Friday, December 25, 2015

Review Novel INFERNO

Oleh Lutfi Zahwar 

Dan Brown dalam novel terbarunya, Inferno, menggambarkan bahwa pokok pangkal permasalahan di bumi adalah jumlah populasi, manusia. Sepanjang kehidupannya di bumi manusia membutuhkan makanan, pakaian, papan, dan tak jarang hiburan. Bertambahnya populasi membuat bumi semakin sesak, tanah tak mungkin bertambah luas. Sedangkan kebutuhan pangan dan tempat tinggal tak pernah tak meningkat. 
Peperangan yang selama ini sering kita lihat di televisi atau kita baca lewat surat kabar, dan dikemas dengan alasan agama, perbedaan ideologi, ataupun perbedaan ras tak selamanya tepat. Barangkali di baliknya selalu ada perebutan kekuasaan, perebutan sumber daya untuk melanjutkan hidup. 
Melalui tokoh antagonis, ilmuwan kesehatan Bertrand Zobrist, manusia dianggap sebagai neraka bagi sesamanya. Ledakan populasi menyebabkan dunia menjadi neraka dan mempercepat datangnya kiamat. "Di bawah tekanan overpopulasi, mereka yang tidak pernah berpikir untuk mencuri, akan menjadi pencuri untuk memberi makan keluarga mereka. Mereka yang tidak pernah berpikir untuk membunuh, akan menjadi pembunuh untuk mempertahankan anak-anak mereka, dan seterusnya."
Keyakinan bahwa manusia adalah neraka bagi yang lainnya membuat Zobrist memiliki ide yang tak masuk akal. Ilmuwan itu ingin mengurangi setengah populasi dengan menyebarkan virus berbahaya. Menurutnya hanya dengan mengurangi setengah populasi maka neraka dunia dapat dihindarkan. Perkembangan teknologi, rekayasa genetik untuk tanaman pangan, penemuan energi alternatif atau terbarukan tak akan terlalu ada gunanya. Sebab ujung pangkal segala permasalahan adalah jumlah populasi, manusia. 
Zobrist tak sepenuhnya benar. Tokoh antagonis itu memang hanyalah karangan. Tapi mungkin saja tak sedikit manusia lain yang mempunyai keyakinan semacam Zobrist. Barangkali mereka selama hidup tak pernah merasakan kehangatan, kedekatan, dan keakraban hubungan manusiawi. Manusia tak selamanya menjadi neraka. Sebab tanpa keberadaan manusia lain kita juga tak dapat bertahan hidup.
Mengenalmu dari dekat, menjadi kakakmu selama 26 tahun, aku semakin tak percaya, sanksi pada keyakinan Zobrist. Walaupun sebagai adik kau terkadang menjengkelkan, tapi aku yakin barangkali juga orang lain yang mengenalmu juga yakin bahwa kelahiranmu ke dunia ini bukan jadi neraka bagi yang lain. Selamat ulang tahun adikku Desilia Lusiana, semoga keluarga yang sedang kau bangun selalu dirahmati Gusti Allah. Sampai kapanpun jangan pernah jadi neraka untuk yang lain.

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terbaru

Populer

Hamka For RBK

Hamka For RBK

Sjahrir For RBK

Sjahrir For RBK