Monday, September 7, 2015

Ketakwaan Yang Membahagiakan

Oleh: Hanapi

Orang-orang pergi la-lu lantang, pergi dengan kesibukannya sendiri, baju dengan segala khiasan menempel dibadan semua manusia, pergi dengan jarak yang jauh. Panas dan hangatnya kota membuat tetesan keringat jatuh dari kehing ke bumi, kehormatan modern berbeda dengan kehormatan dalam pandangan Agama Tuhan,

“Allah tidak memandang rupa dan bentuk kalian melainkan hati kalian”,

berisik suara dijalanan, mobil berkeliaran pergi sesuai tujuannya, dunia yang fana dicintai orang banyak, jalan yang indah dan sulit dunia ditinggalkan demi kehidupan yang hina ini, jalan-jalan yang macet, pohon yang mulai hilang disetiap kota, di kota Jakarta.
Anak ini duduk diam menunggu bus untuk menuju kejalannya, seorang pengusaha dengan baju yang rapi bernama Pak Kartinius menghampiriNya, pandangan senyum keluar dari seorang Bapak, Ia duduk bersama Anak kecil itu, tangan mengulurkan kebaikan, awan terlintas, indahnya lautan langit yang biru, senyuman keluar dari bibir yang belum mengenal kerasnya dunia dan kehidupan, Bapak Kartiniuspun dijemput oleh sopirnya,
 “Tangan diatas lebih baik dari pada dibawah”,
Pak Kartinius selalu menerapkan nasehat dalam islam, baik dari Rasulullah dan ulama terkemuka, dengan derasnya matahari yang bersinar, bumi yang mulai kiamat dan runtuh oleh kerusakan para kapitalis, ter-sisalah orang yang takwa sebagai cinta Tuhan kepada alam ini.
Mobil hitam yang ber-merek menuju kantor yang megah, gedung yang tinggi, kaca yang anti peluru, sekeliling yang sejahtera tak seperti tempat biasanya, pusat kota yang banyak pinggiran yang pucat.
Kantor Pak Kartinius yang megah, selalu menjaga sekitarnya dengan memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar, dari kalangan yang kurang mampu sampai yang membutuhkan pertolongan, bangunan yang menjulang tinggi bukan monster raksasa yang harus ditakuti, ladang uang yang berkeliaran, sesekali digunakan untuk kebaikan sesama manusia baik muslim maupun non-muslim.
Mobil hitam itu disambut dengan para karyawan kantor, dengan senyuman keluarlah seorang pemilik perusahaan yakni Pak Kartinius, ramah dalam tindakan dan sikap membuat para karyawan merasakan bahwa Ia pemilik perusahaan yang berbeda dikantor-kantor lain yang sombong dan kaku serta kapitalis, berbagai macam hadiah dikeluarkan dari mobil bukan untuk sedekah melainkan hadiah.
Rasulullah lebih suka menerima Hadiah dari pada yang berbentu sedekah, jika sedekah maka Ia akan memberikaNya kepada orang lain, kalau hadiah baru diterima Rasulullah, hadiah itu sangat banyak, karyawan yang menonton berlari membantun untuk mengeluarkannya, heran dan perasaan aneh menyelimuti manusia yang terbiasa bersikap acuh tak acuh, kedatangan seorang pemilik perusahaan ini memang berbeda tingkahnya, dipanggilnya seorang karyawan pembersih oleh Pak Kartinius, putih yang berlipat mengulur ke arah karyawanNya, sipu dan mau serta ucapan bersyukur dalam tindakan dilakukan oleh KaryawanNya, Pak Karti hanya bilang jangan berlebihan dalam menyikapinya, sudah kewajiban muslim saling memberi dan tolong menology, gunakan uang itu dijalan yang baik sesuai kebutuhanmu. Karyawan tadi hanya menjawab Ya.

Hari yang aneh tanpa hujan, hadiah berkumpul untuk semua karyawan, bermacam-macam omongan yang menjadi pembiacaraan ada yang tak tahu siapa yang keluar dari mobil, ada yang heran dengan kebaikanNya.

Pak Kartinius tidak langsung kantor, Ia memanggil semua karyawan untuk mengikutiNya, ntah bingung, rok mini bergantung ditubuh mereka, wanita yang menunjukkan keseksian berjalan dengan riang gembira, hadiah meluluhkan hati mereka, mata Pak Karti hanya tunduk dan bibir yang berucap Istigfar, perusahaan yang telah maju dan terkenal diberbagai kalangan tak mampu menerapkan islam dalam hati dan pikiran Pak Karti selalu bertanya-tanya, perusahaan yang Ia tinggalkan kepada seorang yang dipercaya untuk mengurusnya belum mengarahkan pada sistem perusahaan yang memegang nilai sesuai di Negara ini, wanita dan karyawan hanya heran, melihat langkah kaki Pak Karti menuju bangunan putih, sepi, kubah yang indah melintasi cahaya kelangit tak seindah lagi dengan islam dalam kehidupan manusia, Ia berjalan masuk ke Masjid, para karyawan hanya heran melihat tingkah pemilik Perusahaaan ini, bukan pesta yang di adakan malah sholat yang diajakNya, tak berani menolak para karyawanpun masuk, wanita yang tak memakai rok panjang mulai bingung, muknah diambil dan dibagikan, untunglah Masjid itu banyak muknahnya, yang tak biasa sholat akhirnya sholat, yang tak pernah menyentuh muknah akhirnya menyentuh muknah, senyuman terlintas suci dan berseri dengan wajah indah dimuka Pak Kartinius, lantunan Adzan Ia lantunkan sendiri, para karyawan laki-laki dan perempuan pergi berwudhu, indahnya kebersamaan dalam nuansa islami, lantunan Tauhid menggetarkan relunghati yang mati menjadi cerah.

Tauhid menggetarkan peradaban dunia terutama bangsa Indonesia, “Jihad Konstitusi” Muhammadiyah berhasil mengubah dan memberikan kebaikan kepada rakyat Indonesia, deras air, kerasnya hentakan angin membuat manusia lupa akan TuhanNya, modernisme selalu tak difilter, bukan kebodohan masyarakat tapi kelalaian para penguasa bangsa ini, “situs dakwah diblokir, situs gelap atau porno dibiarkan ditonton”, meringis Negara dan jeritan suara Ibu Pertiwi tak lagi didengar, sholatpun dimulai, Pak Karti memimpin sholat dengan lantunan indah, tak menggunakan ayat yang panjang namun merdu suaranya menggoda, membuka kran air yang tertutup, yang karat menjadi mengkilat, yang berdosa menjadi terhapuskan dosanya, islam datang dengan penuh kelembutan tak pernah islam hadir dengan pedang untuk menegakkan agama kebenaran di dunia, masa sulit dihadapi oleh Rasulullah dan Para Sahabat, akhirnya kemenangan yang umat rasakan, sekarang jumlah umat muslim sangat banyak di indonesia, badai memang takkan pernah berhenti, cahaya permata tak selamanya berkilau, ditengah Negara yang mayoritas muslim ini, korupsi dan nepotisme merajalela, hukum tak memberikan keadilan, persamaan di depan hukum hanya dongeng belaka
Sholatpun selesai. Para karyawan hanya bingung, apalagi yang akan dilakukan bapak ini sebagai bos kita, kata intan seorang karyawan diperusahaan itu kepada anggi temannya, sibuk dengan dzikir pak Karti larut dalam keheningan, islam Ia pegang dengan kebahagian bukan ketertidasan, semua karyawan telah menunggu diluar, Ia masih sibuk dengan doanya, kasih sayang dan pujian kepada Maha Kuasa selalu Ia katakana, kesyukuranNya membuat Tuhan memberikan rezeki yang lancar kepadaNya. Pak Karti keluar dari Masjid, rangga langsung bertanya, mau kemana lagi kita pak?, pak kartinius menepuk pundak rangga dengan halus, namun intan berusaha menggoda pak Karti, godaan dan panggilan serta senyuman, intan berusaha mendekati Pak Karti, wanita yang cantik dan seksi, kalau lelaki lain melihat tingkahNya langsung jatuh dalam kehinaan dosa kemaksiatan dunia, pak Karti hanya senyum dan menasehati intan, kamu wanita yang cantik jagalah kecantikan ini,  agar Allah selalu mencintaimu, dan selalu memberikanmu kebahagian, tutupilah keseksian itu dengan baju terhormat yang Allah tentukan dalam syariatNya, 

mendengar itu wajah Intan marah, kemerahan diwajahNya layakNya api neraka yang membara, dengan halus Intan meninggalkan pemilik perusahaan yang terkenal itu, hebat sekali bapak itu tidak tergoda denganku kata Intan, semua karyawan diajak pak Kartinius untuk makan bersama, Ia sebagai pemilik perusahaan akan mentraktir para karyawannya hari, gebuh-gebuh kebahagian melekat pada semua karyawan, seorang yang lama tak ada, muncul sebagai bintang yang menyinari bumi, masalah kemiskinan Ia selesaikan, kapitalisme ditolaknya, hukum tak adil dilawanNya, Pak Karti dan semua karyawannya telah sampai menuju rumah makan, mereka makan dengan sepuasnya, ketika pak Karti sedang makan, tiba-tiba ada orang yang mengenalinya, orang itu mendekat, bunga itu mendekat, harumnya tak hilang, seorang penduduk desa yang merasa kenal dengan pak Kartinius, semua anak karyawanNya merasa heran, kenapa orang ini bisa mengenal Bossnya pemilik perusahaan yang terkenal.

Wajah yang sederhana serta sikap tawadhu yang terlihat dalam raut muka pak Karti seorang yang Ia kenal itu menghampiri, ini bapak Karti kan,? Yang selalu di Masjid di dekat arah menuju desa saya, yang selalu membaca Al-Qur’an dan Adzan di Masji itu?,
....semua merasa heran mendengar pertanyaan itu, seorang karyawan bernama intan, malah berfikir tak mungkin seorang pemilik perusahaan yang kaya raya, sibuk dengan ibadah kepada Tuhan yang banyak memakan waktu, membuat tak bisa bekerja, wanita ini seperti telah dirasuki penyakit kehidupan materi dunia, pak Karti menyapa dengan senyuman bahagia, Ia Bapak, saya yang sering di Masjid.

 Mendengar itu, semua karyawan terkejut, SubhanaAllah, bapak memakai baju yang indah, rupanya bapak seorang pemilik perusahaan ya, saya mendengar berita ternyata memang ya, kata Seorang Bapak itu, rasa tak percaya menghinggapi para karyawan, semua terpaku melihat kejadian itu, ini hanya rezeki Allah bapak, ini hanya titipan semata, ketakwaan yang Allah cintai bukan materi dunia ini yang akan hancur. Bapak tadi dengan mata berbinar, merasa bangga. Ia hanya meminta izin untuk pulang kepada pak Kartinius, tidak lupa, sebuah kebaikan itu berjalan, pak Karti memberikan amplop kepada Bapak itu sebelum Ia pergi, dengan kata jangan tolak pak, Bapak itu menerimaNya.


Akhirnya bapak itu pergi dan semuanya merasa terharu.

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK