Friday, November 27, 2015

Berbohong (Cerita Pendek)

Oleh Haruki Murakami
Diterjemahkan oleh : Jafar Suromenggolo (羅向茂)

Aku tidak pandai berbohong. Tapi, berbohong itu sendiri bukanlah suatu perbuatan jang aku bentji. Mungkin ini terdengar tjukup aneh, bolehlah aku ungkapkan bahwa meski aku ndak pandai berbohong, terutama berbohong besar, tapi aku senang berbohong ketjil2an, jang tidak berbahaja namun absurd.

Pernah suatu ketika, aku diminta oleh sebuah madjalah untuk menulis satu ulasan buku. Sebagai penulis buku, aku sebenarnja kurang suka menulis ulasan buku en kalau bisa, malah tidak mau menulis ulasan. Namun pada saat itu, entah mengapa, aku djawab, “Baiklah, akan kukerdjakan.”

Menulis ulasan jang biasa2 aza, tentu ndak menarik. Oleh karena itu, aku putusken untuk menulis suatu ulasan serius atas sebuah buku fiktif jang sesungguhnja tidak pernah ada. Djadilah sebuah ulasan atas satu karya biografi tentang seseorang jang sesungguhnja tidak pernah ada.

Ini lumajan mengasjikkan ketika aku memulainja. Memang, membutuhken kerdja otak untuk mengarang-ngarang suatu buku, tapi tentu aku ndak perlu membuang2 waktu untuk membaca buku.

Dan keuntungan lainnja, aku ndak perlu menghadapi ketjaman seperti “Si Anu jang menulis ulasan brengsek itu atas bukuku,” jang dilontarken si penulis jang bukunja aku ulas.

Ketika ulasan buku fiktif itu terbit, aku telah mempersiapken sedjumlah djawaban seandainja ada jang menulis surat pengaduan seperti “Djangan menulis kebohongan matjam ini!” atau pertanjaan seperti “Di mana dapat aku beli buku tersebut?”.

Sajangnja, tidak ada surat sematjam itu dari pembaca. Ini tjukup mengetjewaken namun djuga pada achirnja, melegaken hati. Mungkin memang tidak ada orang jang benar2 membatja ulasan buku itu jang terbit di madjalah bulanan, tapi tentu aku djuga tidak bisa benar2 memastiken hal ini.

Demikianlah, djika achir2 ini di saat wawantjara aku mendjawab pertanjaan2 jang ada dengan bersungguh2 tapi di masa muda, aku sering mendjawab dengan asal2an. Pernah aku ditanja buku matjam apa jang sedang aku batja, aku djawab aza, “Ja, belakangan ini aku sedang membatja sedjumlah novel dari zaman Meidji (1868-1912). Aku menjukai para penulis jang kurang begitu dikenal, jang sebenarnja ikut dalam gerakan menjumbang khazanah penulisan, seperti misalnja karja2 Mudaguchi Shogo atau Osaka Gohei, jang djuga masih tetap relevan dibatja di masa sekarang ini.”

Tentu djuga, kedua penulis itu tidak pernah ada. Mereka itu sepenuhnja hanjalah isapan djempol belaka. Namun tak ada seorangpun jang benar2 memperhatiken hal tersebut. Nampaknja lumajan djuga lontaran2 jang keluar dari mulutku itu, dan setidaknya, aku tidak sampai bersusah-pajah melakuken hal demikian.

Di dalam bahasa Djepun, ada kita kenal ungkapan ‘berbohong semerah2nja.’ Namun apakah saudara paham mengapa disebut demikian? Di masa lalu di zaman Nara (710-784), ada hukuman mengeriken terhadap mereka jang tertangkap melakukan kebohongan jang kedji dan merusak sendi kehidupan masjarakat. Jaitu, dipaksa menelan 12 buah kue mochi besar jang berwarna merah setjara bersamaan sehingga tersedak mati. Tapi tentu, ini hanjalah satu tjontoh kebohonganku djuga.

Ini karena sudah sedjak lama aku bertanja2 mengapa kita mewarnai kebohongan dengan warna merah. Aku sudah merentjanaken untuk menjelidiki hal ini lebih djauh, tetapi selama beberapa dekade terachir ini aku benar2 sibuk tidak memiliki tjukup waktu (bohong lagi!) dan akibatnja, hal ini masih terbelengkalai.

Sementara itu, di dalam bahasa Inggris dikenal ungkapan ‘white lies’. Ini merudjuk pada kebohongan jang tidak berbahaja (kali ini aku sungguh tidak berbohong!) dan karena itu pula, punja warna putih. Ini mirip dengan kebohongan2 jang aku lontarkan sebab aku pertjaja mereka tidak berbahaja, tidak merugikan siapapun. Sebab bagaimanapun djuga, aku tidak akan sanggup bila dipaksa menelan 12 buah kue mochi besar jang berwarna merah setjara bersamaan.

*Diterdjemahken dari “Masshiro no uso” (真っ白の嘘) karja Haruki Murakami (2001)

sumber: https://www.facebook.com/notes/%E7%BE%85%E5%90%91%E8%8C%82/berbohong/10153461006613153, (8 November 2015)

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK