Tuesday, October 27, 2015

5 Makna Daya-Tahan

Fauzan A Sandiah, Kurator RBK

kurang lebih tiga tahun yang lalu saat saya menemukan komunitas belajar (sekarang Rumah Baca Komunitas) saya berpikir tentang banyak hal. pertama, ini adalah sebuah pengalaman baru untuk belajar hal baru dari orang-orang di komunitas. Waktu itu saya mengenal Cak David dan Kak Wiek, dua makhluk tuhan ini berbaik hati membuka diri untuk berdiskusi banyak hal.
saya hanya diam saja mendengar mereka bicara soal banyak hal. pelan-pelan saya belajar dari diskusi-diskusi itu. saya mulai berburu beberapa bahan bacaan baru, politik, sastra, filsafat, hingga soal komunitas. saya tidak sabaran dalam membiarkan kehausan belajar lama bersarang di dalam diri.
di kampus saya aktif dengan lintas organisasi kemahasiswaan, baik intra, atau otonom atau lintas kampus. di luar kampus juga pada awal-awal semester di S1 saya sempat menggagas komunitas belajar bersama beberapa teman. ternyata keasyikan membangun komunitas belajar itu menjadi kuat sewaktu bergabung dengan Cak David juga kak Wiek.
saya termasuk orang yang senang untuk membiarkan diri mencari makna hidup lewat pergaulan-pergaulan di jalan sunyi. bicara soal mimpi dan cita-cita, bergaul dengan kehidupan real. bergaul dengan manusia-manusia, dengan lingkungan. pergaulan itu membentuk daya-tahan bagi diri saya.
kedua, saya termasuk mahasiswa yang tidak memiliki apa-apa kecuali buku dan keinginan belajar yang mendorong saya terus-menerus. terkadang, berkorban jatah makan, untuk membeli buku itu sebuah kebahagiaan. menempuh perjalanan jauh dengan jalan kaki atau naik bis merupakan hal biasa bagi saya sejak sekolah dasar. maka sewaktu kuliah jika harus berjalan kaki itu soal biasa. not a big deal. saya terbiasa untuk tidak mengeluh.
sewaktu RBK masih di Onggobayan, terkadang saya harus merepotkan kawan-kawan untuk mengantarkan saya. kemudian sewaktu RBK pindah di Paris, lebih tertolong, saya bisa turun dari transjogja di depan museum perjuangan dan melanjutkan jalan kaki ke jl. parangtritis. ini tentu pekerjaan yang mudah. not a big deal.
selama tiga tahun menjadi pegiat di RBK, begitulah keasyikan yang saya alami. maka saya pikir makna daya-tahan bagi seorang pegiat itu:
1. daya-tahan itu selalu diuji, maka daya-tahan hidup seseorang selalu baru. kebaruan itu menciptakan energi positif bagi diri pribadi dan sesama.
2. daya-tahan itu berkaitan dengan "seni pengabaian". mengabaikan opini sosial yang melemahkan, mengabaikan keterbatasan fisik, mengabaikan hambatan, mengabaikan alasan-alasan yang melemahkan, mengabaikan yang harus diabaikan. go ahead.
3. daya-tahan itu murni muncul karena dorongan diri sendiri yang muncul karena dialektika dengan kehidupan. membaca buku, belajar dari berbagai macam orang, intinya belajar apa yang "real" sedang terjadi di dunia ini akan memunculkan daya-tahan.
4. daya-tahan itu mengharuskan kemampuan untuk melakukan. ide sebesar apapun harus mampu dilakukan. ide sekecil apapun yang dapat dilakukan akan membantu banyak hal. itu akan membangun sikap optimistik pada daya-tahan.
5. daya-tahan itu berkaitan dengan apresiasi kemenangan-kemenangan kecil. kemenangan bangun pagi, kemenangan menepati janji dengan orang, dan kemenangan kecil karena menyiram tanaman setiap hari, kemenangan telah berkata jujur. apresiasi terhadap kemenangan kecil akan menjadi sumber dari kebahagiaan yang maha besar, dalam Islam ini disebut bersyukur.
6. daya-tahan pribadi akan membantu menguatkan setiap orang dalam lingkungan komunitas. maka daya-tahan yang baik adalah yang apresiatif terhadap siapa saja. memperkuat kebersamaan, memperkuat kebahagiaan bagi sesama. sebaik-baik daya-tahan adalah yang memperkuat kemanusiaan.
sekian, selamat sore.

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK