Sunday, February 1, 2015

Romo Francis Wahono Jadi Pembicara DeJure 23 Januari 2015

Oleh: Lek Malaka

Di malam tanggal 23 Januari, kami sudah menunggu Romo Francis Wahono (selanjutnya saya sebut dengan singkatan Romo Francis). Rasa tidak sabar dan bertanya-tanya pada mahasiswa, voluntir dan pegiat RBK yang saat itu jadi peserta DeJure.

RBK DeJure edisi 23 Januari 2015 sudah direncanakan oleh Abdullah untuk mengundang Romo Francis. Abdullah waktu itu berkata “saya ingin undang romo, gimana?”. Cak David dan Kak Wiek, menjawab “oke”. Maka berjalanlah komunikasi Abdullah dengan Romo Francis, yang memang sebelumnya sudah sering diajak obrol oleh Abdullah.

Malam itu setelah beberapa saat menunggu, Romo Francis akhirnya datang. Kemeja kotak bercampur warna kuning gading, lengkap dengan kacamata, Romo Francis masuk ke ruang utama RBK.

Setelah duduk, Abdullah memberikan sedikit pengantar tentang Romo Francis dan materi yang akan dibahas malam itu yakni; Teologi Pembebasan. Poster BC dibuat oleh Indra.

Unik juga, Romo Francis membuka diskusi dengan pertanyaan, “saya mau memulainya dengan pertanyaan-pertanyaan dari anda saja”. Tiga pertanyaan awal muncul dari peserta diskusi, pertanyaan pertama, “bagaimana sebenarnya hakikat dari teologi pembebasan”, kemudian ada yang bertanya “mengapa disebut teologi pembebasan?”, dan yang terakhir bertanya “bagaimana tanggapan Romo Francis tentang kasus kekerasan yang terjadi atas nama agama atau Tuhan?”.

Romo Francis menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menceritakan pengalaman-pengalamannya. Romo Francis kemudian balik bertanya dengan jenaka kepada semua peserta, “agama itu untuk siapa? Manusia atau Tuhan?”. Peserta kemudian diminta untuk unjuk pendapat. Macam-macam komentar muncul dari pertanyaan Romo Francis. Ada yang menjawab “untuk Manusia Romo, kan agama itu buat diterapkan ke dalam hidup manusia”. Ada juga yang merespon “agama itu harus menyerap ke dalam persoalan profan. Agama itu merupakan narasi dari Tuhan untuk manusia”.

Diskusi berlanjut hingga pukul 10.30, edisi DeJure kali ini memang lebih lama daripada DeJure biasanya, yang akan berakhir secara seremonial antara pukul 7 atau pukul 8 malam. Biasanya dilanjutkan diskusi kecil-kecil.

Apresiasi muncul dalam sesi terakhir sebelum Romo Francis mengakhiri diskusi, “kalian bikin rumah baca begini tentu perjuangan yang baik. Ngak mungkin kan kalian bikin ini satu-dua hari. Saya mendukung perjuangan kalian. Begini ini bagus, kalau nunggu pemerintah akan lama. Saya salut dengan kalian”. 

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK