Tuesday, September 8, 2015

"Semesta Mendukung" RBK

Agam Primadi
(Pegiat Rumah Baca Komunitas)

Gerakan membaca merupakan suatu gerakan yang harus dipelopori oleh siapa saja dan lebih dari satu, sebagai visi pencerdasan bangsa maka negara pun tidak boleh absen dari dari gerakan ini. Secara histori, gerakan ini berdiri bersamaan dengan peringatan hari pendidikan nasional yaitu  pada tanggal 2 mei 2012. Gerakan Iqro bermula dipelopori organisasi pelajar di Yogyakarta IRM/IPM beberap tahun silam kemudian dilanjutkan dengan nama Rumah Baca Komunitas. Komunitas ini muncul berangkat dari keprihatinan atas betapa miskinnya bahan bacaan masyarakat, dan tidak meratanya distribusi buku, semakin ke daerah tertinggal buku semakin mahal, dan semakin jarang ditemui. Ini mengakibatkan terjadinya kesenjangan pengetahuan di negeri ini sehingga apa yang disebut Taufik Ismail sebagai "Tragedi Nol Baca" harus kita akhiri (baca:RBK)

"Semesta mendukung"
Kata "Semesta Mendukung" sebenarnya adalah sebuah bentuk apresiasi terhadap pertolongan alam yang mendukung gerakan ini berjalan hingga berusia kurang lebih empat tahun. Adalah David Efendi, kami biasa memanggilnya dengan sebutan Cak David.  dari mulut lulusan Amerika tersebut kata itu pertama terlisan dengan sangat sederhana tapi penuh dengan makna. Lalu kemudian kanda Fauzan Anwar Sandiah mencoba menangkap dan menguraikan terhadap saya apa tafsir dari kata "semesta mendukung". Dia memaparkan dengan santai, "saya menangkap makna dari kata semesta mendukung yang dilontarkan cak David adalah pada intinya apabila kita berbuat baik dan memiliki niat baik. Alam dengan senang hati pasti mendukung, alam pada konteks ini diganti dengan kata "Semesta".
Pemaparan tersebut mengingatkan saya pada suatu perkataan bijak "siapa yang menabur angin, maka dia akan menuai badai", bila kita kaji lebih lanjut, ini adalah suatu penjabaran dari hukum sebab akibat yang bisa diartikan apabila kita ingin mendapatkan akibat hasil yang baik, kita harus berbuat sebab yang baik. Sebaliknya apabila perbuatan kita buruk atau telah melakukan sebab yang buruk akibatnya tentu akan buruk juga.
Kemudian perkataan bijak tadi diperkuat dengan Firman Allag SWT dalam Surah Al-Isra (17):(7)  :
" jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri"
Ada beberapa fenomena rill yang saya potret dengan sengaja, mungkin juga ini sebagai bukti nyata alam mencintai komunitas ini.

Pertama, Akses jalan yang diperbaiki
Hijrahnya Rumah Baca Komunitas dari jalan parangteritis menuju kalibedog bukan tanpa alasan, tapi mungkin alasan itu tidak begitu penting untuk dipaparkan secara detail. Setiba saya di Rumah Baca Komunitas, ada semacam kekhawatiran untuk rumah tinggal yang baru jendela ilmu (buku) yang beralamatkan dusun Sidorejo, kalibedog. Kekhawatiran tersebut mengingat akses jalan menuju Rumah Baca sangat memprihatinkan, penuh lobang dan sangat jauh dari sentuhan tangan pemerintah. Namun optimisme para pegiat yang menguatkan fondasi gerakan ini tidak mudah goyah. Dua bulan kemudian, entah siapa yang menggerakkan, tiba-tiba para warga Rt 08 berbondong-bondong datang untuk bergotong-royong memperbaiki jalan tersebut, tak jelas berapa jumlah warga yang terlibat, taksiran saya ada sekitar belasan warga yang bersama dengan para pegiat memperbaiki akses jalan tersebut. Alhasil sekarang akses jalan menuju rumah baca komunitas tersebut mulus dan rapi. lobang yang dulu menganga, seketika menghilang oleh timbunan semen yang bercampur dengan pasir. 
Kedua, Revitalisasi Pinggiran Alun Alun Selatan

RBK on the street yang familiar dengan sebutan perpustakaan jalanan adalah salah satu program Rumah Baca Komunitas. Program ini sebagai bentuk komitmen Rumah Baca Komunitas yang konsen terhadap isu-isu literasi di Indonesia. Bertempat di Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Kegiatan ini biasanya dimulai pada pukul 06.30 pagi sampai dengan pukul 11.00 WIb. Sejak direalisasinya kegaiatan ini pada pertengahan 2013 lalu, berbagai problem ringan datang silih berganti.  Misalnya,  ketika lapak hendak dibuka, debu dan rumput yang tumbuh dengan subur menjadi pekerjaan rumah yang harus di atasi terlebih dahulu guna menciptakan suasana nyaman para pengunjung yang menghampiri lapak baca perpustakaan jalanan.  Namun problem itu ternyata tidak berjalan lama, tiba-tiba Dinas Pekerjaan Umun memasang papan kontrak pertanda pekerjaan akan dilaksanakan secepat mungkin. Kabar akan di percantiknya pinggiran alun alun membuat haru sebagaian pegiat yang setia melawan kantuk setiap pagi demi membuka lapak baca, Artinya, persoalan rumput dan debu akan teratasi.

Ketiga, Kehadiran manusia lain di Rumah Baca Komunitas (KKN 06 UMY)
Saya ingat betul waktu pertama kali bergabung dengan Rumah Baca Komunitas, komunitas ini berdiri dengan tidak banyak orang, namun penuh dengan gagasan yang inovatif.  Seiring waktu berjalan dengan sangat cepat, satu persatu orang datang untuk kemudian bersedia dengan senang hati tanpa pamrih menjadi relawan Rumah Baca Komunitas. Tidak hanya itu, moment yang sangat menyenangkan adalah pada awal bulan september yang lalu, kemunculan anggota kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN 06) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berjumlah 18 orang memberikan warna tersendiri untuk kecerian di rumahnya manusia. Ada semacam kegembiraan di raut wajah beberapa pendiri Rumah Baca Komunitas, Ahmad Sarkawi, Fauzan Anwar Sandiah, David Efendi, dan Sakir misalnya.  Hadirnya manusia baru dirumahnya manusia menyelipkan seuntai kegembiraan bercampur haru diraut wajah para laki-laki ini. Saya berkhusnuzon, mungkin inilah kemenangan kaum literasi yang absolut yang di tunggu-tunggu sejak lama oleh pendiri Rumah Baca Komunitas.


No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK