Thursday, September 3, 2015

Refleksi sekolah literasi: Memaknai Kehidupan

Ahmad Sarkawi, pegiat RBK

Proses yang dilakukan bersama dalam sekolah literasi sangatlah membahagiakan, membangun semangat berbagi merupakan ciri yang penting untuk tidak dilupakan. Dialog setiap manusia yang berada dalam ruang bersama sekolah literasi tentu saja memberi makna setiap kita, namun yang menjadi indah dalam sekolah literasi adalah tumbuhnya cinta dan kasih sayang antar sesama modal dari benih-benih kepercayaan antar sesama.

Dalam proses yang dilakukan pada setiap pelatihan atau sekolah kita sering mendengar kontrak belajar dan pemetaan kekhawatiran. Tetapi bila saya memfasilitasi yang disebut “kontrak belajar” saya selalu menggantikan dengan kesepakatan bersama sedangkan pemetaan kekhawatiran saya menggantikan dengan kekuatan kepercayaan. Sederhananya jika menggunakan pemetaan kekhawatiran itu berangkat dari asumsi kecurigaan sedangkan menggunakan kekuatan kepercayaan adalah berangkat dari asumsi kekuatan Trust yang ada pada setiap individu yang mengikuti proses berbagi pengetahuan dan pengalaman bersama. Penggunaan kontrak belajar ini lebih pada pilihan kata saja sebenarnya namun saya punya alasan tidak mengunakan kata belajar, diajar dan sebagainya yang menggunakan kata dasar ajar. Karena menurut subjektif saya kata ajar menjadi relasi tidak setara. Maka saya menggunakan kata berbagi pengetahuan dan pengalaman, asumsi saya setiap orang mempunyai pengetahuan dan pengalaman dengan kekuatan berbagi maka pengetahuan dan pengalaman setiap individu bisa diramu menjadi pengatahuan dan pengalaman bersama sebagai proses berbagi dalam kehidupan.

Melalui sekolah literasi mengingatkan saya bahwa berbagi tidak mesti melihat ke siapa kita berbagi namun lebih pada proses refleksi terhadap perjalanan kemanusiaan kita semata. Misalnya seperti cerita masa kecilku : pada hari jumat hampir 20 tahun yang lalu seorang laki-laki datang menuju kerumah kemudian menyampaikan niatnya pada bapakku bahwa dia mau menginap dirumah padahal laki-laki itu belum ada yang mengenalnya di tengah keluargaku, semua anak-anak keberatan jika laki-laki itu menginap di rumah. Tapi saat itu bapak menyampai dengan suara yang tenang “laki-laki itu adalah malaikat yang akan menyempurnakan amal ibadah kita”. Akhirnya kita semua menerima, hampir satu minggu laki-laki itu menginap. Anehnya bapak tidak ada kekhawatiran sedikitpun, terus aku protes saat itu dengan berbagi kekhawatiranku namun bapak selalu menang. Bapak memberikan penjelasan kepadaku “kamu harus menghilangkan kekhawatiran dan kecurigaan kepada siapapun walaupun itu sangat kecil, belajarlah untuk percaya kepada semua orang bahwa semua manusia di dunia ini adalah baik”.

Sekolah literasi tidak sekedar mengenal tulisan dan bacaan namun lebih jauh dari itu semua, yaitu proses memahami setiap makna kehidupan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis kemudian melahirkan berbagi aksi nyata sebagai bentuk komitmen terhadap kemanusiaan kita.

Condang catur, 4 September 2015


No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK