbuhan dan binatang yang berdampak pada ekosistem secara keseluruhan. Keadaan ini merupakan input yang akan memantik untuk menemukan cara-cara cerdas keluar dari lingkaran setan bencana ekologi.





Memposisikan peran organisasi lembaga keagamaan  menjadi suatu keniscayaan hari ini. Sebagai gagasan tertulis misalnya kita dapat melihat subyek organisasi bernama masjid. Masjid merupakan institusi agama islam sebagai tempat ibadah yang juga mempunyai peran sosial-budaya dan dalam banyak aspek juga menjadi sarana pendidikan politik bagi jamaahnya. Peran-peran sosial keagamaan masjid merupakan peran yang sudah dapat dikategorikan sebagai fungsi konvensional masjid. Sementara fungsi ekologis dari masjid merupakan fungsi yang sifatnya kebaruan yang perlu diperkuat dengan reformasi paradigmatik atau filosofis, preventif dan pembangunan praktik-praktik kegiatan yang berdimensi pro-lingkungan atau istilahnya eco-friendly.





Salah satu komunitas muslim di Amerika telah memberikan ilustrasi menarik bagaimana islam menjadi agama hijau (Abdul-Matin, 2008). Dalam level filosofi misalnya dijelaskan bahwa banyak sekali ayat-ayat dalam al-quran yang mengajarkan ummatnya untuk menjaga kelestarian alam dan juga tidak berbuat kerusakan. Banyaknya human error atau human-made disaster yang ada hari ini juga sudah lebih dari seribu tahun lalu diingatkan dalam al-quran. Jumlah “ayat-ayat ekologis’ cukup banyak jika dibaca di sana sehingga islam sendiri sebenarnya adalah agama yang tidak ramah terhadap kejahatan kapitalis dan korporasi perusak lingkungan. Hal ini memperlihatkan bahwa peran preventif ummat islam dalam urusan ekologi telah diperintahkan sebagai kewajiban. 





Kedua, mencegah kerusakan itu jauh lebih baik dari pada mengembalikan atau memperbaiki kerusakan sehingga kesadaran akan kewajiban pencegahan ini mutlak harus menjadi program atau kegiatan lembaga keagamaan islam. Pengetahuan akan memudarnya ‘martabat alam’ harus pula menjadi penggetahuan jamaah islam untuk menjadi common sense sekaligus mengidentifikasi langkah-langka strategis yang perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan fiqh atau ibadah tidak boleh dipisahkan dalam realitas hidup jamaah sehingga jamaah merasa dekat dengan alam dan lingkungan serta memberikan kontribusi bagi kelestariannya.





Terakhir, salah satu inspirasi dari praktik ramah lingkungan di sana adalah bagaimana masjid melakukan penghematan dan pemanfaatan air dengan maksimalisasi kegunaan air bekas air wudhu serta penghematan listrik. Eksistensi masjid di Indonesia yang jumlahnya ratusan ribu baik yang berada di kota besar sampai pelosok desa pasti tterdapat komunitas yang mengelola keberadaannya.



Adanya persoalan lingkungan seperti banjir sampah, banjir, debu, musnahnya spesies tumbuhan dan ketersediaan tanaman sayuran dan obat yang semakin tergantung pada impor adalah sedikit persoalan yang sebenarnya kelompok islam atau jamaah masjid dapat memberikan kontribusi. Hampir semua masjid mempunyai halaman, mempunyai sumberdaya manusia yang dpaat dikelola secara sinergis untuk menghasilkan beragam produk yang dapat memenuhi kebutuhan jamaahnyya atau pasar lokal.





Masjid dengan pembaharuan peran non-konvensional ini juga jika dilakukan massif maka masjid sebagai institusi agama secara pelan tapi pasti telah memberikan kontribusi bagi pencegahan pemanasan global dan pengurangan resiko perubahan iklim dengan pendekatan 3R: reduce, Reuse, dan rescyle. Selain itu juga dilengkapi dengan produksi tanaman yang menghasilkan sumber kehidupan berkelanjutan ( sustainable).





Dengan demikian, ribuan Masjid kemudian mempunyai fungsi pemberdayaan ekonomi, menghasilkan uang, sekaligus mempunyai peran penyelamatan ekologis. Masyarakat juga akan berintrekasi ke masjid bukan hanya untuk kepentingan ibadah tetapi juga untuk menjawab kebutuhan bibit tanaman tertentu, belajar skill daur ulang, skill pertanian vertikultur atau hidrorganik, produksi energi listrik terbarukan, atau pembuatan pupuk organik, dan kegiatan edukasi lainnya. Fungsi ekologi sekaligus penggerak roda ekonomi ini merupakan terobosan penting zamana ini karena memang kelompok agamawan tidak boleh mengalinisasikan dirinya dari persoalan-persoalan lingkungan karena memang di dalam diri pemeluk agama islam, khususnya, melekat kewajiban ekologis sebagai bagian dari manifestasi ke-iman-annya.




Dengan peran-peran ekologis sebagaiamana disebut diatas, tempat ibadah ummat islam ini dapat disematkan gelar padanya sebagai “Masjid organik.”

RBK, Rumah Budaya kreatif

David Efendi



Salah satu kesan dalam diri saya adalah bahwa RBK yang berisi sekumpulan anak muda ini adalah rumah budaya kreatif. Di tempat ini, seolah kreatifitas tak dibatasi dan didorong berkembang sedemikian adanya melalui praktik apresiatif. Setidaknya ini kesan yang hari ini semakin menguat menjalar.


Unsur kreatifitas dalam sebuah komunitas sangatlah penting sebagai energi pembaharuan dan energi terbarukan untuk dinamika dan nafas komunitas. Tanpa kreatifitas , pergerakan dan misi akan stagnan atau akan mengalami APA yang disebut dengan involusi.


Dalam tulisan INI akan kita bincang beberapa kreatifitas yang diperlukan untuk mendukung daya tahan suatu komunitas yaitu meluputi kreatifitas berfikir, kreatifitas berkarya Cipta, Dan kreatifitas dalam tindakan. Ketiga jenis kreatifitas ini coba kita obrolkan.


Kreatifitas berfikir


Kreatifitas pemikiran (creativity of thought) dapat dilihat bagaimana seseorang dapat menjelaskan hal hal rumit menjadi sederhana. Dalam kalimat lain, dapat mencari jalan keluar ketika deadlock atau jalan buntu. Kelihaian berfikir out of box merupakan salah satu kekuatan kreatifitas Jenis INI. Tipe inilah kira kira yang menyumbang populasi komunitas dengan kegiatan "anti mainstream".


Sebagai contoh, ketika banyak orang berfikir bahWa transformasi sosial hanya bisa terjadi karena revolusi Besar melibatkan kekuatan konfrontasi seseorang berfikir Hal Hal kecil yang dirawat dengan kekuatan ketahanan akan mengarahkah pada perubahan sosial atau kebaruan. Pemikiran InI yang memungkinkan APA yang dianggap Tak pernah mungkin. Ajaran gerakan tanpa kekerasan yang dipraktikkan mahatma Gandhi adalah dari buah pikiran kreatif.


Dalam kehidupan RBK juga dapat diambil contoh. Ketika banyak orang menganggap jiwa kerelawanan memudar, RBK justru menyemai kehidupan ini dengan sealamaiah mungkin untuk mendorong amal baik individu dalam komunitas. Dari pemikiran sehat terciptalah komunitas yang berdaulat.


Kreatifitas karya Cipta


Komunitas sangat perlu karya karya kreatif untuk menggembirakan aktifitas pikiran sebagai energi terbarukan. Kreatifitas dalam desain visual misalnya sangat membantu dinamika Komunitas--memberikan kesegaran tersendiri. Laman socme dan website makin inspiratif. Kreatifitas lainnya bisa dalam seni dekorasi, panggung,poster, desain media tanam,Dan masih banyak lagI. Daya visual INI perlu karena Zaman INI sedang menghargai kecanggihan visual. Selembar Poster yang disebar di socmed dapat membuat penguasa geram marah Dan jatuh akal sehatnya lalu biasanya dengan mudah tumbang.


Peran kreatifitas karya cipta ini juga yang punya daya magnetik pegiat baru dan volunter serta masyarakat luas melibatkan dirinya baik dengan sembunyi maupun terang terangan--berbuat kebaikan secara individual maupun keloktif. Beberapa fakta menunjukkan ini benar benar terjadi. Seorang relawan bergabung di komunitas karena tertarik poster, ada juga tertarik karena isi website dan tulisan2 di laman facebook. Ada juga karena google bisa temukan RBK.



Kreatifitas tindakan


Banyak perubahan digerakkab oleh manusia jumlahnya sedikit dengan kepemilikan Tiga Kreatifitas INI. Ahmad Dahlan Salah satu contohnya, disebut sebagaI man of action karena tindakannya melampau wacana yang dipikirkan atau diucapkannya. Gandhi dgn ahimsa,  nelson Mandel anti aparthaida, Tirto Adi Suryo dengan persnya,  Malala dgn keberaniannya, Dan masih banyak lagI kisah kisah "revolusi semut" lainnya.


Dapat pula kita sediakan contoh langka kecil RBK yang dalam batas tertentu dianggap inspiratif (komentar di FB dan Twitter) dan beberapa testimoni. Ketika perpustakaan "formal" dianggap terlalu birokratis dan administratif (tunjukin ktp dan ktm, dll) RBK membuka 24 jam markas dan juga lapak perpustakaan jalanan sejak 2014 bulan juni lalu dengan mantra: pinjam apa saja balikan kapan saja tanpa syarat. Pegiat RBK tak mengutuk perpustakaan yang tutup akhir pekan dan banyak syarat administratif. Ini yang disebut dengan komitmen praktik apresiatif: lebih baik menyalakan lilin dari pada terus menerus mengutuk kegelapan.



Dengan kejujuran yang terus diupayakan, RBK sebagai sebuah Komunitas dengan kekuatan apresiatif dalam wadah egeliterian sangatlah memungkinkan untuk menyemai ketiga kekuatan kreatif tersebut. Salah satu tantangan ke depan adalah bagaimana pegiatnya merawat, memperbesar Kreatifitas, memperkuat Daya tahannya. Kemampuan InI juga barangkali yang terus menguji banyak Komunitas inklusif di dunia apakah tunduk terkapar dalam pragmatisme atau Bangkit berdedikasi dalam memperjuangkan nilai nilai. SelAmat pagi semua. Selamat sambut senin Berkah.

KillDJ Dan Problem Ekologi

David Efendi



Beberapa pekan lalu saya tergerlitik oleh lagu yang disetel teman di siang nan panas. Lagu itu asik memang, judulnya bagaikab air besutan Marzuki Atau yang akrab dipanggil KillDJ. Sempurna lirik ini mengapresiasi kebaikan walau kecil dan membangun optimisme publik bahwa masih ada manusia yang semangat menabur benih kebaikan.
  

Keterlibatan killDJ dalam kampanye ekologi memang tak bisa dianggap enteng seperti #jogjaoradidol, #rembangmelawan dan #jogjaasat. Jadi lagu bagaikan air ini sangat inspiratif dan menguatkan. Lalu apa?


Setelah mendengar lagu itu saya kemudian searching di internet mengenai lagu ini. Mengagetkan sekali, lagu ini adalah "iklan aqua alias penjahat ekologi yang bernama danone". Ini tentu menguji nalar kritis kita terlebih semakin banyaknya penjahat lingkungan kampanye perlunya menjaga lingkungan hijau. Ada persoalan pertempuran "citra" dari ratusan korporasi yang melakukan eksploitasi terhadap alam.

Beberapa petaka yang pernah diakibatkan perusahaan Danone di republik ini adalah nyata. Ada perang berebut air antara petani dan perusahaan aqua di Klaten misalnya. Ada keserakahan tak manusiawi dibalik komodifikasi air yang notabene bukan barang komersiil. Konvensi dunia menyatakan bahwa air adalah hak semua manusia sebagai barang publik.



Kasus killDJ itu bukan kasus pertama. Banyak upaya kooptasi kepentingan melalui penguasaan terhadap media termasuk kepada musisi dan seniman. Mereka tak berada di ruang bebas nilai dan kepentingan. Mereka terus menerus digempur oleh pragmatisme. Seberapa daya tahan itulah yang menentukan akan jatuh pada kubu kuasa kapital atau kuasa akal sehat.



Dalam ilmu psikologi ada fenomena yang disebut split personality dan ternyata ini cukup pas bisa dikaji sebagai upaya nalar atas tragedi yang menimpa organisasi sipil termasuk kelompok seniman. KillDJ menolak jogja didol dan pembangunan hotel di kota jogja. Ia juga menolak digusurnya ruang publik milik publik, tetapi dalam iklan aqua ia juga mendukung secara tidak langsung eksploitasi oleh perusahaan danone yang juga mnyebabkan asat di lokasi lainnya. Apakah ini secara spekulatif dapat dianggap sebagai keterbelahan kepribadian? Atau ini kemampuan killdj membangun strategi dan aliansi dari dalam?



Sebelum masuk ke ranah analisis komprehensif perlu kita lihat latar sepak terjang killDJ. Secara politis punya pengalaman terlibat dalam gerakan keistimewaan dan juga mendukung jokowi jk dalam lagunya yang populer jelang pilpres 2014 silam. Sebagai kontribusi musisi atas konstelasi politik di aras lokal dan nasional itu bukanlah sesuatu yang negatif. Kekuatan kritis lewat musik pasca terpilihnya jokowi jk adalah suatu keniscayaan sebagai bagian dari komitmen. Ini bagian dari upaya membangun kedaulatan politik di level grassroot.


Keterlibatan dalam kampanye korporasi sebesar danone akan mengantarkan situasi kompleksitas ideologi politik dalam tubuh pelaku. Tak mudah menjelaskan skema ini secara sederhana tetapi dimensi etika kolektif sbagai salah satu pendekatan ekologi bisa membantu menjelaskan pilihan killDJ.


Sayang sekali pasca pilpress dan rezim trisakti bergerak tak ada koreksi lagu yang mendorong jokowi bekerja lebih baik. Praktik volunteer mengepung istana justru menjadi negatif dalam dunia media pemberitaan. Beberapa lirik lagu jokowi jk dapat dibacai disini:
http://jokowidiary.blogspot.co.id/2014/06/marzuki-kill-dj-bikin-lagu-untuk-jokowi.html?m=1

Bagaimana iklan aqua etis?

Lirik lagu killdj ini luar biasa http://lirik-lagu-dunia.blogspot.co.id/2015/08/lirik-lagu-marzuki-bagaikan-air-iklan.html?m=1 dan ini adalah mantra untuk aqua danone bahwa mereka dikampanyekan telah banyak melakukan kebaikan dalam program CSR yang dipublikasi besar di media nasional.


Bagaimana nalar kritis melihat fenomena ini ? Saya sangat perlu pandangan dari para pegiat sosial pembaca di sini untuk bahan menulis lebih baik, lebih dapat dipertanggungjawabkan.


Dari geneologinya, Marzuki lahir dan dapat dikatakan sebagai orang klaten--dimana salah satu perusahaan air minum aqua dari danone juga berada di salah satu desa di klaten. Pilihan nama Marzuki sebagai iklan kampanye aqua bukan tanpa dasar pertimbangan yang matang. Dalam perspektif politik, dipilihnya marzuki dapat menjadi alat efektif untuk membungkam kelompok oposisi di klaten yang menolak industri air aqua di klaten yang merugikan petani dlm jangka panjang dan multdimensional. Penggunaan counter revolution dari orang lokal telah banyak dibuktikan efektifitasnya. Hal serupa terjadi di Rembang, Pati, Blora yaitu politik devided at impera: politik pecah bambu.


Dalam perang menolak bencana ekologi adalah istilah global ethics agar pelaku korporasi yang verbisnis lingkungan mengembalikan nafsunya pada etika global. Salah satu etika global itu adalah sustainibility development yang juga berhasil dibajak oleh kapitalis global.


Etika global lainnya yang mesti dibangun adalah dari kekuatan agama agama. Perlu diupayakan sejenis fikih etika agama toward berbagai ancaman bencana ekologis. Ini hanya salah satu pendekatan saja jika agama masih punya kekuatan penjaga moral ekonomi manusia agar tak rakus dan merusak.


Ada juga pendekatan Zizek saya kira bisa membantu mengurai pentingnya "mahkamah ekologi global" di akhir zaman ini. Pbb sepertinya tak sanggup menjadi hakim di saat penguasa institusinya terlibat dalam skandal kejahatan ekologis. Zizek menawarkan keadilan global terhadap negara atau kelas yang dieksploitasi oleh rezim kapitalis.


Tulisan ini tak menawarkan resep generik. Kayak tak ada jalan pulang? Ya ini yang menuntut kita terus bergerak mencari resolusi dan membangun kesadaran aksi refleksi baru.



Penulis adalah pegiat di Rumah Baca Komunitas |www.rumahbacakomunitas.org

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK