Thursday, April 30, 2015

RBK Goes Wild

Oleh: Unggul Sujati Prakoso
Pegiat RBK, Mahasiswa Farmasi

Kali ini merupakan edisi 17/4/2015 ekoliterasi yang melaporlkan cuilan catatan perjalanan di taman nasional Bantimurung Bawakraeng.

Asri nan sejuk itulah gambaran mengenai taman nasional bantimurung bawaraeng (TNBB) yang ada di sulawesi selatan. Ini merupakan kali pertama bagi saya mengunjungi tempat ini yang juga sekaligus sebagai tempat penangkaran dan konservasi berbagai jenis kupu - kupu. Taman nasinal ini berada di kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Perjalanan ke TNBB memakan waktu lebih kurang 2 jam dari kota makassar.

Perjalanan dari kota makassar menuju TNBB menyuguhkan pemandangan alam yang indah khas pedesaan di sulawesi selatan yang mayoritas peduduknya berasal dari suku bugis. Begitu keluar dari kota makassar, yang terlihat di kanan dan kiri jalan adalah sawah yang menguning karena bertepatan dengan musim panen padi. Selain itu terdapat panoraman lain berupa gunung gunung kapur yang menjulang tinggi dan terdapat aktivitas penambangan batu kapur sebagai bahan baku pembuatan semen sehingga akan terlihat pada salah satu bagian pengunungan kapur akan seperti bagian yang "krowak". Terlihatnya bagian pegunungan kapur juga sebagai penanda bahwa perjalanan hampir sampai ke TNBB.
Begitu tiba di kawasan TNBB, pengunjung akan disambut oleh sebuah gapura besar bertuliskan Taman Baca Mata Aksara Nasional Bantimurung berbentuk setengah lingkaran yang menjulang tinggi. Selain itu ada juga sebuah patung besar berbentuk kera berwarna cokelat dan dikanan serta kiri jalan terdapat hamparan rumput yang tidak begitu luas yang menjadi ladang pangan untuk sapi sapi penduduk sekitar sehingga menambah keasrian kawasan ini. 

Setelah sampai di tempat parkir kendaraan pengunjung akan di sambut kembali dengan kios kios penduduk yang menjajakan aneka suvernir khas TNBB berupa kupu kupu yang telah diawetkan dalam berbagai bentuk hiasan. Bagi saya yang lama tinggal di yogyakarta, kawasan TNBB seperti tidak asing karena hampir hampir mirip dengan kawasan wisata air terjun yang ada dikaliurang dan bukit bukit kapur yang ada di gunung kidul. Namun yang penataan kawasan yang baik menjadikan taman nasional ini menjadi lebih asri dan sejuk.
Didalam area TNBB juga terdapat sebuah museum kupu kupu tempat pameran jenis kupu kupu yang ada di kawansan taman nasional. Namun ketika saya tiba disana sayangnya musem belum dibuka karena masih dalam proses pembangunan. Suasana menjadi semakin asri dan alami dengan adanya aliran air yang di alirkan pada saluran di sebelah kanan dan kiri jalur pengunjung yang berasal dari air terjun yang ada di kawasan ini. Derasnya air terjun bahkan terdengar begitu memasuki pintu masuk kawasan ini sehingga menambahkan kesejukan udara tnbb.

Air terjun yang berasal dari sungai bantimurung ini begitu deras terasa karena masih berada pada musim penghujan. Sungai yang berada di atas air terjun terbentang panjang hingga masuk cukup dalam kedalam hutan di tnbb. Penelusuruan sungai bantimurung dengan melewati hutan, pengunjung akan di suguhkan oleh suasana yg cukup lembab dan dingin karena lebatnya pepohonan yg tumbuh. Jalur penelusuran hutan cukup tertata dengan baik karena telah tersedia jalan setapak yang telah dikeraskan. Selagi berjalan di tengah hutan, suara yang berasal dari satwa yang hidup di kawasan ini sangat menghibur dan indah ketika mendengarnya.
Diujung jalan setapak, terdapat sebuah goa yang merupakan tempat yang biasa digunakan oleh bawakraeng bantimurung seorang raja dari kerajaan goa tallo untuk merenung dan menyendiri. Pengunjung dapat menggunakan jasa pemandu dari masyarakan yang tinggal di sekitar kawasan tnbb. Pemandu yang akan menjelaskan secara detail sejarah dari goa tersebut mulai dari tempat dimana lambang kerajaan goa tallo diambil hingga tempat sang raja duduk bersemedi dan bersembahyang. Namun yang sangat disayangkan adalah banyaknya coretan tangan tangan yang tak bertanggung jawab sehingga mengotori keasrian gua ini.
Bagi penulis yang baru pertama berkunjung ketempat ini, keindahan dan asrian tnbb membuat ingin berkunjung kembali suatu saat nanti dan menikmati suasana alam khas pedesaan di sulawesi selatan yang hijau nan menentramkan hati bagi siapa saja yang berkunjung kemari walaupun aktivitas industri penambangan gunung kapur sedikit mengusik keindahan alam dan kurang terawatnya beberapa fasilitas umum yang tersedia disini seperti taman yang mulai di tumbuhi rumput liar, gedung pertemuan yag terkesan tak terawat, banyaknya coretan dari orang orang yang tak bertanggung jawab.
Ya semoga saja seiring waktu keasrian dan keindahan alam TNBB dapat selalu terawat dan terjaga sehingga dapat dinikmati oleh siapa saja yang memburu keindahan yang telah disediakan oleh alam.
Salam hijau. [17/4/2015]

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK