Monday, April 27, 2015

Karya-karya Puisi Hanapi

“tinta sederhana ini akan kuisi dengan kalimat-kalimat sejati sebagai perlawanan terhadap penindasan di negeri ini”.(Hanapi).

“Jihad Konstitusi”
Hijau itu berkumandang,
Arah bangsa telah dijalankan
Tauhid dan syariat ia arahkan sebagai landasan,
Ketika undang-undang menjajah
Ia berjuang di tengah sistem kapitalisme,
Fisabilillah adalah kalimat yang disegani,
Seluruh nyawa pasti rela
Demi lurusnya “kiblat bangsa”
Nyawapun mereka korbankan,
Akhirnya Tauhid menggetarkan peradaban,
Kalian Para Mujahid Modern, Para Mujahid Tanggu,
Kesucian gerak, nurani yang bersih, tindakan ikhlas
Hati para Syuhada islam.
Rabu, 6 Mei-2015



 “Mengenang Mahatma Gandhi”
By: Hanapi
Kau pahlawan sejati, kau ajarkan sebuah perjuangan tanpa kekerasaan
Kaum buat para imperium itu, bertekut lutut dihadapan rakyat suci
Ia tak berani melawanmu, hatimu tulus, ucapanmu lembut
Tapi jiwaku bergemetar hebat ketika mengenal sosokmu
Engkau pahlawan dari India, ajaranmu hidup dan sangat relevan untuk zaman
Bukanku dustakan Al-Qur’an dan Sunnah
Aku memujimu, dengan alasan yang filsofis
Engkau memahami agama dengan baik, ajaranmu seperti Rasulullah
Menegakkan kebenaran dengan kelembutan,
Gandhi namamu, Gandhi, engkau Mahatma Gandhi.

Senin, 27 April-2015





 “Literasi Rakyat”
By: Hanapi
Gelombang ini tak bisa dibendung
Ia berdiri atas ketulusan dan kondisi negeri yang memprihatinkan
Gerakannya menyinari pelosok-pelosok negeri
Para perjuangnya adalah kesatria langit yang turun ke muka bumi
Gelombang ini sangat kuat, ia berdiri ditengah-tengah arus kemiskinan intelektual bangsa
Ia hidupkan semangat untuk khasanah intelektual bangsa ini
Literasi, literasi rakyat memang dibutuhkan,
Demi tegaknya keadilan yang telah lama terbungkam
Cahaya-cahaya itu, perlahan menembus gelapnya dunia rakyat
Gerakan literasi rakyat, membangun semangat dan keadilan
Berkat keikhlasan dan semangat api yang membara
Negara berkembang bisa menjadi Negara maju
Gerakan ini bukan gerakan sosial berdasarkan kepentingan
Ia berdasarkan nurani rakyat, ia berdasarkan ketulusan para kaum cerdik-pandai
Hidup rakyat, hidup rakyat, hidup keadilan dan hak di Negeri Pertiwi.

Selasa, 28 April-2015

“Ibu Kartini”
Hanapi

Sejarah tak pernah lupa pada Ibu yang terhormat ini
Ia juangkan badan dan raga demi hak-hak yang hilang lama
Tetesan tinta tulisan-tulisan indah telah mencatat bukti bahwa ia kesatria
Surat-surat perjuangan kaum wanita
           Zaman telah berkembang namun harumnya tak hilang
           Perjuangannya penuh nilai luhur yang sekarang mulai gersang
           Ia tetap teguh walau hidup dalam sistem Patriarki
           Hak adalah yang dipunyai setiap orang, jika ia dirampas maka Ibu pasti membelanya
Keberaniannya telah menggoreskan catatan emas tinta sejarah bangsa
Kini namanya tak asing ditelinga para pemuda bangsa
Ia ibu, ibu kebanggan negeri, negeri yang penuh penindasan
Ia di zaman ketika krisis-krisis kehidupan
           Kaum wanita dilecehkan, kaum wanita dibelenggu oleh kepentingan penguasa
           Ibu Kartini datang bagaikan air hujan ditengah padang pasir
           Ia memperjuangkan kesetaraan gender
           Memperjuangkan agar wanita menjadi wanita yang terhormat
Ibu adalah tempat lahirnya para pemimpin hebat
Ia banyak mengajarkan arti hakikat kehidupan yang nyata
Semangatnya mengalahkan kerasnya petir halilintar
Ibu Kartini engkau adalah Pahlawan Sejati negeri bumi rakyat ini.

“Merpati Yang Terluka”

aku akan terbang setinggi-tingginya
melesat bagaikan kekuatan Illahi
kuat dan tahan diriku demi keadilan dan kemanusian
ku pilih sebuah wadah tempat katanya cendikiwan ber-Akhlak dan moral islam
             burung-burung hitam terbang dengan temannya
             ia melesat mendekati merpati putih yang suci
             tapi merpati dengan siagap dan gagahnya ia tetap tak gentar
             ia tetap pada tujuan dan pilihannya
ia bingung ketika elang-elang hitam itu adalah elang-elang putih
ia terguncang ketika kebaikan berubah menjadi kejahatan demi kekuasaan itu
sendi yang bernilaikan keesaan Tuhan dilupakan oleh elang-elang putih
telah berubah menjadi elang-elang hitam penggores lukanya
             kecepatan elang itu merebas sayapnya
             ia diserang dari segala sudut sisi
             namun berkat Karunia Illahi ia mampu lepas dalam jeratan-jeratan elang-elang hina itu

             kini ia telah memutuskan mengembalikan kedaulatannya sebagai merpati sakti.

“Di dalam Puisi ini ada iman, di dalam iman ada darah perjuangan, di dalam perjuangan ini ada hakikat kebahagian rakyat”.(Hanapi)

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK