Monday, September 9, 2013

Dengan Buku, Aku Ingin Hidup 1000 tahun lagi…

Oleh : David Efendi*

Aku berusaha sekuat tenaga untuk mengatakan kepada dunia bahwa aku ingin memberikan sesuatu yang paling aku cintai untuk kehidupan bumi hari ini dan sampai kapan pun. Bukan sebuah prestasi yang membanggakan untuk kemudian layak dikagumi tetapi saya ingin berbagi mimpi untuk kehidupan yang akan datang. Mimpi itu adalah sejuta rumah baca untuk rakyat.

Mungkin mimpi ini tidak terlalu pentin bagi banyak orang, tetapi ini adalah satu proyek turun-temurun yang tidak akan selesai diselesaikan dalam satu kejar teyang atau satu generasi manusia Indonesia. sikap optimis saya menjadikans aya sangat optimis untuk dapat hidup seribu tahun lagi. Seperti puisi Chairil Anwar serta spiritual yang ada didalamnya yaitu kemammpuan menerkah zaman modernitas yang akand datang dengan totalitas: Aku ingin hidup seribu tahun lagi. Dengan buku, dengan buku, dengan buku dan tinta aku akan hidup seribu zaman lagi.

“Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak”

Dalam upaya mewujudkan mimpi sepanjang hidup ini. Aku merelekan banyak hal untuk upaya ini termasuk ‘kebahagiaan’ material yang memang banyak orang mengidam-idamkannya. Aku tidak terlalu peduli, bagiku 1 buku, 1 langkah untuk memulai mewujudkan impian masa depan ini. Tidak hanya itu, kami sekeluarga merelakan meminjam uang untuk berani membeli buku jutaan rupiah yang ini memang kami tujukan untuk sebuah perpustakaan terbuka untuk anak-anak Indonesia yang akan menggengam masa depan.

Kesunyian hidup terkadang terasa sangat mencekam karena pilihan hidup kami yang mendedikasikan seluruh jiwa raga untuk mewujudkan mimpi sepanjang hayat dengan langkah-langkah kecil pasti. Saya jadi sadar betul kemudian, bahwa masing-masing kehidupan dari kita adalah jalan sunyi yang telah kita putuskan secara sadar—kesunyian itu bukan berarti tanpa senyum bahagia. TIDAK, ini adalah jalan bahagia yang hanya dapat dirasakan oleh mansusia-manusia yang telah mantab memilih jalan hidup dengan segala prinsip, karakter, kekuatan, konsekuensi dan dengan segenap daya dan kekuatan melakoninya.

Anak-anak adalah anak zamannya yang akan mengurai persoalan-persoalan yang generasi dewasa hari tak sanggup menggambar peta jalan keluar dari lingkaran setan berupa pragmatisme, nol baca, konsumtifisme, ketergantungan akut, hipokrit, dan tak mampu menghargai jerih payah leluhurnya mendirikan negera ini. Tanpa upaya advokasi yang sistemik dan berkelanjutan generasi harapan itu juga akan dimakan rayap-rayap kejam yang bergerak siang dan malam, dengan cara diam-diam atau penuh kehiruk-pikukan—kapiatalisme dan kebodohan yang berjingkrak bersama merasyakan gelimpangan materi dan kedahagaan masa depan. Buku, buku, buku, izinkanlah aku untuk hidup seribu tahun lagi!


*Manusia dengan mimpi kecil yang tidak menyerah dengan keadaan. Tinggal di Yogyakarta, utara kandang menjangan.

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK