Tuesday, June 23, 2015

Ngabuburit literasi

Ini merupakan cataan perpustakaan jalanan 21 juni 2015 edisi ramadan sore hari. reportase ini merupakan penggalan catatan Cak David, Lupet, dan Alhafiz. Berikut kisahnya. Selamat menyimak kisah pendek yang apresiatif ini.

Kesan yang sangat bermakna hari ini perpustakaan jalanan buka edisi ramadan yg buka sore hari mulai jam 15.30 sd 18.00 wib. 
Lapak dibuka dengan bacdrop perpustakaan jalanan plus rumah baca komunitas menjadikan penampilan ceria menggembirakan. Semakin asik dan mengundang mata para pejalan untuk menolah. "Stand apakah ini gerangan?", pertanyaan dalam hati khalayak. Tak sedikit yang nyamperin untuk lihat buku atau menawarkan kolak takjil. 
Kegiatan diskusi tadarus literasi di isi oleh lupet yang menceritakan pengalaman blusukan literasi di kediri yaitu gerakan yang dipandegani "rumah baca" mahanani. Diskusi yg difasilitasi oleh om sarkawi M.Hum (gelar baru) ini sangat dinamis untuk membincang pembaharuan dalam gerakan literasi. Seperti kapitalisme yang mati hilang tumbuh berganti dari kapitalisme #01 sampai kapitalisme #4, gerakan literasi juga nampaknya terdapat pembaharuan dari yang konvensional sampai yang penuh inovasi. Di rbk sendiri dapat dikonsepsikab menjadi tiga madzab yaitu madzab onggobayan dengan kekuatan learning community, madzab paris dengan emensipasinya, dan madzab kalibedog dengan penyegaran ekoliterasi.

Lupet memantik diskusi dengan mencoba membuat konsep perbandingan gerakan literasi RbK dgn mahanani. Dua hal yg dianggap penting untuk diperbandingkan adalah kekayaaan diskursus dan konsep kerelawanan. "Rbk mempunya kekuatan di sini", ujar lupet sementara ada juga sisi sisi bolong terkait kordinasi dan komitmen ketika menyelenggarakan kegiatan. Perihal kegiatan ngabuburit ini, Lupet mempunyai pendapat:

"Dengan mengadakan perpustakaan jalanan dan diskusi di ruang ruang publik RBK telah turut berperan aktif menjadikan ruang ruang publik di Jogja menjadi ruang publik yang sehat. 
Ruang bertemunya manusia, bertemunya ide dan gagasan."


Sementara itu, Alhafiz menyampaikan kesannya:
 "...tambahan sedikit dari diskusi tadi yakni setiap orang punya BUKUNYA SENDIRI artinya bahwa setiap org mempunyai pandangan, pemikiran ttg buku apa yg harus dibacanya. Jadi pemikiran bahwa saya tidak suka membaca adalah salah, hanya saja dia tidak atau belum menemukan buku yg menarik utk dibacanya."

Apresiasi terhadap kekuatan yang ada merupakan ciri khas RbK yang telah memberlakukan apresiatif inquary dalam merawat komunitas. 
Sarkawi selalu Moderator menutup dengan ajakan terus membincang gerakan literasi sambil terus "....bergerak memperbaharui diri melawan paradigma gerakan literasi yang masih elitis.", pungkasnya.
Kegiatan perpustakaan jalanan kali ini ditutup dengan buka bareng dan sholat magrib jamaah di masjid samping alun-alun.

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK