Friday, June 12, 2015

Jarak....Kau Jahat Sekali!

Karya : Agam Primadi, Pegiat Literasi di RBK
Cerpen ini masuk sebagai 15 karya terbaik lomba menulis teater tangga, UMY
Dibukukan dengan judul buku  "AVERY"


"...Asshalatukhoirum minannaum".... Azand subuh berkumandang. Jam menunjukkan pukul 04.35 WIb. Rudi terbangun kemudian bergegas menuju masjid tanpa pamit terlebih dahulu kepada ayah ibu. Sesampainya di masjid yang memang tidak jauh dari rumah, Rudi langsung mengambil wudhu.

".....Iqomah Rud,,,,", perintah Wo Jakfar. Tanpa menjawab Rudi langsung membaca Iqomah untuk melangkapi sunnah dalam sholat berjamaah. Setelah selesai menunaikan ibadah sholat subuh, seperti biasa Rudi pergi ke pasar untuk mengantar jualan ibunya. Dikampung bernama Teladan Rudi memang dikenal sebagai anak yang alim dan rajin membantu kedua orang tuanya berjualan demi membantu kebutuhan pendidikannya.

Sepulangnya dari pasar, Rudi langsung menuju kamar untuk mempersiapkan buku pelajaran. Memang saat itu Rudi duduk di kelas 3 SMA di Bangka. Selesai mempersiapkan buku-buku yang akan dibawakan ke sekolah, Rudi langsung menuju kamar mandi untuk mencuci tubuhnya yang sudah bau dengan keringat sepulang dari pasar.

06.20 WIb, dengan sepeda onthelnya, Rudi mengayuh sepedanya sejauh 5 KM setiap pagi demi menuju sekolah tercinta untuk menuntut ilmu. SMA Negeri 1 Toboali adalah salah satu tempat Rudi menimba ilmu. Dimata guru-guru disekolah Rudi dikenal sebagai anak yang pintar, pasih berbahasa Ingris, oleh karena itu dia begitu dicintai guru dan disegani oleh teman teman sekolahnya.

Bel masuk berbunyi, Rudi segera masuk kelas disusul dengan teman-teman yang lain. Dikelas Rudi duduk sendiri, berbeda dengan teman-teman yang lain duduk berpasang pasangan. Ada yang berpasangan dengan cewek, dan ada juga yang berpasangan dengan sesama cowok.

"Assalamualaikum Wr, Wb.". Selamat pagi anak-anak, ucap Pak Mahmud selaku kepala sekolah. Semua murid yang berada dikelas terheran. Kenapa Pak Mahmud yang masuk kelas, padahal menurut jadwal yang masuk jam pelajaran pertama adalah Bu Muslimah bukan Pak Mahmud.

"Kenapa bapak  yang masuk, bukankah menurut jadwal kita akan diajar oleh Bu Muslimah".Letuk Soni dengan lantang selaku ketua kelas.

"Begini Soni, memang menurut jadwal kelas kalian akan diajarkan oleh Bu Buslimah, saya hanya masuk untuk memberi kabar bahwa kelas kalian akan kedatangan murid baru pindahan dari SMA negeri 2 Belitung". Kata Pak Mahmud..

"Nak Shanty silahkan masuk". Panggil Pak Mahmud. Tidak lama kemudian masuklah seorang gadis berdarah cina dengan kulit putih mulus, tinggi 160 cm. Semua mata terpana melihat kecantikan anak baru tersebut, termasuk dengan Rudi yang enggan terpejam melihat kecantikan gadis tersebut.

''Nah sekarang, anak-anak perkenalkan ini teman baru kalian. Nak  Shanty silahkan perkenalkan diri kamu ke semua teman teman yang ada dikelas ini". Suruh Pak Mahmud...

''Iya pak, terima kasih kesempatannya. Baiklah, teman teman perkenalkan nama saya Shanty Puspita Rani. Biasa dipanggil Shanty.  Saya pindahan dari SMA negeri 2 Belitung. Saya beragama Islam, dan saya akan menjadi bagian dari teman teman dikelas ini. Semoga kehadiran saya disini bisa diterima teman-teman semua''. Ucap Shanty dengan nada gugup.

"Ada yang mau ditanyakan teman teman ?''. Sambung Shanty dengan penuh harap ada yang merespon kehadirannya hari itu.

"Saya mau tanya'', potong Bayu seraya menunjukkan tangannya keatas...

"Iya silahkan''. Kata Shanty dengan senyum merekah. Dalam hatinya, kehadirannya sudah mulai diterima dari anak-anak yang ada dikelas itu.  

"Sebelumnya perkenalkan nama saya Bayu, saya wakil ketua di kelas ini. Saya mau bertanya Shanty punya no handpone ga ? sudah punya pacar belum,?? hahaha..". Seketika kelas mendadak ramai dengan tertawaan akibat ulah Bayu.

Dikelas ini, Bayu memang dikenal sebagai anak yang kocak, humoris, penuh canda tawa. Tak heran jika pertanyaan yang dia lontarkan agak menggelitik tawa.

"Sudah Sudah Sudah, hentikan". Gerentak Pak Mahmud seraya menghentikan riuh tawa dikelas saat itu. Atas gerentakan itu, kelas menjadi diam kembali.

"Nak Shanty sekarang kamu duduk di sebelah Nak Rudi, kebetulan sebelah Nak Rudi bangkunya kosong''. Kata Pak Mahmud seraya menunjukan jarinya ke arah Rudi.

''Iya pak, terima kasih''. Balas Shanty sembari berjalan menuju kearah Bangku tersebut.

Sesampainya disamping Rudi, Shanty pun memohon izin kepada Rudi untuk duduk disebelahnya. 

Rasa cemburu nampak terpancar di raut wajah beberapa teman laki-laki kelas hari itu, yang ada dibenak mereka kenapa harus cewek secantik itu duduk di sebelah Rudi yang dikenal dengan pendiam dan lugu.

"Teng teng teng''. Bel pagi berbunyi sebanyak 3 kali. Pertanda istirahat pertama. Dengan nafas gugup Rudi mengajak Shanty untuk pergi ke kantin. Shanty pun mengiyakan ajakan Rudi.

''Kamu pesan apa Shan ?.''. Tanya Rudi

''Saya pesan nasi goreng sama es susu putih''. Jawab Shanty
Sembari menyantap makanan yang dipesan tadi. Rudi membuka percakapan. .

"Oh iya, kenalin nama saya Rudi'', seraya mengunyah nasi goreng yang ada dimulutnya. .

''Kamu lucu ya, udah sampai kantin malah baru kenalan, tadi dikelas kenapa diam saja".  Ledek Shanty..

''hehe, Iya, soalnya saya tadi grogi dan malu sama kamu, habis kamu cantik sih kayak artis Korea.''. Gombal Rudi...

''Ah kamu bisa aja Rud, saya jadi keggeran nih ''.

''Tapi beneran Shanty, kamu cantik bangetz''..

''Udah udah makan dulu, jangan gombal '', kata Shanty sambil mencolek pinggang Rudi.

Setelah selesai menyantap nasi goreng dikantin, Shanty dan Rudi bergegas menuju kelas untuk melanjutkan proses belajar mengajar dikelas. Seperti biasa Rudi selalu diam jika berada di dalam kelas. Dia selalu fokus dengan apa yang diterangkan oleh guru, begitu juga dengan Shanty.

"Teng,, teng,, teng,, teng". Bel sekolah berbunyi 4 kali, biasanya kalau berbunyi 4 kali pertanda jam waktunya pulang. Anak dikelas terheran kenapa pulang sekolah hari itu cepat sekali. Setelah di usut oleh Soni, ternyata  kepala sekolah dan dewan guru akan mengadakan rapat komite sekolah, sehingga sekolah dipulangkan lebih awal dari biasanya.

Satu persatu murid keluar dari kelas menuju pintu gerbang keluar sekolah. Tak lupa Shanty berpamitan kepada Rudi.

Rudi pun pergi keparkiran untuk mengambil sepeda onthelnya. Dikayuhnya menuju pintu keluar, ternyata Shanty masih berada di pintu gerbang keluar.

''Kamu nunggu siapa Shanty  ?'', tanya Rudi

''Nungguin sopir bapakku jemput Rud'',  balas Shanty

''Oh yaudah, saya pulang duluan ya. .

"iya hati-hati ya dijalan, nanti kapan-kapan boncengin aku pakai sepedamu  ya, hehe''. . Pinta Shanty.

Kemudian Rudi pergi meninggalkan Shanty seorang diri di pintu gerbang. Diperjalanan menuju rumah, Rudi tersenyum manis membayangkan wajah Shanty yang mirip dengan artis Korea tersebut.

Hari demi hari berjalan dengan sangat indah. Shanty dan Rudi semakin akrab, tidak hanya di sekolah, tetapi juga di luar lingkungan sekolah mereka sering menghabiskan waktu berdua, mengerjakan pekerjaan sekolah berdua, bahkan Rudi sering pergi berkunjung kerumah Shanty untuk sekedar bersilaturahmi.

Kehadiran Rudi dirumah Shanty juga disambut baik oleh kedua orang tua Shanty. Maklum Rudi adalah orang yang bisa menempatkan diri ketika didepan orang tua Shanty. Sikap Religius pun sering ditunjukkan Rudi ketika berada dirumah Shanty. Rudi sering menumpang untuk menunaikan sholat dirumah Shanty, tak jarang mereka juga sering melakukan sholat berjamah yang berimamkan ayah Shanty.

Karena sering menghabiskan waktu berdua, dan lampu hijau dari kedua orang tua Shanty,   benih cinta di hati keduanya mulai tumbuh. Namun untuk mengungkapkan perasaannya kepada Shanty, Rudi masih mengurungkan niatnya mengingat Shanty adalah keturunan orang kaya, Bapaknya adalah seorang petinggi PT Timah, salah satu perusahaan BUMN ternama di Bangka-Belitung. Sedangkan Rudi adalah anak penjual kue kampung dan ayahnya adalah seorang buruh kampung dengan penghasilan tidak tetap. Selalu yang muncul dalam pikiran Rudi adalah ketidakmungkinan jika Rudi sampai berpacaran dengan Shanty, karena faktor ekonomi yang begitu kokoh menghalangi niat Rudi.

Pada suatu pagi selesai menunaikan sholat subuh, Rudi memanjatkan doa kepada sang Maha Kuasa.

''Ya Allah, Engkau yang maha mengetahui segala isi hati hambamu. Tunjukkan ketabahan yang luar biasa untuk hambamu yang rapuh ini. Jika benar Shanty adalah orang yang engkau utusankan untuk mendampingi hamba, jika benar Shanty adalah calon ibu dari anak-anakku kelak, maka satukanlah kami ya Allah.''..

Bulan demi bulan berlalu, Rudi masih saja belum memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya, sampai suatu ketika, saat itu ada perayaan hari Kartini di sekolah. Setiap kelas wajib mengirimkan satu pasangan laki laki dan perempuan untuk mengikuti pagelaran Fashion Show yang dilombakan antar kelas. Shanty dan Jonan terpilih mewakili kelas. Perasaan cemburu mulai berkecambuk dibatin Rudi. Batinnya terpukul melihat untuk yang pertama kalinya gadis pujaan hati digandeng cowok lain yang bukan dirinya.

Tepat kala itu 15 September 2010, seluruh siswa kelas tiga dikumpulkan dihalaman basket. Pak Mahmud selaku kepala sekolah memulai pembicaraannya di depan seluruh siswa dengan sebuah pantun. Lalu beliau menyampaikan bahwa tidak lama lagi seluruh siswa kelas tiga akan melaksanakan ujian nasional. Dan mulai minggu depan seluruh siswa kelas tiga akan diberikan jam tambahan untuk persiapan pra ujian nasional.

Beliau juga menambahkan bahwa bulan depan akan dilakukan Try Out pertama. Diharapkan kepada seluruh siswa kelas tiga untuk mempersiapkan diri, belajar dengan maksimal, juga harus mengikuti jam tambahan secara totalitas.

Setelah pengumuman selesai, seluruh siswa diharuskan kembali kelas masing-masing untuk mengikuti proses belajar seperti biasanya. Rudi dan Shanty pun berjalan menuju tempat duduk mereka.

"Shan, selesai SMA kamu masih lanjut kuliah ga ? kalau lanjut mau lanjut kemana ?". Tanya Rudi disela sela proses belajar.

"Insya Allah lanjut di Jakarta Rud, memangnya kenapa ? kok tumben kamu tanya begitu, kalo kamu gimana lanjut kuliah ga ?''. Shanty balik bertanya.

"Engga kok, cuman mau tau aja. Kalau saya Insya Allah kalo ada rejeki Shan. Kamu tahu sendirilah kehidupan orang tua saya gimana. Untuk makan aja pas-pasan, apalagi kuliah".Sambung Rudi dengan nada melemas.

Sejak pertanyaan itu, rasa dilema mulai menghantui Rudi. Perasaan cintanya kepada Shanty juga belum tersampaikan hingga detik ini. Sementara waktu semakin hari semakin berkurang, ditambah lagi dengan pernyataan Shanty yang akan melanjutkan kuliah di Jakarta.

Rudi bingung bukan main, dia tidak mengerti dengan apa yang sedang bergejolak dalam hatinya. Selesai jam belajar, Rudi mengajak Shanty untuk pergi ke depan kolam ikan belakang sekolah, tanpa ragu Shanty pun mengikuti Rudi dari belakang.

Siang hari ditepi kolam, Rudi dan Shanty duduk berdampingan dengan sebungkus cemilan ringan ditangganya. Ikan-ikan  berlarian di dalam kolam seakan menjadi saksi bisu kedekatan mereka siang itu. Sepuluh menit berlalu tanpa sepatah kata, mulut Rudi seakan terkunci, tubuhnya berkeringat, perasaannya dag dig dug. Yang ada dipikirannya kala itu adalah hari ini perasaan cintanya harus tersampaikan kepada Shanty. Diterima atau ditolak itu bukan urusannya, terpenting adalah maksud hantinya tersampaikan.

''Shan, saya sengaja mengajak kamu kesini, karena ada sesuatu hal yang ingin saya sampaikan kepada kamu''. Kata Rudi sambil menggaruk kepalanya.
"Haha, memangnya apa sih Rud, kayaknya penting banget kamu nih'', Sambung Shanty dengan tawa. 

''Begini Shan, sejak pertama kali saya melihat kamu, saya langsung tertarik dan suka dengan kamu, kamu beda dari cewek cewek lainnya. Kamu mau ga jadi pacar saya ?''. Tembak Rudi dengan nada gugup.

Rudi berdiam sejenak dan mengatur nafas, dia takut jawaban Shanty tidak sesuai dengan harapannya.

''What,, kamu serius Rudi ?,

"Iya Shan, saya serius. Sejak lama saya suka sama kamu, cuman baru sekarang saya berani mengungkapkannya sama kamu. Kamu maukan jadi pacar saya ?"

"Aduh gimana ya Rud, Saya bingung. Jujur saya belum pernah pacaran, tapi sebenarnya saya juga menyimpan rasa sama kamu. Saya juga suka sama kamu, tapi saya takut nantinya kalau pacaran saya sakit hati".

"Shan, saya janji ga bakalan bikin kamu sakit hati, saya janji bakalan jaga hubungan kita baik-baik", sambil memegang kedua tangan Shanty.

"Iya saya mau jadi pacar kamu, tapi kamu harus janji ya ga bakalan nyakitin perasaan saya". Jawab Shanty penuh senyum.

''Alhamdulillah, terima kasih Tuhan engkau sudah mendengar semua doa hambamu ini", gumam Rudi dalam hati.

Akhirnya hati  Shanty dan Rudi menyatu. Hari demi hari berlalu penuh dengan kebahagiaan. Inilah kebahagian yang sesungguhnya diinginkan Rudi.Tanpa paksaan dan penuh dengan keikhlasan menerima satu sama lain. Tak lupa pula Rudi menuliskan di depan kolam tanggal jadian mereka. Kelak bila nanti seselai menamatkan diri dari sekolah menegah atas, tulisan kecil dan kolam ikan itu akan menjadi sebuah kenangan yang tidak pernah terlupakan  untuk dirinya dan Shanty. 

15 april 2011

Selesai melakukan senam pagi, untuk yang kedua kalinya semua anak kelas 3 dikumpulkan di halaman sekolah. Pak Mahmud kembali memberikan siraman motivasi sekaligus mengumumkan bahwa minggu depan seluruh anak kelas tiga akan melaksanakan ujian nasional. Dikarnakan minggu depan akan melaksanakan ujian nasional, maka seluruh anak kelas tiga diliburkan untuk satu minggu kedepan. Pak Mahmud juga menyampaikan kepada seluruh siswa untuk belajar lebih giat lagi, dan mengurangi waktu bermain. Agar waktu libur satu minggu tersebut memang dimanfaatkan untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional.

Semenjak pengumuman itu, Rudi dan Shanty tidak pernah bertemu. Perasaan rindu semakin melangit di hati kedua sejoli yang baru saja meresmikan hubungan mereka pada bulan lalu.

22 april 2011

Hari berganti begitu cepat, sepekan sudah Rudi dan Shanty tidak bertatap muka. Sedangkan ujian nasional sudah didepan mata. Persiapan ujian nasional sudah maksimal. Setiap hari waktunya dipenuhi dengan lembaran lembaran kisi-kisi ujian nasional.

Pagi itu suasana sekolah berbeda dari biasanya, halaman sekolah dipenuhi para wajah wajah cemas siswa yang akan melaksanakan ujian nasional. Rudi juga merasakan hal yang sama.

"Rudiiiii''...

Rudi terhenyak, matanya mendelik mencari sumber suara tersebut, ternyata Shanty yang memanggilnya dari pojok parkiran. Tanpa pikir panjang Rudi langsung menghampiri Shanty.

''Hallo Shanty, gimana kabarmu ? sudah siap untuk ujian hari ini". Kata Rudi

''Insya Allah siap Rud, kamu gimana ?''. Balas Shanty.

''Siap banget, Satu minggu sudah kita tidak bertemu, saya kangen banget sama kamu Rudi'', kata Shanty dengan nada malu malu.

''Hahaha, yang bener nih, saya juga kangen banget sama kamu Shan'',..

Teng, Teng Teng,, Bel masuk berbunyi, waktu menunjukkan pukul tujuh pagi, menandakan sebentar lagi ujian nasional segera dimulai. Rudi dan Shanty pun langsung berpisah menuju ruangan masing masing sesuai dengan nomor yang tertera di kartu ujian.

''Sukses ya sayang, semangat untuk kita semua'', letuk Rudi sembari meninggalkan Shanty.

Empat hari berlalu, ujian nasional sudah selesai. Semua siswa kelas tiga merasa lega. Keesokan harinya Rudi berkunjung kerumah Shanty memberitahu kabar bahwa hari minggu nanti seluruh siswa kelas tiga akan mengadakan jalan jalan ke salah satu kawasan wisata pantai kerasak yang terletak di Kecamatan Tukak Sadai. Shanty meminta izin kepada kedua orang tuanya. Tanpa ragu kedua orang tua Shanty memberikan izin kepada putri tercintanya untuk ikut serta dalam jalan jalan perpisahan sekolah. Shanty kegirangan bukan main. Maklum, baru pertama ini dia mendapat izin dari kedua orang tuanya. Sebelumnya Shanty hanya pergi berwisata bersama keluarga.

Hari minggu tiba, seluruh siswa berkumpul di depan sekolah. Bersama Bus yang disewakan oleh pihak sekolah, berangkatlah seluruh siswa menuju pantai yang terkenal airnya lautnya yang biru jernih dan pasirnya yang putih.

Semua siswa yang berada di dalam Bus duduk berpasang-pasangan. Sama halnya dengan Rudi dan Shanty. Hari itu, Rudi sangat bahagia karena bisa pergi bertamasya bersama sang pujaan hati dan seluruh siswa kelas tiga SMA negeri 1 Toboali.

Kurang lebih menepuh satu jam perjalanan, sampailah seluruh rombongan SMA Negeri 1 di kawasan pantai tanjung kerasak. Seluruh siswa turun dari Bus untuk selanjutnya menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah.

Dari dalam Bus, sebagaian siswa perempuan langsung berganti baju untuk berenang di pantai. Sementara Rudi dan Shanty masih asyik berdua-duaan sambil menyantap makaanan di tangan keduanya. Tak lupa pula Rudi dan Shanty mendokumentasikan dengan asyik berfoto berdua.

''Mandi yuk Shan ?''. Ajak Rudi

''Yuk, bentar ya saya ganti baju dulu'', kata Shanty

Selesai berganti baju, Rudi dan Shanty berjalan munuju pantai untuk ikut berenang bersama teman-teman yang sudah lebih dulu menikmati asinnya air laut.

Satu jam berlalu, seluruh anak kelas tiga kembali dikumpulkan. Kali ini kegiatan di isi dengan penampilan akustik beberapa anak laki-laki. Di pantai itu, Rudi juga turut menyumbang suara emasnya, Sebelum bernyanyi dia menyampaikan bahwa lagu yang akan dinyanyikannya nanti khusus teruntuk yang sedang ada dalam hatinya.

Keadaan yang romantis itu membuat Shanty bahagia. Berkali kali dia tersenyum dan tertawa malu saat Rudi menyanyikan sebuah lagu. Kebahagian yang entah akan bertahan sampai kapan.

''Saya bahagia banget hari ini, Rud. Karena bisa pergi bersama kamu, tertawa bersama kamu. Dan lebih membahagiakan, saya bisa mendengarkan kamu menyanyikan lagu secara langsung''. Ucap Shanty.

''Saya juga senang bisa jalan sama kamu, senang banget pokoknya,'' Sahut Rudi.

Hingga tanpa terasa waktu sudah menujukkan pukul empat sore, seluruh siswa kembali ke Bus untuk bersiap siap meninggalkan pantai.

Diperjalanan pulang, Shanty memberitahu Rudi bahwa esok hari akan pergi ke Belitung untuk waktu yang lama bersama ibunya. Rudi kaget mendengarkan ucapan Shanty. Tapi apa daya, Rudi tidak punya hak untuk melarang kepergian Shanty. Dia hanya berpesan untuk selalu menjaga hatinya untuk Rudi. Sama halnya dengan Rudi, Shanty juga berpesan demikian kepada Rudi.

Hari esok tiba, bersama keluarga Shanty pergi meninggalkan Bangka menuju Belitung. Sejak kepergian itu, Rudi merasa ada sesuatu yang hilang dari kehidupannya. Hari hari yang dijalaninya tanpa semangat. Perasaan rindunya kepada Shanty semakin menggunung. Dia hanya bisa harap bahwa Shanty dalam keadaan sehat dan cepat kembali ke Bangka untuk berkumpul dengan dirinya lagi.

7 mei 2011

Satu bulan kemudian Shanty kembali ke Bangka. Keesokan harinya dia langsung pergi menemui Rudi. Rudi terkaget melihat gadis pujaan yang selama ini dia rindukan tiba-tiba berada di depannya dengan membawa selembar kertas.

''Loh, kamu sudah balik dari Belitung Shan ?''. Kata Rudi dengan perasaan belum percaya bahwa Shanty kini berada di hadapannya.
Belum sempat menjawab pertanyaan Rudi, Shanty langsung memeluk Rudi dengan penuh kegirangan.

"Rudi, Saya dapat beasiswa di Universitas Favorit di Jakarta, besok saya akan berangkat ke Jakarta untuk melakukan daftar ulang''. Kata Shanty kegirangan.

''Benarkah, Selamat ya kalau begitu'', Jawab Rudi ikut senang, walaupun sebenarnya hatinya sedih karena akan berpisah dengan Shanty.

Sejak hari itu, Rudi tidak pernah lagi bertemu dengan Shanty, dan hingga sekarang Rudi hanya bisa mendengar kabar Shanty dari temannya.

Malam begitu indah penuh dengan bintang bintang, sinar bulan pun terasa kurang memancarkan cahaya dihati Rudi yang kosong dan hampa. Ingin rasanya berteriak, tapi apa guna. Shanty tidak akan datang kehadapannya. Rudi hanya bisa berharap suatu hari nanti dia akan dipertemukan kembali dengan Shanty.

Tuhan tolong sampaikan rinduku padanya....

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK