Monday, September 9, 2013

Menulis adalah Bagian dari Iman

Oleh : Siti Thohurotul Ula, M.Pd.I

Kemajuan suatu bangsa tanpa disadari terletak dari kegiatan “menulis”. Banyak bangsa-bangsa yang telah punah dan tidak dikenali tentang kemajuannya hingga saat ini. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya literatur-literatur yang ditemukan. Kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi sendiri tidak terlepas dari kegiatan menulis. Kegiatan penghimpunan suatu ide dengan menulis akan melahirkan suatu karya yang akan terus dihimpun, dibaca, diaplikasikan serta dikoreksi oleh para penurusnya.

Seseorang yang gemar menulis, dan membuat suatu karya yang berbentuk tulisan (seperti buku) ibarat manusia yang berumur panjang bahkan abadi hidupnya. Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya para pengarang-pengarang buku yang ratusan tahun telah berlalu hidupnya, akan tetap masih dikenal dan harum namanya hingga sekarang. Sebut saja ilmuan-ilmuan Islamseperti Imam Syafi’i, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam as-Suyuti dan masih banyak lagi. Mereka senantiasa menjadi tauladan, dengan ide-ide dan tulisannya yang selalu dipakai dan dipraktikan sampai saat ini.

Islam sendiri memaknai kegiatan “tulis-menulis” sebagai media yang sangat urgen dalam kehidupan manusia. Urgensitas kegiatan tersebut tercermin dalam wahyu yang pertama kali diturunkan kepada utusan-Nya Muhammad saw.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar(manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidakdiketahuinya”. (Al-Alaq 1-5)

Pada ayat tersebut sangat jelas bahwa keberadaan Islam yang risalahnya dibawa oleh nabi Muhammadsaw, mengajak agar manusia selalu membaca dan menulis. Ayat keempat yaitu “yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (الذي علم بالقبم)”atau dapat diartikan pula dengan ”Dia (Allah) mengajarkan dengan pena(tulisan)”, memberikan arti bahwa Allah SWT saja mempraktikannya dengan mengajarkan manusia kegiatan menulis sebagai sarana transefer ilmu dan pengetahuaan. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa salah satu pesan yang pertama dari risalah Islam ialah menyuruh manusia agar senantiasa “menulis”.

Kalau dalam sebuah hadis disebutkan “kebersihan adalah sebagian dari iman”, maka kita harus yakin pula kalau menulis juga merupakan bagian dari iman. Sebab menulis menyebabkan orang tahu kalau ada hadis yang mengatakan demikian. Andai menulis tidak ada, atau andai apa yang dikatakan Nabi saw.tidak tertulis, mungkin sabda-sabdanya kini akan hilang ditelan zaman. Menulislah yang menyelamatkannya, maka menulis itu sebagai dari pada iman.

Di samping hal tersebut menulis merupakan saran dakwah yang bernilai ibadah Jariyah (pahalanya akan terus mengalir kepada penulis). Konsep ini dijanjikan Nabidengan sabdanya yang artinya antara lain “Barang siapa yang mengajak suatu kebaikan,maka ia akan mendapatkan sepuluh kali kebaikan orang yang mengajarkannya”.

Hasil sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh seorang Psikolog yaitu Dr.Pennebaker menemukan berbagai manfaat menulis antara lain; Pertama menulis menjernihkan pikiran. Saat kita mengalami masalah yang berat dan rumit, menuliskan semua masalah kita ternyata berdampak positif untuk menjernihkan pikiran kita sehingga akan lebih memudahkan dalam menyelesaikan masalah. Kedua, menulis dapat mengatasi trauma. Dengan menuliskan trauma yang pernah kita alami, kita akan lebih mudah mengelola trauma kita sehingga kita bisa mengatasi trauma tersebut. Mereka yang tidak menuliskan traumanya lebih rentan dan tidak sembuh dari trauma tersebut. Ketiga, Menulis akan membantu mendapatkan dan mengingat informasi. Belajar dengan menulis akan membuat ingatan kita jauh lebih tajam, sebagaimana pepatah “ilmu pengetahuan itu ibarat sebuah binatang buruan dan tulisan adalah pengikatnya, maka ikatlah ilmu pengetahuan tersebut dengan tulisan (menulis)”, menulis juga dapat membuat syaraf otak kita lebih aktif sehingga kita bisa lebih mengingat pelajaran yangkita pelajari. Keempat, menulis membantu memecahkan masalah. Menulis masalah yang kita hadapi akan membuat kita fokus terhadap masalah itu dan tidak hanya memikirkannya. Memikirkan masalah saja akan membuat pikiran dan otak kita kemana-mana. Dan ini yang membuat kita merasa lebih tertekan. Dengan demikian kita juga akan dengan lebih mudah mencari solusinya. Oleh karena itu marilah kita mulai membudayakan kegiatan “menulis” sebagai investasi pribadi dan masa depan.


*tulisan pernah dimuat di Bernas Jogja, 01/08/2013 

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK