Friday, April 5, 2013

Belajar Membangun Budaya Membaca Dalam Keluarga


Oleh : Dra. Trias Setiawati, M.Si
Dosen UII, Peneliti

Ada banyak sudut kehidupan masyarakat kita di berbagai penjuru tanah air yang masih perlu dibangun tumbuhkan agar kualitas manusianya makin meningkat dan kelak menjadi bangsa yang maju dan bermartabat. Meningkatkan kemajuan masyarakat bisa dimulai dengan beberapa pilihan, ada yang mengutamakan sarana dan prasarana fisik dan kemudian membangun sisi lainnya seperti sosial-budaya-politik dan banyak lagi sisi lainnya, ataupun pilihan yang sebaliknya mulai membangun dari dalam kemudian ke fisiknya. Semua pilihan tersebut ada dan terjadi karena adanya keterbatasan sumber daya dan cara berpikir pemimpin negara dan para pemimpin lainnya yang menentukan prioritasnya.

Jika kita ingin maju sebagai bangsa di tengah percaturan dunia maka cobalah kita melihat ke sekeliling dunia, betapa peradaban bangsa-bangsa lain dalam belajar dan membangun tempat pendidikan sudah sekian ratus bahkan lebih satu abad mulainya. Jika kita meihat film-film Eropa kuno tahun 1400 an maka biasanya rumah-rumah mereka begitu diketuk pintunya dan dibuka akan terlihatlah ruang keluarga, sekaligus ruang baca dan perpustakaan yang merupakan home schooling semua anggota keluarganya. Bahkan kampus Oxford di Inggris konon sudah mulai aktifitas belajarnya sejak tahun 1200 an menurut salah satu sumber. Sementara kampus lainnya seperti di Leipzig Jerman sudah berumur 600 tahunan lebih. Sementara kampus tertua asli didirikan bangsa Indonesia yakni oleh Prof Abdul Kahar Mudzakkir bersama Mochammad Hatta dan tokoh-tokoh kemerdekaan lainnya yakni Universitas Islam Indonesia (dulu Sekolah Tinggi Islam) baru mulai pada Tanggal 8 Juli 1945. Tentu hal ini menimbulkan pemikiran dan kesadaran betapa muda dan singkatnya kita sebagai bangsa membangun budaya belajar dan dunia pendidikannya.

Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mendengar, bertanya, berdiskusi, melihat dan membaca. JIkalah membaca kita sebut sebagai jendela dunia maka perlu tekad dan kesungguhan yang kuat agar kita semua pun perlu untuk siap membangun budaya membaca dengan mulai dari diri dan keluarga kita masing-masing. Sebagai contoh jika kita melihat bangsa Jepang dimana minat bacanya sangat tinggi maka perbandingan orang membaca koranya adalah setiap koran dibaca oleh 2 orang, sementara di Indonesia satu koran dibaca oleh 60 orang. Di Jepang tempat dimana-mana orang memanfaatkan waktu luang dengan membaca secara seksama. Jika kita secara cermat mempelajari mengapa kita semua diminta dan diperintahkan untuk membaca agar dapat menjadi pemimpin dunia yang berjaya? Sungguh membaca dapat membuat seseorang pergi mengembara tanpa batas jarak dan waktu, ia dapat pergi ke jaman purba, pergi ke berbagai benua serta berjumpa dengan berbagai tokoh dunia yang ternama. Dengan membaca maka dunia seseorang menjadi luas dan lebar tak hanya sempit memikirkan diri sendiri, menjadi egois dan tak peduli pada orang lain bahkan membawa kerugian pada banyak manusia lainnya.

Andailah soal membaca dalam anggapan kita merupakan barang mewah dan mahal, maka ada banyak pilihan yang bisa kita lakukan. Ada fasilitas perpustakaan dan fasilitas membaca umum, ada buku bekas tetapi yang jauh lebih penting adalah cara berpikir kita dalam membuat prioritasnya. Kebutuhan makan dan kebutuhan fisik dan lainnya pun bisa kita kelola misalnya dengan cara berpuasa agar makin cerdas jiwa, hanya makan jika terasa lapar, hanya makan yang membangun kesehatan dan banyak lagi pilihan lainnya. Namun jika berpikir bahwa manusia yang beriman dan berilmu lebih tinggi derajadnya karena ia dapat mengurus dirinya sendiri dan bahkan dapat memberi manfaat pada manusia lainnya maka mengapa kita belum menempatkan kegiatan membaca, rung baca, anggaran bacaan menjadi urutan yang utama? Mari dicari jawabannya dalam relung hati kita yang dalam apakah kita sudah berusaha menjadi insan utama?

Jika tampilan kita sebagai bangsa dapat dianggap sangat maju karena mobil-mobil keren dan mewah banyak hilir mudik di jalan raya, alat-alat komunikasi gadget di genggam dan dipakai anak-anak muda dan orang tua begitu beraneka dan gaya, baju-baju dan pelengkap fashionnya yang trendy dan mengikuti gaya terkini maka sulit mengatakan bahwa kita adalah bangsa yang kurang maju. Namun kemajuan bukan hanya soal tampilan luar atau "Cover" saja, kemajuan adalah juga soal isi atau "Content" dalam diri manusianya. Cover yang canggih dan keren tak selalu sejalan dengan Contentnya, seseorang bisa tampil dengan cover seperti bintang fim hollywood yang terkenal tetapi dalam pikirannya atau contentnya_maaf_ mungkin hanya seperti salah satu tokoh legenda hollywoodnya yakni Tarzan Afrika yang tak bisa bicara apa-apa kecuali dengan dunia hutannya.

Jika kita ingin memiliki lompatan besar sebagai bangsa maka tekad kita untuk memulai membangun contentnya salah satunya adalah dengan membaca yakni agar supaya content nya pun "super" seperti "super" nya cover yang ditampilkannya. Setiap orang silahkan bisa memulai dengan memiliki agenda berapa lama membaca setiap harinya? ada berapa buku yang harus dibaca setiap bulannya? adakah ruang ternyaman di rumah adalah ruang membaca? ada perpustakaan keluarga? atau kita mau berbagi membuat rumah baca untuk masyarakat sekitar, bahu membahu membangun budaya membaca? Keluarga adalah pilar utama peradaban bangsa maka Bapak Ibu dan semua anggota keluarga perlu membangun tekad kuat yang bulat untuk menjadi keluarga yang sehat fisik juga batinnya sehingga menjadi tempat tumbuhnya sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki pemikiran maju menjulang ke depan ke dunia internasional agar duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain yang telah lama memulai peradabannya. Kita semua memiliki energi yang luar biasa yang dapat kita lepaskan menjadi kumpulan energi sinergis bersama keluarga dan masyarakat untuk melahirkan gelombang kemajuan dan kemuliaan bangsa.

Salam sehat semangat dan kuat penuh tekad membangun budaya membaca mulai dari diri, keluarga dan lingkungan sekitar kita!

________________________________________

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK