Thursday, December 17, 2015

Revolusi Dari dalam

pegiat RBK

"Jika mekanisme pasar sbg sistem pengatur kebutuhan ekonomi (pelembagaan),, Maka memasak Dari hasil tanaman sendiri adalah tindakan revolusioner sekaligus amalan positif dari anarkisme."
Masu lalu pernah mewariskan bentuk bentuk transformasi sosial politik secara fisik Dan berdarah.
Penggalan dari banyak sejarah bangsa mengkisahkan revolusi fisik yang tak murah biayanya. Menghasilkan frustasi Dan kebencian lahir Dan bathin. Sebagai contoh, Peristiwa komunis Dan Militer yang membonceng Islam, Dendam Dan proses rekonsiliasinya tak cukup 7 dekade lamanya. Ternyata, konsekuensi dari revolusi kekuatan fisik sangatlah berat. Untold story-nya tak semua terungkap.
Paragraf pembuka di atas sebenarnya sy ingin menutup kesempatan pembaca untuk bertanya, "apakah revolusi fisik ITU tak layak dilakukan?" Atau "apakah revolusi fisik tak boleh terjadi dalam sejarah?". Ada alasan sejarah yang tak gampang dimengerti mengapa perang menjadi cara menciptakan negara bangsa. Aku bukan ahli sejarah, tak bisa begitu cukup mengerti.
Kita bergerak lebih cepat ke zaman modern dimanan kolonialisme, imperealisme, Dan kapitalisme berubah wujud menjadi soft atau menjadi "friendly-enemy" yang merasuk ke ke dalaman pikiran Dan habitus kolektif kekinian. Musuh musuh tak terlihat, kawan Dan kawan sebagai thesis anti thesis tak begitu ada demarkasi. Bisa benar kata Sukarno, walau ada musuh kekuatan asing, musuh terberat adalah Dari sesama anak bangsa. Musuh yang dekat dengan memori kolektif kita, sebagai bagian Dari kebudayaan bangsa.
Semakin gak jelas juga tulisan ini. Pembaca bertanya. Bagaimana kita melawan musuh tak terlihat? Bagaimana kita meracuni kapitalisme? Bagaimana kita membunuhnya sementara ia bersemayam dalam diri kita, keluarga, teman melalui gaya hidup konsumtifnya? Kita akan harakiri? Jika setan iblis yang invisible dalam diri bisa dilawan, kapitalisme ITU pun demikian cara melawannya. Mantra pejinak iblis barangkali bisa diramu untuk meracuni kapitalisme, atau setidaknya membuatnya pingsan beberapa saat.
Ketika di luar rumah begitu pekat polusi kapitalisme barangkali ritual jamaah ke masjid, melakukan yoga, menjadi samin, membaca buku, dolanan traditional, menanam, memasak, menggunakan obat warisan nenek moyang, menjadi sholeh secara sosial, DSB adalah cara cara bertahan yang bisa menjanjikan harapan. Hanya barangkali. Di luar dunia bukan milik kita, di dalam jangan sampai dijajah oleh tayangan TV. Menjadi asketis, atau altruist bisa saja pilihan paling gampang dilakukan. APA akan ada revolusi yg mematikan ketidakadilan struktur ekonomi? Bisa jadi. Tak ada jawaban lebih hebat Dari ungkapan: jangan sepelekan tindakan tindakan kecil. 
Pelajaran dari alam membantu menjelaskan. Pertama, air menetes yang dapat melubangi batu sebesar gajah. Itu luar biasa. Kedua, panas dan Magma di dalam gunung bisa menghancurkan APA saja yang dilewatinya. Begitu pula analoginya, cara kerja revolusi Dari dalam. Jangan pernah sepelekan kekuatan kecil yang berdaya tahan seperti magma. Inilah yang diproklamirkan Sabagai revolusi Dari dalam. Revolusi Dari kesadaran diri bahwa hanya langkah langkah perlawanan kecil yang tegar, berani, berdaya tahan dan cerdik yang akan memenangkan pertempuran secara damai (non violence act of resistance).
Hancurlah keserakahan. Itu harus jadi doa setiap pribadi. Panjang umur APA APA yang bisa membunuh kapitalisme.

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK