Saturday, September 22, 2012

Kriteria Kerja Manusia

Oleh : Fida Afif
Pegiat Rumah Baca Komunitas


Ada sesuatu yang menarik dengan kinerja manusia. Ada kalanya seorang manusia sangat semangat untuk melakukan sesuatu. Namun adakalanya juga sangat enggan untuk bergerak dan teramat malas. Semua itu bukan karena tidak disengaja atau tanpa ada penyebabnya. Semangat manusia ada kalanya naik, adakalanya juga menurun.

Hati adalah kunci dari perilaku manusia. Jika hati sedang bersemangat dan senang untuk melakukan suatu kegiatan, maka akan berdampak semangat juga bagi seluruh anggota tubuh yang lain. Akan tetapi jika hati sedang gundah dan tidak senang untuk beraktifitas, tentu semangat juga tidak muncul di anggota tubuh yang lain. Nah, hati manusia perlu untuk diatur agar dapat ditempatkan sesuai dengan kondisi yang semestinya.
Selain hati, fikiran juga mendapatkan posisi yang penting dalam menentukan semangat seseorang. Paradigma berfikir yang rasional dan sinergis akan mempertajam kinerja seseorang agar sesuai dengan nalar yang logis. Setiap perbuatan yang dilakukan didasarkan atas sederetan alur yang runtut. Antara sebab dan akibat dapat ditaksir dengan jelas. Dengan dilandasi berfikir yang logis tindakan yang dilakukan seseorang pun akan lebih jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk mengatur hati agar senantiasa stabil semangatnya untk melakukan suatu tindakan, ada beberapa hal yang sekiranya menarik untuk disimak. Pertama, suatu tindakan yang didasari rasa takut. Perbuatan atau tindakan yang didasari dengan rasa takut memang bisa dikatakan efektif untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, terutama bentuk kerja yang bersifat dari atasan ke bawahan. Bawahan yang takut dengan atasannya akan bekerja dengan cepat dan sungguh-sungguh, hanya saja hal tersebut berlaku tatkala sang atasan berada di hadapan bawahan. Dengan pengawasan dari atasan tersebut pekerjaan yang ditargetkan dapat selesai. Akan tetapi, pekerjaan akan menjadi terbengkalai jika sang atasan tidak berada di antara bawahan. Bawahan akan merasa tidak terawasi sehingga pekerjaanpun tidak terselesaikan.

Kedua, suatu tindakan yang didasari rasa senang. Perbuatan atau tindakan yang didasari dengan rasa senang akan terasa menyenangkan. Setiap moment dari pekerjaan yang dilakukan akan terasa gembira. Hasil dari pekerjaan yang dilakukan pun akan menjadi buah tangan yang penuh dengan kesenanga. Akan tetapi jika suatu tindakan hanya didasari rasa senang saja, tatkala kondisi hati sedang tidak senang maka pekerjaan yang dilakukan akan berkebalikan dengan yang dilakukan ketika senang. Bahkan hasil pekerjaannya bisa lebih jelek dari rasa ketidaksenangannya tersebut.

Ketiga, suatu tindakan yang didasari rasa ikhlas. Rasa ikhlas akan membawa setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang lebih dinikmati. Setiap tindakan yang dilakukan dari tangan-tangannya tidak akan membutuhkan perintah ataupun dorongan dari luar. Terlebih lagi, pekerjaan yang dilakukan ketika tidak mendapatkan suatu imbalan pun masih akan tetap konsisten melakukan pekerjaan yang dilakukan. Memang hampir dikatakan sempurna suatu tindakan yang dilandasi rasa ikhlas, akan tetapi rasa ikhlas saja dirasa belum cukup tanpa rasa cinta.

Keempat, suatu tindakan yang didasari rasa cinta. Jika setiap pekerjaan yang dijalani seorang manusia dengan penuh cinta, maka sebenarnya ia sedang melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati. Semua curahan rasa dan karsa akan tertuangkan dengan terciptanya suatu karya yang penuh cinta. Biarpun tidak diawasi, tidak dibayar, bahkan tidak disuruh untuk melakukan tindakan ia akan tetap bekerja dengan sepenuh hati.

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK