Thursday, August 6, 2015

Interaksi di dalam Pasar

Oleh Unggul Sujati Prakoso

Sebagai anak laki laki dalam keluarga sudah menjadi tugas saya rutin hampir setiap minggu mengantar ibu untuk berbelanja ke pasar kecamatan dan kebetulan sayalah yang tinggal dirumah karena adik saya tinggal di asrama sekolah, praktis saya harus siap sedia jika diminta mengantar ibu ke pasar.

Ada dua pasar berbeda yang biasa kami datangi untuk berbelanja kebutuhan sehari hari. Yakni pasar Godean dan pasar Gamping. Kedua merupakan pasar yang ada di kabupaten Sleman Yogyakarta. Keduanya berjarak sekitar 5 km karena posisi kecamatan tersebut hanya bersebelahan. Saya kami biasa berangkat pukul 6 pagi menuju pasar karena untuk mendapat sayur mayur, ikan, daging dan kebutuhan lainnya masih banyak pilihan dan kualitasnya masih sangat segar dibanding jika datang agak siang hari.
Layaknya pasar tradisional pada umumnya. Pedagang banyak yang menggelar lapaknya hingga keluar area pasar hingga masuk area parkir sehingga betapa ramai dan padatnya aktivitas jual beli dan distribusi bahan makanan serta aktivitas parkir kendaraan. Begitu masuk kedalam area pasar akan bertambah ramai lagi aktivitas jual beli bahan makanan dan kebutuhan lainnya. Belum lagi ditambah suasana pasar yang sempit dan aroma pasar yang khas menurut saya.

Hal inilah yang menjadi perhatian saya selama aktivitas mengantar ibu berbelanja dan membopong kebutuhan yang sudah dibeli. Banyak hal hal yang memang tidak bisa dilepaskan dari pasar tradisional yang menjadi ciri khas tersendiri. Memang dewasa ini ekspansi pasar modern begitu cepat khususnya di daerah kota jogja. Jual beli merupakan hal yang biasa dijumpai baik di pasar tradisional maupun modern namun budaya yang melekat di pasar tradisional tak akan di jumpai dalam pasar modern. Dalam proses tawar menawar misalnya banyak diantara pembeli dan pedagang yang melakukan dalam suasana bercanda dan akrab sekali kelihatannya padahal mungkin mereka baru saja bertemu serta harga yang sudah ditawar bahkan bisa menjadi murah. Hal ini tidak jarang menjadikan pembeli untuk menjadi langganan tetap. Selanjutnya dalam hal kualitas bahan makanan utamanya sayur mayur dipasar tradisional biasanya sangat segar alias baru saja di petik dari ladang yang kadang ditandai dengan sayur mayur yang masih ditempeli akar dan tanah.
Namun hal ini justru menjadi daya tarik yang membuat dagangan tersebut secara otentik sudah memiliki bukti kesegaran yang sesungguhnya perlu embel-embel tambahan lagi berupa tulisan atau sebagainya.

Hal lain yang membuat saya selalu menarik ketika berbelanja dipasar adalah daya ingat sang penjual ketika melayani pembeli. Dalam satu lapak dengan dagangan sayur saja ada banyak macam dan jumlahnya. Belum lagi pembeli yang lalu lalang berjubel membeli sayur tersebut namun sang penjual yang rata rata tersebut dengan santainya menghitung harga sayur yang dibeli oleh pembeli tanpa dibantu alat hitung atau alat tulis untuk menjumlahkan, semuanya sudah ada dalam pikiran mereka untuk menghitung harga harga tersebut padahal mungkin saja dari para penjual di pasar yang pendidikannya hanya biasa biasa saja atau bahkan rendah namun kemampuan berhitungnya sungguh luar biasa cepat.

Interaksi yang dilakukan antara penjual dan pembeli atau bahkan antar pembeli tidak melulu tentang harga bahan namun bahkan bisa sampai ke aktivitas sehari hari. Biasanya kebutuhan awal yang dibeli oleh ibu saya adalah ikan laut segar.

Di tempat penjualan ikan ini biasanya lumayan ramai oleh pembeli dan penjual seperti biasa akan bergantian dalam melayani penjualan disamping membersihkan ikan yang telah dibeli. Disela sela kegiatan menunggu itulah biasanya antar pembeli akan secara spontan saling bercakap-cakap akrab membahas berbagai macam hal. Bisa tentang kenaikan harga, menu makanan olahan ikan, biaya sekolah anak dan macam macam.

Dari proses dan hal hal tersebut saya menyadari bahwa dalam proses perdagangan terdapat hal lain yang begitu menarik yakni interaksi sosial dan saling berbagi cerita antar hubungan sesama manusia yang saling mengisi tidak terbatas hubungan jual beli. Karena melalui proses ini keakraban, kekeluargaan dan nilai nilai positif lainnya terkadang dapat ditemukan. Sesuatu yang sedikit demi sedikit telah tergerus oleh kemajuan zaman yang didominasi oleh pengumpulan kekayaan materi semata yang semakin menggerus habis sifat baik manusia untuk saling berbagi dalam kebaikan dan kebahagiaan.

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK