Wednesday, December 2, 2015

Membangun Kedaulatan Membaca”



“Pejuang Hebat itu dibentuk, baik oleh Alam maupun oleh Masyarakat, terbentuknya pejuang rakyat maka negeri ini takkan sepi lagi dengan seribu para pejuang yang tangguh yang akan melakukan pembaharuan demi terwujudnya kedaulatan rakyat”(Fie).

Oleh: Hanapi

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan Pegiat Rumah Baca Komunitas

            Telah lama aku di Yogyakarta sekitar satu tahun lebih namun telah banyak pengalaman yang telah aku dapatkan dari kota yang indah yang menyimpan banyak sejarah tetapi aku tak menemukan sebuah kisah perjalanan indah bersama sosok wanita yang pernah menemaniku, ntah indah bagi orang lain atau tidak, sebuah kenangan yang cukup berat yang belum bisa aku lepaskan seperti elang yang bisa terbang bebas, aku merasa jiwa dan ragaku ada disini tapi hatiku masih bersamanya, pergi kuliah keluar merupakan tanggungjawab yang berat karena kuliah diluar harus jauh lebih hebat dari pada di daerah karena selama ini banyak pandangan bahwa yang dari luar harus menjadi tokoh yang bisa melakukan perubahan, teringatlah kisah seorang Tokoh islam yang telah melakukan pembaharuan yang sangat besar di indonesia kalau aku berkata tentang perubahan, Sang Pencerah begitulah masyarakat mengenalnya, Yogyakarta banyak menyimpan cerita tentang Pahlawan hebat yang menyimpan kisah yang sangat indah maka tidak salah kalau Yogyakarta ini mendapatkan gelar sebagai kota pendidikan dengan alasan yang historisnya, selama di yogyakarta aku banyak mengenal berbagai macam orang dari berbagai budaya yang berbeda, ras berbeda, sukupun begitu, selama ini disini tempat yang paling aku sukai adalah tempat dimana buku banyak dijual, buku banyak dipinjamkan dengan sukarela, pertama sampai di kota ini aku melihat banyak perbedaan yang jauh dengan kotaku, kota yang tak memiliki banyak pembangunan yang tinggi tapi sangat menawan dan nyaman, disemester awal aku mulai sibuk dengan kegiatan meskipun kesibukan yang aku lakukan tidak seperti teman-teman yang sibuk dengan organisasi tapi aku sibuk membaca buku dan mencari buku yang menarik untuk dibaca.

            Kenangan tentang dia memang belum bisa lepas dalam ingatanku karena waktuku terlalu banyak didampingi dia dulu, disini aku mengenal bagaimana sebuah kehidupan yang jauh lebih luas, aku mengenal teman dari Kalimantan, Palembang, Sulawesi dan Papua, tempat ini mengajarkanku tentang pendidikan multicultural dimana perbedaan bukanlah suatu masalah melainkan memang politiklah yang banyak memecah belah bangsa ini, aku pergi ke kampus dengan teman dari Aceh yang bernama Suhadi, dikampus aku sering bercanda dengan anak-anak dari Sulawesi, dari mengenal merekalah jiwa toleransi tumbuh untuk menjaga bahwa kedaulatan perbedaan tidak pernah ada masalah, selama kita saling menghormati, dalam perjalanan kuliah aku banyak melihat orang-orang yang berjuang membangun sebuah budaya yang langkah dikalangan anak muda bangsa indonesia, mereka yang suka membaca buku dengan kesendirian baik dilobby maupun di tempat perpustakaan, melihat budaya seperti ini maka betapa mirisnya negeriku di daerah yang ada penguasa tapi tak pernah mampu menciptakan gerakan budaya baru untuk membangun sumber daya daerah yang benar-benar memiliki keterpihakan dengan rakyat,

             anak muda di daerahku sangat langkah budaya membaca meskipun perpustaakaan aset daerah ada tapi tak pernah disosialisasikan, aku teringat ketika aku masih SMP waktu itu, disebelah rumahku merupakan rumah orang yang mengurus perpustakaan desa, karena banjir di desaku maka dibawaklah buku-buku desa kerumahnya, disitulah aku mulai mengenal siapa itu Bungkarno dengan cukup lengkap untuk saat ini, para pejuang buku di setiap desa di indonesia memang masih kurang, ini hal yang menyedihkan bagiku, seandainya otonomi daerah disertai dengan otonomi buku dalam jumlah yang besar, dengan disertai alokasi pendaan yang banyak maka aku rasa pemerintah tak perlu sibuk untuk membuat kebijakan yang banyak tetapi tak pernah membangun pada lapisan tingkat bawah, pada suatu hari aku mendengar ada sebuah gerakan literasi dimana buku dipinjam tanpa jaminan apapun, mendengar itu aku begitu penasaran, di negeri kaya di daerahku masih sangat jarang orang-orang ingin berjuang dengan landasan tanpa imbalan maka aku katakana bahwa perjuangan ketulusan merupakan jalan islam yang sesungguhnya, nama gerakan itu hanya aku dengar ditelinga tak pernah aku bisa kesana tapi malam hari aku masuk ke kamar Suhadi sampai melihat sebuah buku, di dalam kamarnya aku melihat Buku Prof. Ramlan Subakti tentang ilmu politik, aku bertanya padanya, kamu mendapatkan buku ini dari mana?, dia memberikan penjelasan bahwa dia meminjam di Rumah Baca Komunitas, aku semakin penasaran dengan rumah baca ini?. Kenapa gerakan seperti ini belum mampu dilipatgandahkan oleh pemerintah.?

           Ntahlah aku tak bisa menjawabnya, mungkin pemerintah sibuk dengan kekuasaannya saja tak pernah memikirkan anak-anak di desa terutama desa yang jauh dari pengawasan pemerintah pusat, kakekku sering bercerita tentang kehebatan pahlawan daerahku negeri Jambi, dari kakek aku banyak tahu bahwa pemimpin Sultan di Jambi bukanlah pemimpin yang berjiwa politisi seperti penjabat sekarang, dulu di Tanah Jawa ada Kerajaan Majapahit yang memiliki Raja yang hebat dengan Panglimanya MahaPatih Gajah Madah dengan Sumpah Palapanya mampu menyatuhkan Nusantara, aku bertanya kepada Suhadi, dimana tempatnya di? Namun Suhadi hanya menjelaskan yang aku hanya mampu menggambarkan dengan sedikit, rasa penasaranku semakin menjadi-jadi karena aku lebih suka berjalan di dunia akademik dari pada dunia politik praktis tapi aku tahu bahwa terjun ke politik harus dilakukan agar pembaharuan kebijakan benar-benar terwujud meskipun memang benar bahwa politik membuat kesalehan menjadi alat pencitraan, melihat ulama di daerah terjebak pada konservatisme tapi tak mampu menciptakan jalan pencerahan, banyak di desaku yang sekolah ke pesantren terbaik di pulau jawa tapi mereka hanya mempunyai kecerdasan individu bukan kecerdasan sosial yang mampu mendobrak sistem yang korup di dalam kemasyarakatan, mau jadi polisi harus bayar ratusan juta sedangkan masyarakat hanya diam dalam belenggu kekuasaan yang romantis yang membuat rakyat tidur nyenyak, setelah bertanya kepada Suhadi aku hanya sibuk melihat buku yang dipinjamnya, aku meminta dia menemaniku untuk kesana tapi dia hanya bilang Ia, setelah sekian lama aku ingin pergi kerumah baca yang sangat membuat hatiku terbuka untuk mengetahui lebih dalam tentangnya, pada malam selanjutnya cecep datang ke kossanku maka pada malam itulah aku mengajaknya ke rbk secara dadakan tanpa perencanaan.

            Langsung saja di menghidupkan motornya, aku dibelakang cecep sambil melihat pemandangan jalanan yang aku rasa cukup menyebalkan, kami pergi dengan santai menuju rumah baca komunitas, rumah yang indah, ketika aku masuk aku melihat seseorang yang sedang duduk di kursi, aku melihat wanita dua yang ada di dalam sedang duduk, ada yang sambil membaca, ada yang sambil memainkan hpnya, aku kenal satunya bernama Lisa, Hai pi kata lisa, kenapa baru kemari, aku hanya menjawab ya sa, baru diajak kesini, lisa memang sering aku tanyakan dia lagi dimana, maka dia sering bilang dia di Rumah Baca Komunitas, melihat buku yang banyak aku heran koq bukunya sebanyak ini, malam itu aku hanya mengobrol biasa-biasa saja tak mengobrol tentang pembicaraan yang serius, malam itu aku ingat sekali ketika Cak David menawarkan kami untuk makan di Rbk tapi aku tidak mau karena bukan aku menolak dengan tidak sopan waktu itu, selain barusan makan, aku juga sangat pemalu orangnya, makanya waktu itu cecep bilang ke yang lain mahlum dia pemalu orangnya, aku hanya senyum karena aku memang memiliki sikap seperti itu, malam itulah aku melihat rumah baca komunitas yang indah, dalamnya sangat memikat hatiku, setelah lama dalam berbicara sambil santai akupu pulang dengan cecep, aku sangat bahagia bisa mengenal sebuah tempat yang bagiku itu sebuah surga yang dihadirkan untuk membebaskan meskipun aku melihat ada tulisan kenapa rumah baca komunitas itu hadir?, karena masalah masih sulitnya akses bacaan sehingga dia


No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK